Anggota MPR: Ramadan Momentum Perkuat Toleransi Kehidupan Beragama
Senin, 04 Maret 2024 - 14:24 WIB
JAKARTA - Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mulai dari perbedaan suku, agama, kebudayaan, makanan tradisional, bahasa, dan sebagainya. Keberagaman tersebut perlu diikat dengan toleransi agar kebinekaan tersebut dapat berjalan dengan rukun dan damai.
Hal itu disampaikan anggota MPR Siti Mukaromah saat kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan Pancasila, Bhinneka tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang Dasar 1945, di Banyumas.
"Ramadan merupakan bulan suci umat Islam yang dapat menjadi momentum untuk memperkuat toleransi antar umat beragama," kata Siti Mukaromah yang akrab disapa Erma ini, Senin (4/3/2024).
Tidak hanya toleransi, lanjutnya, tapi juga sikap saling menghormati dan menghargai, serta nilai-nilai kejujuran. Sebab ibadah puasa, menahan lapar dan haus, bagi yang melaksanakan hanya dia yang melaksanakan yang mengetahuinya sehingga bagi yang menjalankan merupakan media pembelajaran kejujuran.
"Toleransi, bagi yang tidak berpuasa untuk tidak makan dan minum di hadapan orang yang berpuasa. Dan masyarakat Indonesia terbiasa melakukan hal ini," ujarnya.
Dirinya meminta kepada peserta yang hadir dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan tersebut untuk melatih anak-anaknya di rumah berpuasa. "Biasakan anak sedari kecil untuk berpuasa, mengajarkan nilai kejujuran serta kemampuan dalam menahan hawa nafsu baik makan, minum maupun amarah," kata dia.
Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, bulan suci Ramadan yang momentumnya berlangsung setelah Pemilu 2024 semakin memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Erma juga mengingatkan masuk Ramadan selepas dilaksanakannya pesta demokrasi di Indonesia ini agar masyarakat kembali bebenah diri dengan meninggalkan perbedaan pilihan yang terjadi pada pesta demokrasi kemarin.
"Mari di bulan Ramadan ini di manfaatkan untuk merajut kebersamaan kembali dan melepas dari perbedaan pilihan yang membuat silaturahmi mungkin agak renggang. Saatnya kembali kebersamaan ini dimaksimalkan dan jangan lagi ada permusuhan agar tidak merusak hikmah Ramadan dan kebersamaan dalam kebinekaan Indonesia,” ucapnya.
Hal itu disampaikan anggota MPR Siti Mukaromah saat kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan Pancasila, Bhinneka tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang Dasar 1945, di Banyumas.
"Ramadan merupakan bulan suci umat Islam yang dapat menjadi momentum untuk memperkuat toleransi antar umat beragama," kata Siti Mukaromah yang akrab disapa Erma ini, Senin (4/3/2024).
Tidak hanya toleransi, lanjutnya, tapi juga sikap saling menghormati dan menghargai, serta nilai-nilai kejujuran. Sebab ibadah puasa, menahan lapar dan haus, bagi yang melaksanakan hanya dia yang melaksanakan yang mengetahuinya sehingga bagi yang menjalankan merupakan media pembelajaran kejujuran.
"Toleransi, bagi yang tidak berpuasa untuk tidak makan dan minum di hadapan orang yang berpuasa. Dan masyarakat Indonesia terbiasa melakukan hal ini," ujarnya.
Dirinya meminta kepada peserta yang hadir dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan tersebut untuk melatih anak-anaknya di rumah berpuasa. "Biasakan anak sedari kecil untuk berpuasa, mengajarkan nilai kejujuran serta kemampuan dalam menahan hawa nafsu baik makan, minum maupun amarah," kata dia.
Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, bulan suci Ramadan yang momentumnya berlangsung setelah Pemilu 2024 semakin memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Erma juga mengingatkan masuk Ramadan selepas dilaksanakannya pesta demokrasi di Indonesia ini agar masyarakat kembali bebenah diri dengan meninggalkan perbedaan pilihan yang terjadi pada pesta demokrasi kemarin.
"Mari di bulan Ramadan ini di manfaatkan untuk merajut kebersamaan kembali dan melepas dari perbedaan pilihan yang membuat silaturahmi mungkin agak renggang. Saatnya kembali kebersamaan ini dimaksimalkan dan jangan lagi ada permusuhan agar tidak merusak hikmah Ramadan dan kebersamaan dalam kebinekaan Indonesia,” ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda