Kemenag Jadi Role Model Transformasi Digital
Senin, 15 Juli 2024 - 19:33 WIB
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) terus menunjukkan akselerasi yang luar biasa dalam program-programnya. Plt Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufik mengapresiasi berbagai terobosan Kemenag yang kini bisa menjadi role model dalam transformasi digital.
"Kementerian Agama ini akreditasinya bagus-bagus, program-program akselerasinya sangat cepat sekali,” ujar Taufik pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXVII yang diselenggarakan Balitbang Diklat Kemenag di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Dia juga menyoroti berbagai penghargaan yang diterima Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai pemimpin transformasi digital. "Kalau Rhoma Irama itu Satria Bergitar, kalau Menteri Agama Satria Transformasi Digital," katanya.
Mengelola umat Indonesia yang beragam dengan satuan kerja yang jumlahnya banyak merupakan tantangan besar bagi Kemenag. Dia menyoroti 7 program prioritas dari Menteri Agama yang didukung transformasi digital, terutama dengan peluncuran Pusaka Super Apps.
"Digitalisasi layanan umat yang premium dan terjangkau adalah tema pelatihan kepemimpinan nasional ini karena levelnya sudah tinggi sekali, terutama pengintegrasian berbagai aplikasi dalam Pusaka Super Apps. Ini adalah tantangan besar, sangat mudah membuat aplikasi, tetapi mengintegrasikannya menjadi super apps itu sangat sulit," ungkap Taufik.
Menurut dia, banyak negara mengalami stuck dalam transformasi digital karena terjebak pada budaya atau kultur yang belum siap. "Kunci dalam transformasi digital adalah pemimpin yang bisa menggerakkan perubahan mindset dan keterampilan SDM untuk mengoptimalkan teknologi," katanya.
Dia menjelaskan empat tahapan dalam transformasi digital yakni digital readiness, doing digital, being digital, dan becoming digital. Banyak instansi masih berada di tahap doing digital yaitu peralihan dari manual ke digital, tetapi belum mencapai tahap being digital yang menciptakan user experience yang baik.
"Banyak instansi yang melakukan transformasi digital terjebak di tahap doing digital atau becoming digital, berputar-putar membuat aplikasi tetapi mindsetnya belum digital. Wajahnya digital tetapi mindsetnya belum digital," ujar Taufik.
Lahirnya pemimpin yang bisa menggerakkan perubahan mindset digital dan SDM yang digital adalah tujuan PKN. Tahun lalu, tema PKN masih moderasi beragama. Tahun ini fokus menyiapkan pemimpin yang mampu menggerakkan transformasi digital.
"Pemimpin itu kontekstual, tidak dilahirkan tetapi dibentuk melalui sekolah atau madrasah. Setiap zaman memiliki tantangannya sendiri dan memerlukan pemimpin yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Zaman transformasi digital memerlukan pemimpin digital," katanya.
"Kementerian Agama ini akreditasinya bagus-bagus, program-program akselerasinya sangat cepat sekali,” ujar Taufik pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXVII yang diselenggarakan Balitbang Diklat Kemenag di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Dia juga menyoroti berbagai penghargaan yang diterima Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai pemimpin transformasi digital. "Kalau Rhoma Irama itu Satria Bergitar, kalau Menteri Agama Satria Transformasi Digital," katanya.
Mengelola umat Indonesia yang beragam dengan satuan kerja yang jumlahnya banyak merupakan tantangan besar bagi Kemenag. Dia menyoroti 7 program prioritas dari Menteri Agama yang didukung transformasi digital, terutama dengan peluncuran Pusaka Super Apps.
"Digitalisasi layanan umat yang premium dan terjangkau adalah tema pelatihan kepemimpinan nasional ini karena levelnya sudah tinggi sekali, terutama pengintegrasian berbagai aplikasi dalam Pusaka Super Apps. Ini adalah tantangan besar, sangat mudah membuat aplikasi, tetapi mengintegrasikannya menjadi super apps itu sangat sulit," ungkap Taufik.
Menurut dia, banyak negara mengalami stuck dalam transformasi digital karena terjebak pada budaya atau kultur yang belum siap. "Kunci dalam transformasi digital adalah pemimpin yang bisa menggerakkan perubahan mindset dan keterampilan SDM untuk mengoptimalkan teknologi," katanya.
Dia menjelaskan empat tahapan dalam transformasi digital yakni digital readiness, doing digital, being digital, dan becoming digital. Banyak instansi masih berada di tahap doing digital yaitu peralihan dari manual ke digital, tetapi belum mencapai tahap being digital yang menciptakan user experience yang baik.
"Banyak instansi yang melakukan transformasi digital terjebak di tahap doing digital atau becoming digital, berputar-putar membuat aplikasi tetapi mindsetnya belum digital. Wajahnya digital tetapi mindsetnya belum digital," ujar Taufik.
Lahirnya pemimpin yang bisa menggerakkan perubahan mindset digital dan SDM yang digital adalah tujuan PKN. Tahun lalu, tema PKN masih moderasi beragama. Tahun ini fokus menyiapkan pemimpin yang mampu menggerakkan transformasi digital.
"Pemimpin itu kontekstual, tidak dilahirkan tetapi dibentuk melalui sekolah atau madrasah. Setiap zaman memiliki tantangannya sendiri dan memerlukan pemimpin yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Zaman transformasi digital memerlukan pemimpin digital," katanya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda