Profil 9 Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, Mantan Stafsus Jokowi hingga Anak Buah Erick Thohir
Jum'at, 31 Mei 2024 - 20:40 WIB
Anak buah Menteri BUMN Erick Thohir ini juga merupakan komisaris PT PLN (Persero). Dilansir dari laman resmi Kementerian BUMN, Nely punya pengalaman profesional yang panjang di berbagai posisi penting dalam bidang keuangan.
Dia pernah menjabat sebagai Financial Analyst di Ernst & Young Kuwait (2002-2005), Manager National Bank of Kuwait (2005-2006), Manager Ernst & Young – Doha (2007-2008), Senior Manager Ernts & Young Egypt – Cairo (2009-2010), dan Partner Ernest & Young Indonesia (2010-2020) dan berbagai pengalaman lain di bidang konsultan internasional lainnya.
Menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Akuntansi, Universitas Gadjah Mada, dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan meraih gelar Executive MBA, Executive Master of Business Administration di INSEAD, Fountainebleau.
Pria kelahiran Ponorogo, 22 Maret 1973 ini juga menjadi salah satu anggota pansel capim KPK. Dia pernah menjadi staf khusus (stafsus) Presiden Jokowi bidang Ekonomi pada 2018-2019.
Setelah itu, dia dipercaya sebagai Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres). Dia juga tercatat sebagai Komisaris di BUMN PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Dia dilantik sebagai Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Kasetwapres) definitif oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Aula Serbaguna Gedung 3 Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran No. 17-18, Jakarta Pusat, Jumat (18/2/2022).
Sebelum dilantik, dia sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kasetwapres. Dia menjadi Plt Kasetwapres menggantikan Mohamad Oemar yang dilantik Presiden Jokowi sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Perancis, pada Senin (25/10/2021).
Dilansir dari laman Universitas Brawijaya, dia meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Universitas Brawijaya pada 1996. Kemudian, Master of Science (M.Sc), Georg August University Goettingen, Germany pada 2001, dan Doctor of Philosophy (Ph.D), Georg August University Goettingen, Germany pada 2005.
Dilansir laman Setwapres, dia tercatat mengawali kariernya sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya sebelum berkecimpung dalam lingkungan pemerintahan.
Dia pernah menjabat sebagai Financial Analyst di Ernst & Young Kuwait (2002-2005), Manager National Bank of Kuwait (2005-2006), Manager Ernst & Young – Doha (2007-2008), Senior Manager Ernts & Young Egypt – Cairo (2009-2010), dan Partner Ernest & Young Indonesia (2010-2020) dan berbagai pengalaman lain di bidang konsultan internasional lainnya.
Menamatkan pendidikan S1 di Fakultas Akuntansi, Universitas Gadjah Mada, dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan meraih gelar Executive MBA, Executive Master of Business Administration di INSEAD, Fountainebleau.
5. Ahmad Erani Yustika
Pria kelahiran Ponorogo, 22 Maret 1973 ini juga menjadi salah satu anggota pansel capim KPK. Dia pernah menjadi staf khusus (stafsus) Presiden Jokowi bidang Ekonomi pada 2018-2019.
Setelah itu, dia dipercaya sebagai Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres). Dia juga tercatat sebagai Komisaris di BUMN PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Dia dilantik sebagai Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Kasetwapres) definitif oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Aula Serbaguna Gedung 3 Kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Veteran No. 17-18, Jakarta Pusat, Jumat (18/2/2022).
Sebelum dilantik, dia sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kasetwapres. Dia menjadi Plt Kasetwapres menggantikan Mohamad Oemar yang dilantik Presiden Jokowi sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik Perancis, pada Senin (25/10/2021).
Dilansir dari laman Universitas Brawijaya, dia meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Universitas Brawijaya pada 1996. Kemudian, Master of Science (M.Sc), Georg August University Goettingen, Germany pada 2001, dan Doctor of Philosophy (Ph.D), Georg August University Goettingen, Germany pada 2005.
Dilansir laman Setwapres, dia tercatat mengawali kariernya sebagai dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya sebelum berkecimpung dalam lingkungan pemerintahan.
tulis komentar anda