Jokowi Singgung Penggunaan Drone dalam Perang, Ini Kata KSAU

Kamis, 29 Februari 2024 - 11:53 WIB
KSAU Fadjar Prasetyo dalam acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU di Puri Ardhya Garini, Jakarta Timur, Kamis (29/2/2024). FOTO/MPI/M REFI SANDI
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU ) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo merespons arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyinggung penggunaan drone dalam perang. Menurutnya, TNI AU telah mempelajari hingga belajar mengoperasikan pesawat udara nirawak (UAV) sejak 2015.

"Sejalan dengan arahan presiden terkait teknologi drone, TNI AU patut berbangga karena sudah mulai mempelajari, menginisiasi, (belajar) mengoperasikan UAV sejak tahun 2015 hingga mampu berkontribusi nyata dalam operasi gabungan TNI," kata Fadjar dalam acara rapat pimpinan (rapim) TNI AU di Puri Ardhya Garini, Jakarta Timur pada Kamis (29/2/2024).

"Ke depan TNI AU akan terus dilengkapi dengan UAV dan UCAV yang lebih modern," tambahnya.





Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta TNI-Polri untuk berani menggunakan teknologi dalam menjaga pertahanan negara. Hal tersebut merespons perkembangan perang siber yang terus meningkat.

"Pemanfaatan teknologi dalam perang konvensional, perang siber, akan semakin meningkat. TNI, Polri harus berani masuk ke hal-hal yang berakitan dengan teknologi," kata Jokowi, Rabu (28/2/2024).

Menurut Jokowi, alutsista berupa pesawat tempur hingga tank memang diperlukan, tapi Jokowi mengingatkan terkait penggunaan drone dalam perang. Ia lantas menyinggung penggunaan drone canggih yang membunuh Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Qasem Soleimani pada 2020.

"Pesawat tempur perlu? Iya. Tank perlu? Iya. Tapi hati-hati juga dengan drone. Saya ingat di tahun 2020 bulan Januari, ada penggunaan drone yang saya kaget karena begitu sangat presisi dan begitu sangat akurat mengejar siapa yang diinginkan. Saat itu Mayjen Soleimani, ini komandan Quds dari pengawal besar revolusi Iran tertembak dari drone yang dipersenjatai," tuturnya.



Menurutnya, drone canggih itu bisa akurat dalam mengincar lawannya lantaran diperlengkapi teknologi face recognition. Lebih jauh, Jokowo juga mengungkap drone itu dikendalikan dari jarak sangat jauh.

"Akurat karena memakai face recognition. Akhirnya ketembak. Yang kita kaget itu terjadi di wilayah Irak tapi dronenya konon dikendalikan dari Qatar, markas Amerika Serikat di Qatar," kata Jokowi.

"Ini hal-hal yang harus kita ikuti, amati, bagaimana perkembangan teknologi itu bisa mengubah dari perang yang konvensional ke perang-perang yang bisa dikendalikan dari jarak jauh," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More