Produktivitas Panen Padi Jawa Tengah Tertinggi di Indonesia
Senin, 17 Agustus 2020 - 19:55 WIB
JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan sebagai daerah dengan tingkat produksi beras tertinggi se-Indonesia tahun 2019. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, tepat pada HUT ke-75 Republik Indonesia, Senin (17/8/2020).
Penghargaan diperoleh karena Jateng berhasil memproduksi panen padi 9.655.654 ton gabah kering giling (GKG), pada tahun 2019. Jumlah tersebut, setara dengan produksi beras 5.523.969 ton beras. Adapun luas tanam pada tahun tersebut seluas 1.692.546 hektar dan luas lahan panen 1.678.479 hektar.
Produktivitas padi Jawa Tengah lebih tinggai dari Provinsi Jawa Timur yang memiliki lahan panen lebih luas, yakni 1.702.426 hektar. Dengan luasan tersebut, provinsi itu menghasilkan 9.580.933,88 ton GKG. Produksi tersebut setara 5.496.581 ton beras. Tempat ketiga adalah Provinsi Jawa Barat dengan luas panen 1.578.835 hektar dan menghasilkan padi 9.084.957 ton GKH, setara 5.212.039 ton beras.
Sementara itu, posisi keempat ditempati oleh Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, DI Aceh, Sumatera Barat, dan Banten.
Selain provinsi Jateng yang memeroleh penghargaan, tiga kabupaten di Jawa Tengah juga memeroleh predikat produsen padi tertinggi. Ketiganya adalah Kabupaten Grobogan dengan 772.551 ton GKG di tempat ke delapan, Kabupaten Sragen dengan 766.012 GKG di tempat ke sembilan dan Kabupaten Cilacap dengan 699.965 GKG
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro bersyukur atas capaian tersebut. Ia mengatakan, selain usaha keras dari para petani, jalinan kerjasama antar sektor juga memengaruhi kenaikan produktivitas lahan padi di Jateng.
"Sektor pertanian kalau nyambut gawe (bekerja) dipengaruhi wong jaba (orang luar), bibit dari swasta, saluran irigasi dari PSDA, pupuk dari BUMN. Ini hasil kerjasama di bawah arahan Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah)," ungkapnya.
Suryo mengatakan, untuk menggenjot produksi padi, pihaknya memberikan berbagai bantuan dan program. Di antaranya, melakukan pembasmian hama wereng dan tikus, percepatan tanam dan pemberian bantuan pompa air.
Selain itu, Distanbun juga menyediakan bantuan alat pemanen (Combine Harvester). Selain itu, pihaknya juga menyiapkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Tahun 2020 ini, disiapkan asuransi untuk 35 ribu hektar sawah puso, yang dananya bersumber dari APBD Jateng.
Penghargaan diperoleh karena Jateng berhasil memproduksi panen padi 9.655.654 ton gabah kering giling (GKG), pada tahun 2019. Jumlah tersebut, setara dengan produksi beras 5.523.969 ton beras. Adapun luas tanam pada tahun tersebut seluas 1.692.546 hektar dan luas lahan panen 1.678.479 hektar.
Produktivitas padi Jawa Tengah lebih tinggai dari Provinsi Jawa Timur yang memiliki lahan panen lebih luas, yakni 1.702.426 hektar. Dengan luasan tersebut, provinsi itu menghasilkan 9.580.933,88 ton GKG. Produksi tersebut setara 5.496.581 ton beras. Tempat ketiga adalah Provinsi Jawa Barat dengan luas panen 1.578.835 hektar dan menghasilkan padi 9.084.957 ton GKH, setara 5.212.039 ton beras.
Sementara itu, posisi keempat ditempati oleh Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Utara, DI Aceh, Sumatera Barat, dan Banten.
Selain provinsi Jateng yang memeroleh penghargaan, tiga kabupaten di Jawa Tengah juga memeroleh predikat produsen padi tertinggi. Ketiganya adalah Kabupaten Grobogan dengan 772.551 ton GKG di tempat ke delapan, Kabupaten Sragen dengan 766.012 GKG di tempat ke sembilan dan Kabupaten Cilacap dengan 699.965 GKG
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro bersyukur atas capaian tersebut. Ia mengatakan, selain usaha keras dari para petani, jalinan kerjasama antar sektor juga memengaruhi kenaikan produktivitas lahan padi di Jateng.
"Sektor pertanian kalau nyambut gawe (bekerja) dipengaruhi wong jaba (orang luar), bibit dari swasta, saluran irigasi dari PSDA, pupuk dari BUMN. Ini hasil kerjasama di bawah arahan Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah)," ungkapnya.
Suryo mengatakan, untuk menggenjot produksi padi, pihaknya memberikan berbagai bantuan dan program. Di antaranya, melakukan pembasmian hama wereng dan tikus, percepatan tanam dan pemberian bantuan pompa air.
Selain itu, Distanbun juga menyediakan bantuan alat pemanen (Combine Harvester). Selain itu, pihaknya juga menyiapkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Tahun 2020 ini, disiapkan asuransi untuk 35 ribu hektar sawah puso, yang dananya bersumber dari APBD Jateng.
Lihat Juga :
tulis komentar anda