Waspada Bencana Eksternalitas Sampah

Senin, 06 Mei 2024 - 05:30 WIB
Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan RI. Foto/SINDOnews
Candra Fajri Ananda

Staf Khusus Menteri Keuangan RI

INDONESIA merupakan negara yang memiliki potensi ekonomi tinggi, kian diperhatikan dunia internasional sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang memiliki sejumlah karakteristik sehingga mampu menempatkan negara ini dalam posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Bank Indonesia menyebut bahwa ekonomi Indonesia saat ini akan menjadi yang terbaik di dunia.



Hal tersebut lantaran selama periode 2014-2022, rata-rata Kontribusi PDB manufaktur terhadap total PDB Indonesia adalah sebesar 19,9%. Angka tersebut berhasil menempatkan Indonesia lebih tinggi dari rata-rata kontribusi PDB manufaktur dunia yang sebesar 16,26% maupun rata-rata negara OECD (13,6%), juga melampaui negara-negara peers seperti Australia (5,8%), Brazil (10,5%), Rusia (12,5%), India (14,5%), Italia (14,7%), dan Filipina (18,8%).

Bahkan kini, tatkala kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja, ekonomi Indonesia mampu terus bertumbuh hingga menumbuhkan optimistisme segenap pelaku ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perekonomian Indonesia 2023 tumbuh 5,05% atau mencapai Rp20.892,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp75,0 juta atau USD4.919,7.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan sektor industri manufaktur di Indonesia juga menunjukkan catatan positif dan berdaya saing. Kemenperind RI mencatat bahwa dalam kurun waktu 2014-2022, PDB manufaktur Indonesia memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 3,44% per tahun. Rata-rata pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dunia yang sebesar 2,35%, maupun anggota The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang sebesar (2,08%).

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi telah lama dianggap sebagai tonggak kemajuan bagi banyak negara di seluruh dunia. Patut diakui bahwa Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah dan populasi yang besar telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Sayangnya, dalam perjalanan menuju kemakmuran tersebut, terjadi kontradiksi yang signifikan terhadap kerusakan lingkungan. Sementara pertumbuhan ekonomi yang pesat membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi banyak orang, dampak negatifnya terhadap lingkungan sering kali terabaikan atau diabaikan.

Darurat Pengelolaan Sampah

Berbagai diskursus menyebutkan bahwa penyebab utama kerusakan lingkungan adalah kegiatan manusia dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu, masalah terpenting pembangunan ekonomi sebenarnya terletak pada cara untuk menghadapi trade off antara pembangunan dan upaya pelestarian lingkungan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More