Hari Raya Keagamaan Momentum Penguatan Nilai Toleransi dan Perekonomian Masyarakat
Jum'at, 21 Juni 2024 - 18:41 WIB
"Salah satu hikmah Idul Kurban itu sebenarnya adalah untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat luas, sehingga bisa mengatasi gejala-gejala untuk menjadi eksklusif dan merasa tidak diperhatikan," ujar KH Bukhori.
Selain itu, hari raya berkurban juga dapat menjadi jembatan penghubung komunikasi umat lintas agama. Misalnya saja, Masjid Istiqlal di Idul Adha tahun ini menerima hewan kurban dari sahabat nonmuslim.
Kiai selaku unsur pengurus Masjid Istiqlal pun menuturkan, pembagian daging kurban ini tidak terbatas hanya untuk yang muslim, nyatanya yang beragama lain juga ikut menerimanya. Ini menunjukkan kepedulian sosial terhadap semua kalangan, terlepas apapun agamanya.
"Mereka (yang non-muslim) juga kita bagikan, karena statusnya mereka adalah tetangga-tetangga kita yang memang berhak mendapatkan distribusi daging kurban tersebut. Selain membagikan, Masjid Istiqlal juga beberapa kali menerima bantuan atau hadiah berupa hewan kurban untuk disembelih saat Idul Adha. Ini menunjukkan cairnya hubungan antar umat beragama di Indonesia," katanya.
Ia berharap agar perayaan keagamaan seperti Iduladha bisa didukung oleh semua pihak. Sebabnya, perayaan keagamaan menggerakkan roda perekonomian masyarakat di daerah-daerah. Selain banyak masyarakat yang terbantu karena mendapatkan daging kurban, kegiatan jual beli serta distribusi hewan kurban yang serentak dilakukan dalam skala nasional dinilainya mampu memberikan efek moneter yang positif.
"Secara ekonomi juga, bayangkan distribusi hewan kurban ini di musim kurban, itu datang dari mana saja, bahkan ada sapi yang dari Bali dikirim hingga Jakarta. Di Jakarta pun dengan datangnya sapi itu berarti ekonomi hidup, dan memberikan manfaat untuk banyak kalangan yang terlibat di dalamnya, saya kira ini semua sangat positif. Mudah-mudahan, semua masyarakat, baik yang muslim ataupun lainnya di Indonesia, bisa mendapat manfaatnya," katanya.
Selain itu, hari raya berkurban juga dapat menjadi jembatan penghubung komunikasi umat lintas agama. Misalnya saja, Masjid Istiqlal di Idul Adha tahun ini menerima hewan kurban dari sahabat nonmuslim.
Kiai selaku unsur pengurus Masjid Istiqlal pun menuturkan, pembagian daging kurban ini tidak terbatas hanya untuk yang muslim, nyatanya yang beragama lain juga ikut menerimanya. Ini menunjukkan kepedulian sosial terhadap semua kalangan, terlepas apapun agamanya.
"Mereka (yang non-muslim) juga kita bagikan, karena statusnya mereka adalah tetangga-tetangga kita yang memang berhak mendapatkan distribusi daging kurban tersebut. Selain membagikan, Masjid Istiqlal juga beberapa kali menerima bantuan atau hadiah berupa hewan kurban untuk disembelih saat Idul Adha. Ini menunjukkan cairnya hubungan antar umat beragama di Indonesia," katanya.
Ia berharap agar perayaan keagamaan seperti Iduladha bisa didukung oleh semua pihak. Sebabnya, perayaan keagamaan menggerakkan roda perekonomian masyarakat di daerah-daerah. Selain banyak masyarakat yang terbantu karena mendapatkan daging kurban, kegiatan jual beli serta distribusi hewan kurban yang serentak dilakukan dalam skala nasional dinilainya mampu memberikan efek moneter yang positif.
"Secara ekonomi juga, bayangkan distribusi hewan kurban ini di musim kurban, itu datang dari mana saja, bahkan ada sapi yang dari Bali dikirim hingga Jakarta. Di Jakarta pun dengan datangnya sapi itu berarti ekonomi hidup, dan memberikan manfaat untuk banyak kalangan yang terlibat di dalamnya, saya kira ini semua sangat positif. Mudah-mudahan, semua masyarakat, baik yang muslim ataupun lainnya di Indonesia, bisa mendapat manfaatnya," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda