Soal Perubahan Iklim dan Karbon, Perlu Penguatan Regulasi

Minggu, 03 Maret 2024 - 15:12 WIB
Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Lufaldy Ernanda. Foto/Istimewa
JAKARTA - Dalam penanganan perubahan iklim dan masalah karbon, Indonesia menekankan tentang regulasi. Pandangan ini disampaikan olehDirektur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lufaldy Ernanda.

Dikatakan Aldy, Indonesia mencoba mengadopsi yang paling kompleks agar kita mendapatkan perdagangan yang kredibel. Untuk menjaga kredibelitas secara nasional dan internasional, maka aturannya tidak mudah dan perlu kajian komprehensif.

"Nah yang namanya regulasi, pasti ada pihak yang suka dan tidak suka. Tapi secara umum kita sudah satu suara dan satu misi yaitu kita ingin Indonesia ingin memiliki perdagangan carbon, yang integritasnya, transparansinya baik dan mencegah double counting carbon," kata Aldy dalam keterangannya, Minggu (3/3/2024).



Kata dia, sampai saaat ini, bursa karbon Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain, bursa karbon Indonesia jauh lebih baik, bahkan di tingkat ASEAN, Indonesia terbesar. Pada saat launching volume transaksi terbesar cukup besar.



"Menariknya adalah timeline, karena pemerintah pusat dan kementerian terkait sepakat bahwa launching itu harus disegerakan, sebab isu perubahan iklim sangat mengemuka dan mendesak dicarikan solusi efektifnya," jelasnya.

Ke depan lanjut Aldy, masih banyak pekerjaan rumah. Dalam waktu dekat merencanakan pilot proyek mengenai perdagangan karbon internasional di bursa karbon Indonesia dan menuju ke sana, kita sudah rapat kordinasi regulator, (Menvest, OJK, ESDM, KLHK). Di situ ada kemajuan pesat, sudah ada kesepakatan mengenai perdagangan internasional.

Selama ini banyak pihak yang skeptis yang menyebut kita lambat dan macam-macamlah, tapi kita tetap berproses.

"Target? Tahun 2024 ini sdah bisa dibuka perdagangan karbon internasional di bursa karbon Indonesia. Ini tidak mudah, karena kita harus mempersiapkan bermacam regulasi yang mendukung target tersebut yang sudah ada regulasi mendasarnya," ucapnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More