Lukisan Denny JA Menyambut Paus Fransiskus Dipajang di Galeri Nasional
Minggu, 25 Agustus 2024 - 22:31 WIB
Paus memberikan salam hormat kepada mereka, menciptakan suasana penuh kebahagiaan yang mencerminkan dialog antaragama yang harmonis. Selain itu, Denny JA juga menampilkan lukisan berjudul Paus Mencuci Kaki Rakyat Indonesia, yang menggambarkan Paus membasuh kaki seorang pemuda di tepi sungai.
Lukisan ini menunjukkan sikap kerendahan hati dan kesetaraan yang diwujudkan melalui tindakan simbolis tersebut. Variasi lain dari lukisan ini menggambarkan Paus membasuh kaki seorang penganut Hindu dan seorang Muslim, menegaskan pesan universalitas dalam keberagaman.
Dalam karya-karyanya, Denny JA menggunakan teknologi AI untuk menciptakan komposisi visual yang kompleks, namun ia juga menambahkan sentuhan manual seperti sapuan kuas untuk memberikan dimensi emosional dan personal pada lukisannya. Hal ini membuat karya-karya tersebut memiliki karakteristik unik yang memadukan inovasi teknologi dengan sensitivitas seniman.
Menurut Agus Dermawan, Denny JA telah menciptakan sebuah bentuk seni baru yang tidak hanya relevan dengan konteks sosial saat ini, tetapi juga menjadi pionir dalam penggunaan AI dalam seni lukis di Indonesia. Keberanian Denny JA untuk secara terbuka mengakui dan memanfaatkan teknologi AI dalam proses kreatifnya menjadikannya berbeda dari banyak seniman lain yang cenderung menyembunyikan penggunaan teknologi dalam karya mereka.
Denny JA tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan sosial dan spiritual yang kuat melalui karyanya. Pameran ini menunjukkan bahwa seni dapat menjadi sarana untuk menyatukan perbedaan dan menyebarkan harapan.
Agus Dermawan menilai bahwa Denny JA telah berhasil menyatukan seni dan teknologi untuk menciptakan "lukisan masa depan," yang tidak hanya mencerminkan kondisi sosial saat ini tetapi juga berfungsi sebagai antena sosial, sebagaimana dikatakan oleh Marshall McLuhan bahwa seniman adalah "antenna of society."
Lukisan ini menunjukkan sikap kerendahan hati dan kesetaraan yang diwujudkan melalui tindakan simbolis tersebut. Variasi lain dari lukisan ini menggambarkan Paus membasuh kaki seorang penganut Hindu dan seorang Muslim, menegaskan pesan universalitas dalam keberagaman.
Dalam karya-karyanya, Denny JA menggunakan teknologi AI untuk menciptakan komposisi visual yang kompleks, namun ia juga menambahkan sentuhan manual seperti sapuan kuas untuk memberikan dimensi emosional dan personal pada lukisannya. Hal ini membuat karya-karya tersebut memiliki karakteristik unik yang memadukan inovasi teknologi dengan sensitivitas seniman.
Menurut Agus Dermawan, Denny JA telah menciptakan sebuah bentuk seni baru yang tidak hanya relevan dengan konteks sosial saat ini, tetapi juga menjadi pionir dalam penggunaan AI dalam seni lukis di Indonesia. Keberanian Denny JA untuk secara terbuka mengakui dan memanfaatkan teknologi AI dalam proses kreatifnya menjadikannya berbeda dari banyak seniman lain yang cenderung menyembunyikan penggunaan teknologi dalam karya mereka.
Denny JA tidak hanya menciptakan karya seni, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan sosial dan spiritual yang kuat melalui karyanya. Pameran ini menunjukkan bahwa seni dapat menjadi sarana untuk menyatukan perbedaan dan menyebarkan harapan.
Agus Dermawan menilai bahwa Denny JA telah berhasil menyatukan seni dan teknologi untuk menciptakan "lukisan masa depan," yang tidak hanya mencerminkan kondisi sosial saat ini tetapi juga berfungsi sebagai antena sosial, sebagaimana dikatakan oleh Marshall McLuhan bahwa seniman adalah "antenna of society."
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda