Kemerdekaan dan Pertanian
Selasa, 18 Agustus 2020 - 07:45 WIB
On Farm, Off Farm, Support System
Pembangunan sektor pertanian selama ini mengalami pasang surut, pernah menjadi andalan di awal 70’an dengan revolusi hijau, dimana saat ini peningkatan produksi pertanian merupakan target utama. Bahkan pembangunan infrastruktur seperti sistem irigasi, pembiayaan perbankan, berjalan dengan baik dan berujung pada swasembada pangan pada akhir 70’an. Peneliti Center of Food, Energy and Sustainable Development menilai bahwa pertumbuhan sektor pertanian tersebut masih akan terus terjadi selama pandemi sampai pasca pandemic. Momentum ini seharusnya dapat menjadi refleksi bagi pemerintah, khususnya Pemda untuk memberikan dukungan secara maksimal pada sektor pertanian, khususnya kepada para petani di lapangan. Selama ekonomi bergejolak, sektor pertanianlah yang terbukti mampu menjadi penyelamat ekonomi masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat kecil di pedesaan.
Rumitnya permasalahan di sektor pertanian perlu segera diurai melalui penguatan sistem yang terintegrasi pada sektor pertanian. Sistem tersebut meliputi on farm, off farm, dan supporting system. Dukungan dari sisi on farm melalui upaya peningkatan produksi pertanian, peningkatan nilai tambah, termasuk perbaikan kualitas bibit. Sedangkan pada off farm, perbaikan pasca panen, kualitas dan efisiensi proses pengolahan dan produk perlu terus dilakukan. Pada supporting system, yang terdiri kualitas infrastruktur, akses perbankan/pembiayaan, perlindungan produk, akses pasar, termasuk penerapan teknologi, merupakan paket sistem yang harus dibangun secara bersama-sama. Kita tentu tidak saja hanya membangun sektor produksi (on farm) saja, tetapi pasar dan pengolahan kita terlantarkan, maka petani akan seperti saat ini, penuh ketidakpastian, harga lebih banyak di tetapkan pasar dan tidak adil bagi petani.
Karena umur petani saat ini semakin tua, menurut BPS paling muda berusia 49 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian kurang memberikan insentif bagi kalangan muda untuk terjun ke sektor tersebut. Di Jepang, semacam Dana Desa, diperbolehkan untuk dipakai pengembangan sektor pertanian dengan mengundang pemuda –pemuda Jepang kembali ke sektor pertanian. Pemuda-pemuda ini akhirnya kembali ke Desa, dan menerapkan Artificial Intelligence (AI) dalam membangun sektor pertanian. Melihat ini, sebenarnya peluang bagi pemerintah saat ini, memberikan insentif anak-anak muda Indonesia untuk kembali ke desa dan memberikan kesempatan mereka untuk menerapkan teknologi dalam pengembangan sektor pertanian ini. Belanda, New Zealand, termasuk Jepang, adalah negara –negara yang tetap membangun sektor pertanian nya dengan daya saing yang tinggi dan menghasilkan pendapatan negara yang sangat cukup untuk membangun kesejahteraan rakyatnya.
Pada hari kemerdekaan ini, tentu ini perlu jadi renungan yang mendalam bagi kita semua sebagai warga negara untuk mengingat kembali cita-cita para founding fathers kita, kemerdekaan dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan yang kita inginkan, untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa. Tentu ini belum kita dapatkan, tetapi kita berharap langkah –langkah saat ini yang diambil pemerintah tidak keluar dari rel menuju kesejahteraan bersama, semoga -wallahu’alam.
Pembangunan sektor pertanian selama ini mengalami pasang surut, pernah menjadi andalan di awal 70’an dengan revolusi hijau, dimana saat ini peningkatan produksi pertanian merupakan target utama. Bahkan pembangunan infrastruktur seperti sistem irigasi, pembiayaan perbankan, berjalan dengan baik dan berujung pada swasembada pangan pada akhir 70’an. Peneliti Center of Food, Energy and Sustainable Development menilai bahwa pertumbuhan sektor pertanian tersebut masih akan terus terjadi selama pandemi sampai pasca pandemic. Momentum ini seharusnya dapat menjadi refleksi bagi pemerintah, khususnya Pemda untuk memberikan dukungan secara maksimal pada sektor pertanian, khususnya kepada para petani di lapangan. Selama ekonomi bergejolak, sektor pertanianlah yang terbukti mampu menjadi penyelamat ekonomi masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat kecil di pedesaan.
Rumitnya permasalahan di sektor pertanian perlu segera diurai melalui penguatan sistem yang terintegrasi pada sektor pertanian. Sistem tersebut meliputi on farm, off farm, dan supporting system. Dukungan dari sisi on farm melalui upaya peningkatan produksi pertanian, peningkatan nilai tambah, termasuk perbaikan kualitas bibit. Sedangkan pada off farm, perbaikan pasca panen, kualitas dan efisiensi proses pengolahan dan produk perlu terus dilakukan. Pada supporting system, yang terdiri kualitas infrastruktur, akses perbankan/pembiayaan, perlindungan produk, akses pasar, termasuk penerapan teknologi, merupakan paket sistem yang harus dibangun secara bersama-sama. Kita tentu tidak saja hanya membangun sektor produksi (on farm) saja, tetapi pasar dan pengolahan kita terlantarkan, maka petani akan seperti saat ini, penuh ketidakpastian, harga lebih banyak di tetapkan pasar dan tidak adil bagi petani.
Karena umur petani saat ini semakin tua, menurut BPS paling muda berusia 49 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian kurang memberikan insentif bagi kalangan muda untuk terjun ke sektor tersebut. Di Jepang, semacam Dana Desa, diperbolehkan untuk dipakai pengembangan sektor pertanian dengan mengundang pemuda –pemuda Jepang kembali ke sektor pertanian. Pemuda-pemuda ini akhirnya kembali ke Desa, dan menerapkan Artificial Intelligence (AI) dalam membangun sektor pertanian. Melihat ini, sebenarnya peluang bagi pemerintah saat ini, memberikan insentif anak-anak muda Indonesia untuk kembali ke desa dan memberikan kesempatan mereka untuk menerapkan teknologi dalam pengembangan sektor pertanian ini. Belanda, New Zealand, termasuk Jepang, adalah negara –negara yang tetap membangun sektor pertanian nya dengan daya saing yang tinggi dan menghasilkan pendapatan negara yang sangat cukup untuk membangun kesejahteraan rakyatnya.
Pada hari kemerdekaan ini, tentu ini perlu jadi renungan yang mendalam bagi kita semua sebagai warga negara untuk mengingat kembali cita-cita para founding fathers kita, kemerdekaan dalam menentukan arah kebijakan dan strategi pembangunan yang kita inginkan, untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa. Tentu ini belum kita dapatkan, tetapi kita berharap langkah –langkah saat ini yang diambil pemerintah tidak keluar dari rel menuju kesejahteraan bersama, semoga -wallahu’alam.
(ras)
tulis komentar anda