Siaga Musim Kemarau, BMKG: Udara Dingin dan Angin Kencang Mengancam
Kamis, 18 Juli 2024 - 18:47 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prospek cuaca mingguan di wilayah Indonesia periode 19-25 Juli 2024. Saat ini, wilayah Indonesia khususnya bagian selatan masih berada pada musim kemarau.
BMKG menyatakan sejak tiga hari terakhir cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.
Sementara itu, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari.
“Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan mengakibatkan penurunan suhu signifikan,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Kamis (18/7/2024).
BMKG juga mengungkapkan angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi. Daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembaban yang lebih rendah.
“Kondisi dingin ini merupakan fenomena umum yang sering terjadi di Indonesia saat musim kemarau,” katanya.
Dalam sepekan ke depan, cuaca cerah hingga berawan diperkirakan masih mendominasi wilayah Indonesia khususnya bagian selatan. Meski demikian, potensi hujan dengan intensitas signifikan masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam sepekan ke depan.
Analisis dan pantauan BMKG dalam sepekan terakhir telah terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia sejak tanggal 13-17 Juli 2024. Dan tidak terpantau adanya hujan dengan intensitas lebat - sangat lebat (di atas 100 mm).
BMKG menyatakan sejak tiga hari terakhir cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.
Sementara itu, angin dominan dari arah timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Hal ini menyebabkan langit menjadi cerah sepanjang hari.
“Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan mengakibatkan penurunan suhu signifikan,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Kamis (18/7/2024).
BMKG juga mengungkapkan angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi. Daerah dataran tinggi atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembaban yang lebih rendah.
“Kondisi dingin ini merupakan fenomena umum yang sering terjadi di Indonesia saat musim kemarau,” katanya.
Dalam sepekan ke depan, cuaca cerah hingga berawan diperkirakan masih mendominasi wilayah Indonesia khususnya bagian selatan. Meski demikian, potensi hujan dengan intensitas signifikan masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam sepekan ke depan.
Analisis dan pantauan BMKG dalam sepekan terakhir telah terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia sejak tanggal 13-17 Juli 2024. Dan tidak terpantau adanya hujan dengan intensitas lebat - sangat lebat (di atas 100 mm).
tulis komentar anda