Menag Sebut Dialog Kebangsaan Penting untuk Perkuat Persatuan dan Cegah Intoleransi

Senin, 05 Agustus 2024 - 10:47 WIB
Ketua Dewan Pembina Gekira Hashim Djojohadikusumo mengatakan, dialog kebangsaan penting untuk terus dilakukan di tengah masyarakat Indonesia yang beragam. Menghadapi tantangan Indonesia yang kompleks, dialog kebangsaan sangat perlu.

“Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman etnis, budaya, agama, dan bahasa. Dalam menghadapi tantangan dan dinamika yang kompleks, dialog kebangsaan menjadi semakin penting sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Hashim.

Hashim mengatakan, perbedaan adalah keniscayaan. Menurutnya, keragaman di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa. Pemerintahan Prabowo Subianto nanti terus merawat keragaman yang ada.

“Keberagaman adalah keniscayaan dalam hidup sebagai manusia dan juga sebagai manusia yang hidup di Indonesia. Para pendiri bangsa sudah meletakan dasar yang baik untuk merekatkan keragaman di Indonesia. Pemerintahan Prabowo nanti terus merawat keragaman budaya, agama, suku dan etnis di Indonesia,” ujar Hashim.

Ketua Umum Gekira Fary Djemy Francis menegaskan kembali pesan yang sering disampaikan Prabowo, yaitu seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.

“Pesan yang selalu disampaikan Bapak Prabowo Subianto dalam berbagai acara partai adalah seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak”, ungkap Fary.

Mantan Ketua Komisi V DPR ini memaknai pesan Prabowo dalam hidup bermasyarakat menjadi sahabat bagi semua orang lebih luhur daripada menjadi musuh.

“Ini berarti membangun persahabatan, menjadi sahabat bagi semua orang jauh lebih luhur daripada menjadi musuh, menjadi duri dalam daging bagi orang lain. Kita hanya bisa membangun bangsa dan daerah dalam persahabatan, dalam persaudaraan, dalam kebersamaan, dalam saling respek,” jelas Fary.

Ketua Panitia Dialog Kebangsaan dan Rapat Kerja Gekira Nikson Silalahi mengungkapkan latar belakang diselenggarakannya dialog ini. Menurut Nikson, dialog ini dilakukan karena kejadian terus berulang di tengah masyarakat di mana sekelompok orang sulit menerima perbedaan.

“Dialog kebangsaan ini dilaksanakan, karena di tengah masyarakat ada kejadian yang terus berulang yaitu orang sulit menerima perbedaan. Kita sering membaca dan mendengar, sekelompok masyarakat membubarkan orang yang lagi beribadah. Tidak menerima perbedaan tampak juga dalam sikap mempersulit pendirian rumah ibadah,” ungkap Nikson.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More