Ahmad Gaus Luncurkan 10 Video Pemikiran Denny JA tentang Agama di Era AI
Jum'at, 02 Agustus 2024 - 21:27 WIB
JAKARTA - Penulis Buku, Ahmad Gaus membuat 10 video yang diadaptasi dari buku karyanya berjudul "Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA soal Agama di Era Google". Sebanyak 10 video itu berdurasi 10-27 menit.
Video buku ini merupakan sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menempatkan agama di era Google dan Artificial Intelligence (AI).
“Berbeda dengan pemikir lain, Denny JA membahas agama dengan perspektif baru: Neuro Science, Positive Psychology, Arkeologi, dan data statistik,” ujar Gaus dalam keterangannya, Jumat (2/8/2024).
“Misalnya diungkapkan data. Di negara yang menganggap agama sangat penting oleh lebih dari 90 persen penduduknya (India: Hindu, Indonesia: Islam, Thailand: Budha, Filipina: Katolik), tingkat korupsi di negara itu justru tinggi," sambungnya.
Sebaliknya, lanjut dia, di negara yang tak lagi menganggap agama penting oleh mayoritas penduduknya (negara Skandinavia), korupsi di negara itu justru rendah.
Gaus juga mengungkapkan riset arkeologi atas Nabi Musa dan Nabi Nuh. Riset itu menyatakan eksodus Nabi Musa dan kisah banjir bandang Nabi Nuh tak pernah terjadi dalam sejarah. Kisah ini sebuah moral teaching untuk kesalehan perilaku.
"10 video itu juga memastikan bahwa agama tetap relevan dan berfungsi dalam kehidupan umat manusia di era Google dan AI," kata dia.
Faktanya, aktivitas keagamaan dewasa ini telah terhubung erat dengan teknologi seperti aplikasi dan platform digital, situs web, dan platform media sosial. Bahkan AI dapat digunakan untuk membuat konten yang lebih personal dan interaktif, seperti chatbot yang bisa menjawab pertanyaan tentang agama.
Video buku ini merupakan sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menempatkan agama di era Google dan Artificial Intelligence (AI).
“Berbeda dengan pemikir lain, Denny JA membahas agama dengan perspektif baru: Neuro Science, Positive Psychology, Arkeologi, dan data statistik,” ujar Gaus dalam keterangannya, Jumat (2/8/2024).
Baca Juga
“Misalnya diungkapkan data. Di negara yang menganggap agama sangat penting oleh lebih dari 90 persen penduduknya (India: Hindu, Indonesia: Islam, Thailand: Budha, Filipina: Katolik), tingkat korupsi di negara itu justru tinggi," sambungnya.
Sebaliknya, lanjut dia, di negara yang tak lagi menganggap agama penting oleh mayoritas penduduknya (negara Skandinavia), korupsi di negara itu justru rendah.
Gaus juga mengungkapkan riset arkeologi atas Nabi Musa dan Nabi Nuh. Riset itu menyatakan eksodus Nabi Musa dan kisah banjir bandang Nabi Nuh tak pernah terjadi dalam sejarah. Kisah ini sebuah moral teaching untuk kesalehan perilaku.
"10 video itu juga memastikan bahwa agama tetap relevan dan berfungsi dalam kehidupan umat manusia di era Google dan AI," kata dia.
Faktanya, aktivitas keagamaan dewasa ini telah terhubung erat dengan teknologi seperti aplikasi dan platform digital, situs web, dan platform media sosial. Bahkan AI dapat digunakan untuk membuat konten yang lebih personal dan interaktif, seperti chatbot yang bisa menjawab pertanyaan tentang agama.
tulis komentar anda