KSAD Berdarah Batak, Nomor 1 Jenderal Bintang 5 Penyandang Gelar Pahlawan Nasional
Minggu, 14 Januari 2024 - 06:09 WIB
Ada juga nama Maraden Saur Halomoan Panggaeban dalam daftar KSAD berdarah Batak. Tentara kelahiran Pansur Napitu, Tarutung, Keresidenan Tapanuli, Hindia Belanda, 29 Juni 1922 itu menjabat KSAD pada periode 1 Mei 1967-25 November 1969.
Panggabean di akhir namanya merupakan marga dari kelompok Batak Toba. Marga-marga ternama lainnya dari kelompok Batak Toba adalah Panjaitan, Batubara, dan Simanjuntak.
Maraden Panggabean mengawali karier militernya dengan bergabung Organisasi Kelaskaran Pemuda Sosialis Indonesia sebagai Komandan Pasukan. Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Staf Batalyon I Resimen IV Tentara Republik Indonesia (TRI) Divisi X, Kepala Staf Resimen I TRI Divisi VI Komandemen Sumatera, dan Komandan Resimen I TNI Divisi VI Komandemen Sumatera.
Pada 1957, ia dimutasi menjadi Pamen diperbantukan Itjen Pendidikan Umum Angkatan Darat. Lalu dipindah menjadi Asisten Inspektur Jenderal Pendidikan Umum AD Bidang Diklat, Komandan RTP III Kodam Sulawesi Selatan dan Tenggara (Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin), Kepala Staf Komando Antar Daerah Indonesia Timur.
Pada 1966, Maraden Panggabean diangkat menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat. Setahun kemudian dipromosikan menjadi Panglima Angkatan Darat, lalu Panglima Kopkamtib.
Nama Maraden masuk dalam Kebinet Pembangunan I Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Pertahanan dan Keamanan/Wakil Panglima ABRI. Selanjutnya di Kabinet Pembangunan II menjadi
Menteri Pertahanan dan Keamaman/Panglima ABRI. Lalu Pelaksana Harian Panglima Kopkamtib. Ia pensiun dari militer pada 1978.
Setelah pensiun, Maraden ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan III. Kemudian pada periode selanjutnya menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung.
Maraden Panggabena terjun di dunia politik sejak masih aktif di TNI. Ia menjabat Anggota Dewan Pembina Partai Golkar (1973), Ketua Dewan Pembina Golkar (1974-1978), dan Wakil Ketua Dewan Pembina/Ketua Presidium Harian Dewan Pembina Golkar (1979-1988).
Jenderal bintang empat itu meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta akibat stroke pada 28 Mei 2000. Maraden Panggabena dimakamkan di TMP Kalibata.
Panggabean di akhir namanya merupakan marga dari kelompok Batak Toba. Marga-marga ternama lainnya dari kelompok Batak Toba adalah Panjaitan, Batubara, dan Simanjuntak.
Maraden Panggabean mengawali karier militernya dengan bergabung Organisasi Kelaskaran Pemuda Sosialis Indonesia sebagai Komandan Pasukan. Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Staf Batalyon I Resimen IV Tentara Republik Indonesia (TRI) Divisi X, Kepala Staf Resimen I TRI Divisi VI Komandemen Sumatera, dan Komandan Resimen I TNI Divisi VI Komandemen Sumatera.
Pada 1957, ia dimutasi menjadi Pamen diperbantukan Itjen Pendidikan Umum Angkatan Darat. Lalu dipindah menjadi Asisten Inspektur Jenderal Pendidikan Umum AD Bidang Diklat, Komandan RTP III Kodam Sulawesi Selatan dan Tenggara (Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin), Kepala Staf Komando Antar Daerah Indonesia Timur.
Pada 1966, Maraden Panggabean diangkat menjadi Wakil Panglima Angkatan Darat. Setahun kemudian dipromosikan menjadi Panglima Angkatan Darat, lalu Panglima Kopkamtib.
Nama Maraden masuk dalam Kebinet Pembangunan I Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi Menteri Negara Urusan Pertahanan dan Keamanan/Wakil Panglima ABRI. Selanjutnya di Kabinet Pembangunan II menjadi
Menteri Pertahanan dan Keamaman/Panglima ABRI. Lalu Pelaksana Harian Panglima Kopkamtib. Ia pensiun dari militer pada 1978.
Setelah pensiun, Maraden ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan III. Kemudian pada periode selanjutnya menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung.
Maraden Panggabena terjun di dunia politik sejak masih aktif di TNI. Ia menjabat Anggota Dewan Pembina Partai Golkar (1973), Ketua Dewan Pembina Golkar (1974-1978), dan Wakil Ketua Dewan Pembina/Ketua Presidium Harian Dewan Pembina Golkar (1979-1988).
Jenderal bintang empat itu meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta akibat stroke pada 28 Mei 2000. Maraden Panggabena dimakamkan di TMP Kalibata.
tulis komentar anda