Kemenag Bergerak Cepat Tangani KUA Terdampak Banjir Bandang di Kabupaten Luwu
Senin, 06 Mei 2024 - 13:17 WIB
JAKARTA - Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak banjir bandang di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Jumat, 3 Mei 2024. Banjir tersebut menyebabkan jalan poros Wajo-Palopo lumpuh total, memutus akses dan aktivitas sehari-hari penduduk setempat.
Selain itu, banjir juga menyebabkan Kantor Urusan Agama (KUA) Pitumpanua terendam. Akibatnya, dokumen-dokumen penting dan peralatan kantor banyak yang rusak sehingga menghambat pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Merespons hal tersebut, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengaku telah berkoordinasi dengan Kakanwil Kemenag Sulsel untuk mengetahui kondisi gedung yang terdampak, pemulihan data, dan penggantian stok buku nikah yang rusak.
“Pengalokasian kembali stok buku nikah akan segera dilakukan setelah menerima laporan kebutuhan dari daerah terdampak. Hal ini penting mengingat bulan Zulkaidah-Zulhijah merupakan periode dengan tingginya permintaan layanan nikah,” ujarnya, Senin (6/5/2024).
Selain itu, perbaikan gedung dan pemulihan data yang rusak, alokasi anggaran akan disesuaikan setelah menerima laporan rinci dari daerah terdampak. “Langkah ini diambil sebagai respons atas dampak bencana alam yang telah dialami,” imbuhnya.
Kakanwil Kemenag Sulsel Muhammad Tonang mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kemenag Wajo untuk segera melakukan pendataan Barang Milik Negara, khususnya dokumen negara pencatatan nikah di KUA Pitumpanua. “Selanjutnya, langkah mitigasi banjir susulan juga diharapkan segera dilakukan,” pintanya.
Kepala KUA Pitumpanua Ambo Lahang melaporkan, ketinggian air yang mencapai kurang lebih satu meter telah menenggelamkan infrastruktur penting yang mendukung pelayanan publik. “Kerugian diperkirakan mencapai Rp25 juta lebih, termasuk infrastruktur pendukung layanan di antaranya kursi, meja, pagar, dan sebagainya. Selain itu, sejumlah dokumen penting juga rusak, termasuk buku nikah,” ujarnya.
Ambo Lahang juga mengungkapkan, sebelumnya, pihaknya telah mendapat imbauan dari kepala UPT Irigasi tentang potensi banjir yang akan melanda Kabupaten Wajo sebagai dampak lanjutan dari banjir yang telah menghantam Kabupaten Luwu. “Kami telah mendapat imbauan dari kepala UPT Irigasi untuk bersiap menghadapi banjir dari Kabupaten Luwu yang diperkirakan akan berdampak juga ke Kabupaten Wajo,” ungkapnya.
Ambo Lahang juga menjelaskan, pihaknya berhasil menyelamatkan beberapa dokumen penting, termasuk buku nikah dan Akta Ikrar Wakaf, yang memiliki nilai penting bagi warga setempat. Kendati demikian, pihaknya berkomitmen agar pelayanan publik di KUA Pitumpanua dapat beroperasi kembali pada hari ini Senin, 6 Mei 2024. “Kami telah koordinasi dengan staf-staf KUA Pitumpanua agar hari Senin pelayanan publik beroperasi kembali,” ucapnya.
Sebagai informasi, banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur daerah tersebut selama 10 jam tanpa henti. Hal itu mengakibatkan tanggul sungai yang tidak kuasa menahan beban, akhirnya jebol. Air yang meluap bukan hanya merendam jalan, tapi juga permukiman warga, menyisakan lumpur dan kerusakan di mana-mana. Derasnya aliran air yang tiba-tiba menghantam permukiman dan area-area padat penduduk, mengejutkan warga yang tidak sempat menyelamatkan diri, hingga mengakibatkan kehilangan nyawa.
Selain itu, banjir juga menyebabkan Kantor Urusan Agama (KUA) Pitumpanua terendam. Akibatnya, dokumen-dokumen penting dan peralatan kantor banyak yang rusak sehingga menghambat pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Merespons hal tersebut, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengaku telah berkoordinasi dengan Kakanwil Kemenag Sulsel untuk mengetahui kondisi gedung yang terdampak, pemulihan data, dan penggantian stok buku nikah yang rusak.
Baca Juga
“Pengalokasian kembali stok buku nikah akan segera dilakukan setelah menerima laporan kebutuhan dari daerah terdampak. Hal ini penting mengingat bulan Zulkaidah-Zulhijah merupakan periode dengan tingginya permintaan layanan nikah,” ujarnya, Senin (6/5/2024).
Selain itu, perbaikan gedung dan pemulihan data yang rusak, alokasi anggaran akan disesuaikan setelah menerima laporan rinci dari daerah terdampak. “Langkah ini diambil sebagai respons atas dampak bencana alam yang telah dialami,” imbuhnya.
Kakanwil Kemenag Sulsel Muhammad Tonang mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kemenag Wajo untuk segera melakukan pendataan Barang Milik Negara, khususnya dokumen negara pencatatan nikah di KUA Pitumpanua. “Selanjutnya, langkah mitigasi banjir susulan juga diharapkan segera dilakukan,” pintanya.
Kepala KUA Pitumpanua Ambo Lahang melaporkan, ketinggian air yang mencapai kurang lebih satu meter telah menenggelamkan infrastruktur penting yang mendukung pelayanan publik. “Kerugian diperkirakan mencapai Rp25 juta lebih, termasuk infrastruktur pendukung layanan di antaranya kursi, meja, pagar, dan sebagainya. Selain itu, sejumlah dokumen penting juga rusak, termasuk buku nikah,” ujarnya.
Ambo Lahang juga mengungkapkan, sebelumnya, pihaknya telah mendapat imbauan dari kepala UPT Irigasi tentang potensi banjir yang akan melanda Kabupaten Wajo sebagai dampak lanjutan dari banjir yang telah menghantam Kabupaten Luwu. “Kami telah mendapat imbauan dari kepala UPT Irigasi untuk bersiap menghadapi banjir dari Kabupaten Luwu yang diperkirakan akan berdampak juga ke Kabupaten Wajo,” ungkapnya.
Ambo Lahang juga menjelaskan, pihaknya berhasil menyelamatkan beberapa dokumen penting, termasuk buku nikah dan Akta Ikrar Wakaf, yang memiliki nilai penting bagi warga setempat. Kendati demikian, pihaknya berkomitmen agar pelayanan publik di KUA Pitumpanua dapat beroperasi kembali pada hari ini Senin, 6 Mei 2024. “Kami telah koordinasi dengan staf-staf KUA Pitumpanua agar hari Senin pelayanan publik beroperasi kembali,” ucapnya.
Sebagai informasi, banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur daerah tersebut selama 10 jam tanpa henti. Hal itu mengakibatkan tanggul sungai yang tidak kuasa menahan beban, akhirnya jebol. Air yang meluap bukan hanya merendam jalan, tapi juga permukiman warga, menyisakan lumpur dan kerusakan di mana-mana. Derasnya aliran air yang tiba-tiba menghantam permukiman dan area-area padat penduduk, mengejutkan warga yang tidak sempat menyelamatkan diri, hingga mengakibatkan kehilangan nyawa.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda