Samakan Gibran dengan Sopir Truk Maut di GT Halim, Hasto Singgung soal Usia
Sabtu, 30 Maret 2024 - 18:32 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menyamakan Gibran Rakabuming Raka dengan sopir berinisial MI yang menyebabkan tabrakan beruntun di Gerbang Tol (GT) Halim, Jakarta Timur beberapa hari lalu.
Hasto berkata, salah satu faktor kecelakaan itu terjadi akibat sopi tak memiliki SIM dan masih berusia di bawah umum. Ia berkata, tingkat kedewasaan sopir belum matang lantaran langsung emosi kala disenggol sebuah mobil.
"Ini sebagai contoh bagaimana ketika orang hanya berorientasi pada hasil, (sementara) proses, usia itu diabaikan, maka ini juga berbahaya karena kedewasaan di dalam mengemban jabatan tertentu," tutur Hasto dalam webinar Sing Waras Sing Menang bertajuk Sing Waras Menggugat di MK, Hak Angket? Keputusan MKMK? yang digelar Sabtu (30/3/2024).
Hasto menilai, hal itu juga berbahaya bagi orang yang ingin mengelola negara sebesar Indonesia. Apalagi, kata Hasto, masalah di Indonesia amat kompleks.
"Masalah ekonomi, masalah sosial, persoalan geopolitik, persoalan kemiskinan, persoalan egoisme agama yang juga masih sering kali menjadi persoalan terkait dengan mental spiritual kita," tuturnya.
Atas dasar itu, Hasto mengkritik pencalonan Gibran kala maju ke gelanggang Pilpres 2024. Hasto berkata, Gibran maju sebagai cawapres sebagai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pengalaman menjadi Wali Kota Solo selama dua tahun.
"Saya selalu mengatakan bagaimana kita mendidik anak-anak kita, bagaimana pelajaran agama bisa diterima, pendidikan budi pekerti bagaimana bisa diterima ketika ada di tingkat nasional hal-hal yang tidak bisa menjadi gambaran suatu yang ideal. Ini yang akan menciptakan kerusakan itu," terang Hasto.
Hasto berkata, salah satu faktor kecelakaan itu terjadi akibat sopi tak memiliki SIM dan masih berusia di bawah umum. Ia berkata, tingkat kedewasaan sopir belum matang lantaran langsung emosi kala disenggol sebuah mobil.
"Ini sebagai contoh bagaimana ketika orang hanya berorientasi pada hasil, (sementara) proses, usia itu diabaikan, maka ini juga berbahaya karena kedewasaan di dalam mengemban jabatan tertentu," tutur Hasto dalam webinar Sing Waras Sing Menang bertajuk Sing Waras Menggugat di MK, Hak Angket? Keputusan MKMK? yang digelar Sabtu (30/3/2024).
Hasto menilai, hal itu juga berbahaya bagi orang yang ingin mengelola negara sebesar Indonesia. Apalagi, kata Hasto, masalah di Indonesia amat kompleks.
"Masalah ekonomi, masalah sosial, persoalan geopolitik, persoalan kemiskinan, persoalan egoisme agama yang juga masih sering kali menjadi persoalan terkait dengan mental spiritual kita," tuturnya.
Atas dasar itu, Hasto mengkritik pencalonan Gibran kala maju ke gelanggang Pilpres 2024. Hasto berkata, Gibran maju sebagai cawapres sebagai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pengalaman menjadi Wali Kota Solo selama dua tahun.
"Saya selalu mengatakan bagaimana kita mendidik anak-anak kita, bagaimana pelajaran agama bisa diterima, pendidikan budi pekerti bagaimana bisa diterima ketika ada di tingkat nasional hal-hal yang tidak bisa menjadi gambaran suatu yang ideal. Ini yang akan menciptakan kerusakan itu," terang Hasto.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda