Prabowo-Gibran Butuh PKB meski saat Pilpres Jadi Sasaran Jurus Slepet Cak Imin
Kamis, 25 April 2024 - 17:20 WIB
JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) menjadi partai pertama yang dikunjungi Prabowo Subianto setelah ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (24/4/2024). Hal ini menandakan PKB tetap penting bagi Prabowo-Gibran .
"Meskipun PKB menjadi musuh utama dalam Pilpres 2024 dengan jurus slepet Cak Imin kepada pasangan Prabowo-Gibran, upaya menarik PKB ke dalam pemerintahan baru Prabowo-Gibran tetap penting untuk dilakukan," kata Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam kepada SINDOnews, Kamis (25/4/2024).
Umam kemudian menjabarkan beberapa keuntungan jika Prabowo-Gibran berhasil menarik PKB ke koalisi pemerintahan mendatang.Pertama, PKB memiliki kekuatan suara di parlemen yang bisa menambal kekurangan dukungan politik Prabowo-Gibran di parlemen. Sehingga, pemerintahan baru bisa lebih stabil.
Diketahui, berdasarkan hasil Pemilu 2024, PKB diperkirakan memiliki 68 kursi DPR RI. Partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar ini masuk lima besar dari total delapan partai yang lolos ke Senayan.
"Kedua, meskipun memiliki hubungan tidak harmonis dengan PBNU, PKB merupakan satu-satunya partai politik yang diyakini menjadi representasi dari kekuatan politik kaum Nahdliyin, yang merupakan kekuatan Islam moderat terbesar di Indonesia," ujar Umam.
Saat ini, di koalisi Prabowo-Gibran baru ada Partai Amanat Nasional (PAN) selaku partai berbasis ormas Islam, Muhammadiyah. Maka, kata Umam, masuknya PKB akan mengokohkan dukungan politik Islam moderat terhadap pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
"Ketiga, jika Prabowo-Gibran membuka pintu bagi masuknya PKB dan menahan PKS untuk berada di luar, langkah itu akan mencitrakan komitmen ideologis pro-Islam moderat dari pemerintahan baru Prabowo-Gibran," katanya.
Keempat, kedekatan Prabowo-Gibran dengan PKB akan mendekatkan pemerintahan baru dengan basis massa Nahdliyin. Basis pemilih loyal PKB, kata Umam, terbukti mengalami split ticket voting di Pemilu 2024.
"Meskipun PKB menjadi musuh utama dalam Pilpres 2024 dengan jurus slepet Cak Imin kepada pasangan Prabowo-Gibran, upaya menarik PKB ke dalam pemerintahan baru Prabowo-Gibran tetap penting untuk dilakukan," kata Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam kepada SINDOnews, Kamis (25/4/2024).
Umam kemudian menjabarkan beberapa keuntungan jika Prabowo-Gibran berhasil menarik PKB ke koalisi pemerintahan mendatang.Pertama, PKB memiliki kekuatan suara di parlemen yang bisa menambal kekurangan dukungan politik Prabowo-Gibran di parlemen. Sehingga, pemerintahan baru bisa lebih stabil.
Diketahui, berdasarkan hasil Pemilu 2024, PKB diperkirakan memiliki 68 kursi DPR RI. Partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar ini masuk lima besar dari total delapan partai yang lolos ke Senayan.
"Kedua, meskipun memiliki hubungan tidak harmonis dengan PBNU, PKB merupakan satu-satunya partai politik yang diyakini menjadi representasi dari kekuatan politik kaum Nahdliyin, yang merupakan kekuatan Islam moderat terbesar di Indonesia," ujar Umam.
Saat ini, di koalisi Prabowo-Gibran baru ada Partai Amanat Nasional (PAN) selaku partai berbasis ormas Islam, Muhammadiyah. Maka, kata Umam, masuknya PKB akan mengokohkan dukungan politik Islam moderat terhadap pemerintahan baru Prabowo-Gibran.
"Ketiga, jika Prabowo-Gibran membuka pintu bagi masuknya PKB dan menahan PKS untuk berada di luar, langkah itu akan mencitrakan komitmen ideologis pro-Islam moderat dari pemerintahan baru Prabowo-Gibran," katanya.
Keempat, kedekatan Prabowo-Gibran dengan PKB akan mendekatkan pemerintahan baru dengan basis massa Nahdliyin. Basis pemilih loyal PKB, kata Umam, terbukti mengalami split ticket voting di Pemilu 2024.
tulis komentar anda