Mantan Wakapolri Oegroseno Bilang Rudiana Ayah Eki Cirebon Perlu Didalami
Rabu, 10 Juli 2024 - 18:17 WIB
JAKARTA - Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno menilai Iptu Rudiana ayah dari almarhum Muhammad Rizky atau Eki perlu didalami. Sebab, dia melihat Rudiana overaktif dalam mengusut kasus pembunuhan Eki dan Vina di Cirebon yang terjadi pada 2016.
"Kalau dari awal yang perlu didalami adalah Bapaknya Eki, kenapa dia berperan overaktif," ujar Oegroseno di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024).
Dia berpendapat, Rudiana sebagai polisi tahu bagaimana administrasi dan manajemen penyidikan. Dia juga yakin Rudiana paham taktik dan teknis. Dia melihat kesalahan dari awal kenapa membikin laporan model B.
Model B itu masyarakat datang ke polisi memberikan atau membuat laporan. "Dia sebagai seorang anggota polisi membuat laporan peristiwa tanggal 27 (Agustus 2016) tanggal 31, kan aneh. Seharusnya tanggal 27 itu yang membuat laporan adalah petugas yang ke TKP, apakah bapaknya Eki ini datang ke TKP?" tuturnya.
Dia mempertanyakan, siapa sosok polisi yang membuat laporan pertama berita acara tempat kejadian perkara (TKP) di kasus pembunuhan Vina Cirebon. Pasalnya, tak diketahui siapa polisi tersebut dan tak pernah muncul.
Rudiana justru yang membuat laporan di 31 Agustus 2016 pascakejadian, sehingga dia pun menilai Rudiana tidak profesional sebagai anggota Polri. “Dia melakukan hal tak profesional sebagai anggota Polri,” katanya.
Dia menerangkan, seharusnya Rudiana mempersilakan jenazah Eki diautopsi setelah peristiwa itu terjadi. Hal itu jika Rudiana merasa bertanggung jawab terhadap anak dan institusinya.
Dengan autopsi, maka penyebab kematian Eki bisa diketahui. “Kalau dia tanggung jawab terhadap anak, terhadap institusi, dia minta anak saya yang korban ini autopsi silakan, saya pengen tahu dia kenapa matinya, itu saja. Tapi dia tak lakukan, langsung dimakamkan, dua minggu kemudian baru dilakukan pembongkaran, baru diautopsi di situ," ucapnya.
Dia menambahkan, motif pembunuhan Vina dan Eki Cirebon bisa diketahui berdasarkan analisis awal. Paling utama, harus dibuktikan terlebih dahulu apakah memang Eki yang menjadi target utama penganiayaan dan atau pembunuhan, lalu Vina terbawa, atau Vina yang menjadi target.
"Jadi isu pertama itu juga, oh ada percintaan ternyata tak terbukti, nah sebenarnya ada apa ini. Ini harus ditelusuri dari histori atau record perjalanan mungkin dari orang tua Eki, Eki sendiri gimana, sekolah di mana, ini menarik untuk dibuka secara tuntas dan jelas, bukan hanya melihat saat TKP, sebelum TKP juga perlu diselidiki untuk memberikan kepastian motifnya seperti ini," pungkasnya.
"Kalau dari awal yang perlu didalami adalah Bapaknya Eki, kenapa dia berperan overaktif," ujar Oegroseno di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024).
Dia berpendapat, Rudiana sebagai polisi tahu bagaimana administrasi dan manajemen penyidikan. Dia juga yakin Rudiana paham taktik dan teknis. Dia melihat kesalahan dari awal kenapa membikin laporan model B.
Baca Juga
Model B itu masyarakat datang ke polisi memberikan atau membuat laporan. "Dia sebagai seorang anggota polisi membuat laporan peristiwa tanggal 27 (Agustus 2016) tanggal 31, kan aneh. Seharusnya tanggal 27 itu yang membuat laporan adalah petugas yang ke TKP, apakah bapaknya Eki ini datang ke TKP?" tuturnya.
Dia mempertanyakan, siapa sosok polisi yang membuat laporan pertama berita acara tempat kejadian perkara (TKP) di kasus pembunuhan Vina Cirebon. Pasalnya, tak diketahui siapa polisi tersebut dan tak pernah muncul.
Rudiana justru yang membuat laporan di 31 Agustus 2016 pascakejadian, sehingga dia pun menilai Rudiana tidak profesional sebagai anggota Polri. “Dia melakukan hal tak profesional sebagai anggota Polri,” katanya.
Dia menerangkan, seharusnya Rudiana mempersilakan jenazah Eki diautopsi setelah peristiwa itu terjadi. Hal itu jika Rudiana merasa bertanggung jawab terhadap anak dan institusinya.
Dengan autopsi, maka penyebab kematian Eki bisa diketahui. “Kalau dia tanggung jawab terhadap anak, terhadap institusi, dia minta anak saya yang korban ini autopsi silakan, saya pengen tahu dia kenapa matinya, itu saja. Tapi dia tak lakukan, langsung dimakamkan, dua minggu kemudian baru dilakukan pembongkaran, baru diautopsi di situ," ucapnya.
Dia menambahkan, motif pembunuhan Vina dan Eki Cirebon bisa diketahui berdasarkan analisis awal. Paling utama, harus dibuktikan terlebih dahulu apakah memang Eki yang menjadi target utama penganiayaan dan atau pembunuhan, lalu Vina terbawa, atau Vina yang menjadi target.
"Jadi isu pertama itu juga, oh ada percintaan ternyata tak terbukti, nah sebenarnya ada apa ini. Ini harus ditelusuri dari histori atau record perjalanan mungkin dari orang tua Eki, Eki sendiri gimana, sekolah di mana, ini menarik untuk dibuka secara tuntas dan jelas, bukan hanya melihat saat TKP, sebelum TKP juga perlu diselidiki untuk memberikan kepastian motifnya seperti ini," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda