Cerita Panglima TNI Mengintai selama 7 Hari di Hutan saat Lumpuhkan Tokoh Fretilin
Kamis, 23 Mei 2024 - 07:05 WIB
“Sebagai tentara gerilya, aku diajarkan untuk bisa bersembunyi di mana pun, bisa dengan cepat berpindah-pindah, menyerang sekonyong-konyong lalu menghilang, bergerak senyap,” tuturnya, Kamis (23/5/2024).
Dalam pelatihan survival, Agus Subiyanto mengaku pernah dilepas di hutan selama 2-3 hari tanpa perbekalan. Untuk bertahan hidup, dia memakan lumut hati yang biasa menempel di bebatuan dan alang-alang.
“Selama di hutan, aku juga diajarkan untuk melatih penciuman agar sensitif, karena lawan ku adalah orang-orang yang lama tinggal di hutan yang sangat mengerti setiap sisi hutan,” sambungnya.
Pada 1995, tiba saatnya bagi Agus Subiyanto untuk ke medan tempur di Timtim. Dia kemudian diberangkatkan dengan kapal perang KRI Tanjung Amboina. Setelah menempuh perjalanan selama tujuh hari, Agus Subiyanto akhirnya tiba di Pelabuhan Dili, Ibu Kota Timor Timur dan melanjutkan perjalanan darat dengan menggunakan truk ke lokasi gerilya.
Agus Subiyanto bersama pasukannya kemudian berjalan menyusuri hutan dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan tinggi. Hingga akhirnya, dia bersama pasukannya mencapai suatu desa yang menurut kabar, salah seorang tokoh Fretilin kerap tampak di desa tersebut. Dalam hening, Agus Subiyanto mengawasi daerah tersebut.
”Misi kami adalah menyergap dan melumpuhkan tokoh tersebut. Itulah taktik pemburu, memburu target hingga dapat,” ucapnya.
Di antara semak belukar dan lebatnya pepohonan, Agus Subiyanto berdiam diri. Tak beranjak. Bahkan, makan dan buang hajat pun dilakukan di sana. ”Segala kegiatan kami nyaris tanpa suara. Di antara celah- celah belukar, kami melihat orang berlalu lalang. Ada yang menyapu jalanan, ada yang hanya sekadar berbincang,” tuturnya.
Pada suatu malam, saat sedang tertidur di tengah hutan, di bawah pohon besar sambil memegang senapan, Agus Subiyanto sempat bermimpi diberi sebuah pisau emas oleh Presiden Soeharto. ”Aku terbangun dengan perasaan bingung, mimpi tersebut seperti begitu nyata. Entah apa arti dari mimpi tersebut,” kenangnya.
Setelah menunggu dalam diam selama seminggu, akhirnya musuh yang diincar akhirnya muncul. Tanpa membuang waktu Agus Subiyanto pun langsung memburu. Musuh yang tak menyangka akan disergap, tak bisa melawan banyak. Akhirnya, timah panas peluru mampu melumpuhkan tokoh Fretilin tersebut. ”Semua ini berkat taktik pemburu yang diterapkan oleh Kolonel Inf. Prabowo,” akunya.
Dalam pelatihan survival, Agus Subiyanto mengaku pernah dilepas di hutan selama 2-3 hari tanpa perbekalan. Untuk bertahan hidup, dia memakan lumut hati yang biasa menempel di bebatuan dan alang-alang.
“Selama di hutan, aku juga diajarkan untuk melatih penciuman agar sensitif, karena lawan ku adalah orang-orang yang lama tinggal di hutan yang sangat mengerti setiap sisi hutan,” sambungnya.
Pada 1995, tiba saatnya bagi Agus Subiyanto untuk ke medan tempur di Timtim. Dia kemudian diberangkatkan dengan kapal perang KRI Tanjung Amboina. Setelah menempuh perjalanan selama tujuh hari, Agus Subiyanto akhirnya tiba di Pelabuhan Dili, Ibu Kota Timor Timur dan melanjutkan perjalanan darat dengan menggunakan truk ke lokasi gerilya.
Agus Subiyanto bersama pasukannya kemudian berjalan menyusuri hutan dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan tinggi. Hingga akhirnya, dia bersama pasukannya mencapai suatu desa yang menurut kabar, salah seorang tokoh Fretilin kerap tampak di desa tersebut. Dalam hening, Agus Subiyanto mengawasi daerah tersebut.
”Misi kami adalah menyergap dan melumpuhkan tokoh tersebut. Itulah taktik pemburu, memburu target hingga dapat,” ucapnya.
Di antara semak belukar dan lebatnya pepohonan, Agus Subiyanto berdiam diri. Tak beranjak. Bahkan, makan dan buang hajat pun dilakukan di sana. ”Segala kegiatan kami nyaris tanpa suara. Di antara celah- celah belukar, kami melihat orang berlalu lalang. Ada yang menyapu jalanan, ada yang hanya sekadar berbincang,” tuturnya.
Pada suatu malam, saat sedang tertidur di tengah hutan, di bawah pohon besar sambil memegang senapan, Agus Subiyanto sempat bermimpi diberi sebuah pisau emas oleh Presiden Soeharto. ”Aku terbangun dengan perasaan bingung, mimpi tersebut seperti begitu nyata. Entah apa arti dari mimpi tersebut,” kenangnya.
Setelah menunggu dalam diam selama seminggu, akhirnya musuh yang diincar akhirnya muncul. Tanpa membuang waktu Agus Subiyanto pun langsung memburu. Musuh yang tak menyangka akan disergap, tak bisa melawan banyak. Akhirnya, timah panas peluru mampu melumpuhkan tokoh Fretilin tersebut. ”Semua ini berkat taktik pemburu yang diterapkan oleh Kolonel Inf. Prabowo,” akunya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda