Punya Hutan Alam, Menteri Siti: Indonesia Komitmen Atasi Krisis Iklim
Kamis, 08 Agustus 2024 - 16:10 WIB
JAKARTA - Dengan luasnya hutan alam yang dimiliki Indonesia dan sumber daya yang ada, Indonesia optimistis mampu mengatasi krisis iklim. Keyakinan ini disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
Pandangan ini diungkapkan Menteri Siti dalam diskusi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu 6 Agustus 2024.
"Kami yakin Indonesia akan tetap berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan Folu Net Sink 2030. Kita akan terus menjadi negara adidaya dalam memerangi krisis iklim berkat hutan alam dan sumber daya karbon biru yang luas," kata Menteri Siti, Kamis (8/8/2024).
Kata Menteri Siti, pencapaian Folu Net Sink sebelum target tahun 2030 di Kawasan Ekosistem Leuser menambah kepercayaan diri untuk terus melindungi badak, orangutan, harimau, dan Gajah Sumatera yang merupakan rumah mereka di ekosistem Leuser.
"Indonesia tidak akan pernah goyah dari status negara adidayanya dalam menghadapi krisis iklim," tutup Menteri Siti.
Sebelumnya, Menteri Siti Nurbaya menegaskan, lebih dari 95 persen dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil (SMRS) yang luasnya lebih dari 82 ribu hektar di Aceh, masih dalam kondisi utuh.
Suaka margasatwa ini merupakan komponen penting dari Kawasan Ekosistem Leuser yang luas, yang mencakup lebih dari 2,6 juta hektare.
Dia mengatakan, ekosistem ini telah memenuhi target iklim FOLU Net Sink jauh sebelum batas waktu tahun 2030.
"Saat ini kami sedang menangani kurang dari 5 persen dari luas Suaka Margasatwa Rawa Singkil, yang berupa vegetasi non-hutan yang terkena dampak perambahan dan masalah lainnya, melalui penegakan hukum kolaboratif dan keterlibatan masyarakat," kata Menteri Siti.
"Pada saat ini Tim Gakkum terpadu sudah beberapa minggu ada di lapangan dan saya dilaporkan secara berkala dari lapangan,“ tandasnya.
Dari laporan lapangan Menteri mencatat bahwa revegetasi alami sedang mengalami kemajuan pasca perambahan di beberapa bagian vegetasi non-hutan, yang akan dilengkapi dengan pengayaan spesies vegetasi lokal.
"Sedangkan untuk kawasan vegetasi non-hutan yang ditanami kelapa sawit akan kami restorasi secara bertahap," tutup Menteri Siti.
Pandangan ini diungkapkan Menteri Siti dalam diskusi di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu 6 Agustus 2024.
"Kami yakin Indonesia akan tetap berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan Folu Net Sink 2030. Kita akan terus menjadi negara adidaya dalam memerangi krisis iklim berkat hutan alam dan sumber daya karbon biru yang luas," kata Menteri Siti, Kamis (8/8/2024).
Kata Menteri Siti, pencapaian Folu Net Sink sebelum target tahun 2030 di Kawasan Ekosistem Leuser menambah kepercayaan diri untuk terus melindungi badak, orangutan, harimau, dan Gajah Sumatera yang merupakan rumah mereka di ekosistem Leuser.
"Indonesia tidak akan pernah goyah dari status negara adidayanya dalam menghadapi krisis iklim," tutup Menteri Siti.
Sebelumnya, Menteri Siti Nurbaya menegaskan, lebih dari 95 persen dari Suaka Margasatwa Rawa Singkil (SMRS) yang luasnya lebih dari 82 ribu hektar di Aceh, masih dalam kondisi utuh.
Suaka margasatwa ini merupakan komponen penting dari Kawasan Ekosistem Leuser yang luas, yang mencakup lebih dari 2,6 juta hektare.
Dia mengatakan, ekosistem ini telah memenuhi target iklim FOLU Net Sink jauh sebelum batas waktu tahun 2030.
"Saat ini kami sedang menangani kurang dari 5 persen dari luas Suaka Margasatwa Rawa Singkil, yang berupa vegetasi non-hutan yang terkena dampak perambahan dan masalah lainnya, melalui penegakan hukum kolaboratif dan keterlibatan masyarakat," kata Menteri Siti.
"Pada saat ini Tim Gakkum terpadu sudah beberapa minggu ada di lapangan dan saya dilaporkan secara berkala dari lapangan,“ tandasnya.
Dari laporan lapangan Menteri mencatat bahwa revegetasi alami sedang mengalami kemajuan pasca perambahan di beberapa bagian vegetasi non-hutan, yang akan dilengkapi dengan pengayaan spesies vegetasi lokal.
"Sedangkan untuk kawasan vegetasi non-hutan yang ditanami kelapa sawit akan kami restorasi secara bertahap," tutup Menteri Siti.
(maf)
tulis komentar anda