Riwayat Karier Militer Suryo Prabowo, Jenderal TNI yang Saksikan Merah Putih Berkibar Terakhir di TimTim

Senin, 24 Juni 2024 - 18:22 WIB
Beberapa waktu berselang, Suryo menjadi Danden Zipur 5/Dam XVII/Trikora (1989-1990). Sempat bertugas sebagai Kazi Kopassus (1991-1992) dan Danyon Zipur 10 (1992-1994), ia kemudian mendapat mandat baru untuk dinas di Timor Timur.

Selama bertugas di Timtim, Suryo dipercaya untuk menempati berbagai jabatan berbeda. Di antaranya seperti Kasiops Korem 164/WD Timor Timur, Kasiintel Korem 164/WD Timor Timur, Kasiter Korem 164/WD Timor Timur, Kepala Staf Korem 164/WD Timor Timur hingga Wadanrem 164/WD Timor Timur.

Pada periode 1998-1999, Suryo juga merangkap jabatan sebagai Sekretaris Pribadi Kasum ABRI. Kemudian, ia beralih menjadi Asintel Danpaspampres pada 2000-2001.

Suryo Prabowo pecah bintang satu ketika ditunjuk menjadi Wakil Komandan Paspampres (2001-2003). Setelahnya, ia menjabat sebagai Dirjianbang Doktrin dan Lingstra Sesko TNI (2003-2004) hingga Kasdam III/Siliwangi (2004-2006)

Kariernya semakin moncer ketika dipercaya menjadi Pangdam I/Bukit Barisan (2006-2007). Kemudian, ia juga berkesempatan untuk menjabat sebagai Pangdam Jaya (2007-2008) hingga Wakil KSAD (2008-2011).

Puncak karier Suryo didapat ketika menjadi Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Posisi ini ditempatinya pada 2011-2012 setelah menggantikan Marsdya Edy Harjoko.

Sepanjang kariernya di militer, Suryo Prabowo sudah kenyang pengalaman. Namun, salah satu momen yang mungkin tidak akan dilupakannya adalah ketika bertugas di Timor Timur.

Sedikit dijelaskan di atas, Suryo Prabowo pernah berdinas di Timtim dan menempati sejumlah jabatan tertentu. Ia bahkan sempat menduduki jabatan sipil sebagai Wakil Gubernur KDH tkt-I Provinsi Timor Timur sebelum dilaksanakan Referendum.

Suryo sendiri menjadi perwira TNI terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah wilayah itu berpisah dari Indonesia. Sebagai tentara yang tersisa di sana, ia juga membawa dan mengemasi bendera Merah Putih di wilayah itu.

Pada sebuah proses penurunan bendera, dilakukan upacara militer sederhana. Upacara tersebut dihadiri perwakilan dari UNTAET dan INTERFET (International Force for East Timor) pada 30 Oktober 1999. Singkatnya, momen itu menjadi akhir kedaulatan Indonesia atas Timor Timur.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More