Pembentukan KAMI Dinilai Sarat dengan Kepentingan Politis
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 22:50 WIB
JAKARTA - Terbentuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dibentuk oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin dan kawan-kawannya perlu dicermati secara lebih mendalam.
Ahli Hukum Indonesia, Muhammad Kapitra Ampera, menilai pembentukan KAMI sarat dengan kepentingan politis. Pasalnya saat ini Indonesia secara pemerintahan cukup baik. Bahkan dia melihat recovery ekonomi yang ambruk akibat pandemi Covid-19 lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya. (Baca juga: Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia sebagai Kontrol Pemerintah)
Kapitra Ampera melihat wadah KAMI tersebut memiliki tujuan dan maksud lain terkait dengan misi penyelamatannya. Menurut dia, yang diperjuangkan para pendiri KAMI tersebut bukan terkait dengan bagaimana mengatasi dampak buruk pandemi Covid-19, namun lebih ke arah politik. Dia menegaskan aksi yang dimotori KAMI tersebut kental dengan politisasi. Sebagai kelompok oposisi, mereka terus berupaya merongrong pemerintah dengan berbagai cara dan dengan berbagai wadah organisasi. (Baca juga: Ini Pandangan Sejumlah Tokoh Bangsa Terkait Pembentukan KAMI)
"Kita tidak melihat substansi masalahnya, kalau kita cinta pada negeri ini, ayo kita fokus bagaimana membantu sesama manusia mengatasi Covid ini, ini musuh bersama, jangan bikin propaganda untuk menghasut rakyat agar mendiskreditkan serta menebar kebencian kepada pemerintah, ini tidak ada yang diuntungkan," ulasnya.
Ahli Hukum Indonesia, Muhammad Kapitra Ampera, menilai pembentukan KAMI sarat dengan kepentingan politis. Pasalnya saat ini Indonesia secara pemerintahan cukup baik. Bahkan dia melihat recovery ekonomi yang ambruk akibat pandemi Covid-19 lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya. (Baca juga: Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia sebagai Kontrol Pemerintah)
Kapitra Ampera melihat wadah KAMI tersebut memiliki tujuan dan maksud lain terkait dengan misi penyelamatannya. Menurut dia, yang diperjuangkan para pendiri KAMI tersebut bukan terkait dengan bagaimana mengatasi dampak buruk pandemi Covid-19, namun lebih ke arah politik. Dia menegaskan aksi yang dimotori KAMI tersebut kental dengan politisasi. Sebagai kelompok oposisi, mereka terus berupaya merongrong pemerintah dengan berbagai cara dan dengan berbagai wadah organisasi. (Baca juga: Ini Pandangan Sejumlah Tokoh Bangsa Terkait Pembentukan KAMI)
"Kita tidak melihat substansi masalahnya, kalau kita cinta pada negeri ini, ayo kita fokus bagaimana membantu sesama manusia mengatasi Covid ini, ini musuh bersama, jangan bikin propaganda untuk menghasut rakyat agar mendiskreditkan serta menebar kebencian kepada pemerintah, ini tidak ada yang diuntungkan," ulasnya.
(cip)
tulis komentar anda