Wadahi Cendekiawan Muda, Menpora Bentuk Klub Berkawan

Jum'at, 29 Maret 2024 - 14:36 WIB
Menpora Dito Ariotedjo melangsungkan kick off atau peluncuran program Klub Bertemu Kaum Cendekiawan (Berkawan) di The Habibie & Ainun Library, Jakarta, Kamis (28/3/2024). Foto: Ist
JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo melangsungkan kick off atau peluncuran program Klub Bertemu Kaum Cendekiawan (Berkawan). Dia berharap Klub Berkawan menghasilkan cendekiawan seperti Presiden Ke-3 RI BJ Habibie.

Kick off digelar di The Habibie & Ainun Library, Jakarta, Kamis (28/3/2024). Selain Dito, beberapa tokoh dan narasumber hadir dalam diskusi seperti Inisiator Kelas Isolasi Syarif Maulana; Staf Khusus Presiden Angkie Yudistira; Ketua Dewan TIK Nasional Ilham Habibie; dan Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar.



Selain itu, hadir juga komika Anggi Wahyudi; Inisiator Think Policy Andhyta F Utami; Atlet Bulu Tangkis Jonatan Christie; Director of Public Policy Pijar Foundation Cazadira Fadiva Tamzil; serta Tim Staf Khusus Kemenpora Akbar Restu Fauzi.



“Kenapa saya memilih The Habibie & Ainun Library untuk tempat kick off Klub Berkawan? Karena Kemenpora berharap program ini bisa melahirkan Habibie-Habibie baru yang memegang peran penting untuk masa depan Indonesia,” ujar Dito, Jumat (28/3/2024).

Klub Berkawan merupakan wadah para cendekiawan muda, para minoritas kreatif. Wadah ini diharapkan melahirkan gagasan baru dari generasi muda.

Dia berkomitmen memberikan ruang seluas-luasnya kepada pemuda. Dia berharap pemuda bisa berkontribusi banyak untuk Republik Indonesia.

Dito optimistis dengan program Klub Berkawan. Dia membayangkan cendekiawan muda di Indonesia bisa bicara di tingkat nasional.

“Saya membayangkan melalui program ini kita bisa menciptakan masa Renaisans atau pencerahan baru di Indonesia di mana cendekiawan muda mampu memperkuat pilar-pilar kebangsaan, kenegaraan, dan ke-Indonesiaan kita,” ujarnya.

Dito menyinggung bahwa sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia adalah sejarah pergerakan kaum cendekiawan.

“Mulai dari Tjokroaminoto, Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka, Natsir, dan tokoh bangsa lainnya. Mereka berbeda pandangan, sering berdebat, tapi punya mimpi yang sama untuk Indonesia Raya,” katanya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More