Nyawa Jenderal Kopassus Ini Bakal Melayang Jika 1 Menit Terlambat Pindah Tempat saat Operasi Timtim
Minggu, 14 Januari 2024 - 06:55 WIB
JAKARTA - Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) yang kini bernama Timor Leste masih membekas dalam ingatan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam operasi itu, nyawa Jenderal Kopassus ini nyaris melayang jika saja terlambat pindah tempat.
Peristiwa yang nyaris merenggut nyawa Luhut tersebut terjadi ketika lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1970 ini diterjunkan ke daerah operasi di Dare, dekat Kota Dili bagian selatan.
Dikutip dari buku “Kopassus untuk Indonesia” diceritakan, Luhut yang kala itu masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dan menjabat sebagai Komandan Kompi A ditugaskan untuk merebut daerah Dare termasuk Aileu, dan membantu Batalyon 406 yang terjepit oleh Tropas kelompok bersenjata Fretilin.
Pada 9 Desember 1975, pria kelahiran Toba Samosir, Sumatra Utara pada 28 September 1947 ini bersama pasukannya kemudian diberangkatkan dengan menggunakan pesawat menuju daerah sasaran di Bacau. Bersama pasukannya, Luhut terlibat pertempuran sengit dengan kelompok bersenjata Fretilin.
Luhut Binsar Pandjaitan (tiga dari kiri) saat diterjunkan di Timtim. Foto/istimewa
”Kita diterjunkan di Bacau, terus merebut dan membersihkan Bacau. Kemudian, dari Bacau saya dievakuasi lagi ke Dili karena dianggap masih segar. Itulah yang kemudian menjadi engine-nya Grup 1 atau Detasemen waktu masuk di Aileu, masuk ke Dare, Masuk Besilau dan sebagainya,” ujarnya, Minggu (14/1/2024).
Peristiwa yang nyaris merenggut nyawa Luhut tersebut terjadi ketika lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1970 ini diterjunkan ke daerah operasi di Dare, dekat Kota Dili bagian selatan.
Dikutip dari buku “Kopassus untuk Indonesia” diceritakan, Luhut yang kala itu masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dan menjabat sebagai Komandan Kompi A ditugaskan untuk merebut daerah Dare termasuk Aileu, dan membantu Batalyon 406 yang terjepit oleh Tropas kelompok bersenjata Fretilin.
Baca Juga
Pada 9 Desember 1975, pria kelahiran Toba Samosir, Sumatra Utara pada 28 September 1947 ini bersama pasukannya kemudian diberangkatkan dengan menggunakan pesawat menuju daerah sasaran di Bacau. Bersama pasukannya, Luhut terlibat pertempuran sengit dengan kelompok bersenjata Fretilin.
Luhut Binsar Pandjaitan (tiga dari kiri) saat diterjunkan di Timtim. Foto/istimewa
”Kita diterjunkan di Bacau, terus merebut dan membersihkan Bacau. Kemudian, dari Bacau saya dievakuasi lagi ke Dili karena dianggap masih segar. Itulah yang kemudian menjadi engine-nya Grup 1 atau Detasemen waktu masuk di Aileu, masuk ke Dare, Masuk Besilau dan sebagainya,” ujarnya, Minggu (14/1/2024).
Baca Juga
tulis komentar anda