Merasa Ada Kecurangan TSM, TPN: Sehebat Apa Pun Nggak Akan Bisa Lawan Sistem Kemenangan 02

Jum'at, 16 Februari 2024 - 20:02 WIB
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD saat jumpa pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024). FOTO/MPI/ACHMAD AL FIQRI
JAKARTA - Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional ( TPN) Ganjar-Mahfud , Aria Bima merasa ada kecurangan saat pemungutan hingga rekapitulasi suara yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Kecurangan itu didasari atas adanya anomali perolehan suara di Pilpres 2024.

Aria mengatakan, pihaknya telah miliki saksi di Dapil Jateng V yang meliputi Solo, Boyolali, Klaten, Sukoharjo. Ia yakin, partainya bisa meraih 4 kursi di daerah tersebut. Namun, perolehan suara Pileg tak sejalan beriringan dengan suara paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

"Kenapa Pak Ganjar memperoleh suara di Kota Solo tidak lebih dari 50%? Ini yang saya sebut anomali. Ada sesuatu yang terjadi di luar kemampuan saya yang seluruh timses partai maupun relawan Aria Bima adalah sekaligus timses Pak Ganjar-Mahfud," kata Aria saat jumpa pers di Medcen TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).



Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merasa ada gerakan yang di luar kemampuannya untuk menangkal. Bila gerakan itu dilancarkan, ia merasa tak perlu ada penyelenggaraan pilpres. Pasalnya, ia khawatir praktik serupa juga dilancarkan saat pilkada berlangsung.

"Kalau semacam ini dilakukan, sudah enggak ada pilkada deh, enggak ada pilwakot, pilgub, Pilpres 2029 kalau masih kejadiannya masih seperti pemilu tahun 2024. Percuma tahapan pemilu yang kita lakukan, mendingan oligarki monarki ditunjuk saja selesai," ucap Aria.

"Ini mau pakai cara apa pun tidak akan bisa, mau sehebat apa pun capres enggak akan bisa melawan sistem kemenangan 02 ini, enggak akan bisa," imbuhnya.

Aria mengaku sengaja tak menjadwalkan kampanye Ganjar-Mahfud di Pulau Bali. Pasalnya, kata Aria, elektabilitas Ganjar-Mahfud sudah di atas 70% di Pulau Dewata. Namun, ia heran perolahan paslon nomor 03 itu tak meraih suara tinggi di sana.



"Saya kira itu kenapa terjadi anomali, jadi ada kecurangan pada saat intimidasi di bilik suara, ada kecurangan pada saat rekap suara apalagi pada saat di-upload di sistem komputasinya, ada kecurangan saat pada saat sebelum hari H atau pas hari H -jam (7 saat TPS dibuka), dan itu sangat terstruktur, sangat sistematis dan sangat masif," kata Aria.

"Apakah ini bisa dibuktikan? Inilah sesuatu yang membuat kami itu, kalau orang Jawa itu kami tenggengen gitu kok iso yo? kok iso yo? Termasuk kami di Solo, kok bisa ya," katanya.
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More