Soal Joni Pemanjat Tiang Bendera Tak Lolos Seleksi TNI AD, Ini Kata Kadispenad
Selasa, 06 Agustus 2024 - 14:19 WIB
JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Kristomei Sianturi buka suara soal Yohanes Gama Marschal Lau alias Joni yang tidak lolos dalam seleksi Caba PK TNI AD 2024. Joni tak lolos akibat tak memenuhi syarat aspek tinggi badan minimal 160 centimeter sedangkan dirinya hanya 155,8 centimeter.
"Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 Cm untuk daerah tertinggal," kata Kristomei, Selasa (6/8/2024).
Kristomei mengatakan, Yohanes alias Joni pernah viral pada pelaksanaan upacara peringatan HUT ke-73 RI, pada 17 Agustus 2018 sempat naik tiang bendera untuk mengambil tali yang putus di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud.
"Piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI AD. Untuk menjadi prajurit TNI AD memang ada beberapa persyaratan dasar yang mutlak dipenuhi," ujarnya.
Kristomei memotivasi Joni agar tidak usah patah semangat, masih terbuka lebar kesempatan bagi yang bersangkutan untuk ikut tes kembali di masa datang. "Sambil mempersiapkan diri memenuhi persyaratan-persyaratan yang mutlak dipenuhi sebagai seorang prajurit TNI AD," ungkapnya.
Seperti diketahui, Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni terkenal karena memanjat tiang bendera pada 2018 lalu saat upacara HUT RI 2018, Joni memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang tersangkut di atas tiang.
Aksi Joni saat itu menuai sorotan publik. Joni yang ketika itu masih duduk di bangku SMP bahkan sampai dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana. Presiden Jokowi bertanya apa yang diinginkan oleh Joni. Bocah itu menjawab ingin sepeda dan renovasi rumah.
Joni juga ditanya mengenai apa cita-citanya. Dia mengaku ingin menjadi tentara dan langsung didukung oleh Jokowi. "Pengen jadi tentara? Ya sudah nanti langsung daftar ke Panglima, langsung diterima kamu, sudah ya," kata Jokowi ketika itu.
Enam tahun berlalu, Joni sudah lulus SMA dan mendaftar jadi prajurit TNI. Sayang, cita-cita Joni belum terwujud lantaran dirinya tidak lolos masuk TNI.
Joni diketahui berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024. Seleksi awal berupa validasi. Namun, Joni dinyatakan tidak lulus karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat. "Selamat malam kakak, saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal," ujar Joni.
"Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 Cm untuk daerah tertinggal," kata Kristomei, Selasa (6/8/2024).
Kristomei mengatakan, Yohanes alias Joni pernah viral pada pelaksanaan upacara peringatan HUT ke-73 RI, pada 17 Agustus 2018 sempat naik tiang bendera untuk mengambil tali yang putus di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud.
"Piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI AD. Untuk menjadi prajurit TNI AD memang ada beberapa persyaratan dasar yang mutlak dipenuhi," ujarnya.
Kristomei memotivasi Joni agar tidak usah patah semangat, masih terbuka lebar kesempatan bagi yang bersangkutan untuk ikut tes kembali di masa datang. "Sambil mempersiapkan diri memenuhi persyaratan-persyaratan yang mutlak dipenuhi sebagai seorang prajurit TNI AD," ungkapnya.
Seperti diketahui, Yohanes Gama Marchal Lau alias Joni terkenal karena memanjat tiang bendera pada 2018 lalu saat upacara HUT RI 2018, Joni memanjat tiang bendera untuk membetulkan tali yang tersangkut di atas tiang.
Aksi Joni saat itu menuai sorotan publik. Joni yang ketika itu masih duduk di bangku SMP bahkan sampai dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana. Presiden Jokowi bertanya apa yang diinginkan oleh Joni. Bocah itu menjawab ingin sepeda dan renovasi rumah.
Joni juga ditanya mengenai apa cita-citanya. Dia mengaku ingin menjadi tentara dan langsung didukung oleh Jokowi. "Pengen jadi tentara? Ya sudah nanti langsung daftar ke Panglima, langsung diterima kamu, sudah ya," kata Jokowi ketika itu.
Enam tahun berlalu, Joni sudah lulus SMA dan mendaftar jadi prajurit TNI. Sayang, cita-cita Joni belum terwujud lantaran dirinya tidak lolos masuk TNI.
Joni diketahui berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi penerimaan Bintara TNI AD Tahun 2024. Seleksi awal berupa validasi. Namun, Joni dinyatakan tidak lulus karena tinggi badannya tidak memenuhi syarat. "Selamat malam kakak, saya gagal di awal validasi. Saya tidak lulus saat validasi awal," ujar Joni.
(cip)
tulis komentar anda