MUI Sebut Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Momentum Bangun Perdamaian Dunia
Selasa, 03 September 2024 - 14:18 WIB
JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyebut ada sejumlah poin penting di balik kunjungan ketiga Paus Fransiskus ke Indonesia.
Pertama, ini adalah kunjungan yang sangat penting dan diharapkan mendatangkan manfaat besar bagi penguatan hubungan antarumat beragama tidak saja di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Karena berbagai faktor, hubungan antarumat beragama sering terganggu.
"Agama-agama semestinya ditempatkan antara lain sebagai faktor penting bagi terwujudnya persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah/human fraternity), jangan dijadikan sebagai sumber kebencian (fobia), pertentangan dan bahkan penghancuran. Karena itu, saling respect dan menjaga agama-agama (hifdud Din) haruslah dilakukan oleh masyarakat dan negara," kata Sudarnoto, Selasa (3/9/2024).
Banyak fakta yang menunjukkan kedaulatan kamanusiaan telah dihancurkan untuk berbagai motif. Kekuatan agama harus hadir untuk membela dan mengangkat derajat kemanusiaan.
"Kedua, kunjungan Paus menjadi momentum bersama di kalangan umat beragama untuk menegaskan dan memperkuat komitmen membangun perdamaian," ujarnya.
Menurut dia, pertentangan dan peperangan misalnya yang terjadi di Palestina dan Rusia-Ukraina saat ini mengalami ekskalasi dan ini merusak perdamaian dunia. Karena itu, kekuatan agama-agama menjadi penting untuk misi perdamaian dan melawan segala bentuk penjajahan.
Ketiga, ia melihat jika Paus sangat memahami bahwa Indonesia sebagai negara dan bangsa yang mayoritas berpenduduk muslim memiliki peran yang sangat strategis antara lain dalam mengarusutamakan pandangan Wasatiyatul Islam.
Pertama, ini adalah kunjungan yang sangat penting dan diharapkan mendatangkan manfaat besar bagi penguatan hubungan antarumat beragama tidak saja di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Karena berbagai faktor, hubungan antarumat beragama sering terganggu.
"Agama-agama semestinya ditempatkan antara lain sebagai faktor penting bagi terwujudnya persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah/human fraternity), jangan dijadikan sebagai sumber kebencian (fobia), pertentangan dan bahkan penghancuran. Karena itu, saling respect dan menjaga agama-agama (hifdud Din) haruslah dilakukan oleh masyarakat dan negara," kata Sudarnoto, Selasa (3/9/2024).
Baca Juga
Banyak fakta yang menunjukkan kedaulatan kamanusiaan telah dihancurkan untuk berbagai motif. Kekuatan agama harus hadir untuk membela dan mengangkat derajat kemanusiaan.
"Kedua, kunjungan Paus menjadi momentum bersama di kalangan umat beragama untuk menegaskan dan memperkuat komitmen membangun perdamaian," ujarnya.
Menurut dia, pertentangan dan peperangan misalnya yang terjadi di Palestina dan Rusia-Ukraina saat ini mengalami ekskalasi dan ini merusak perdamaian dunia. Karena itu, kekuatan agama-agama menjadi penting untuk misi perdamaian dan melawan segala bentuk penjajahan.
Ketiga, ia melihat jika Paus sangat memahami bahwa Indonesia sebagai negara dan bangsa yang mayoritas berpenduduk muslim memiliki peran yang sangat strategis antara lain dalam mengarusutamakan pandangan Wasatiyatul Islam.
tulis komentar anda