Presiden Tak Patut Komentari Debat Capres
Kamis, 11 Januari 2024 - 13:54 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) disarankan membatasi diri tidak menanggapi debat Pilpres 2024 . Sebagai seorang presiden, Jokowi harus berdiri di atas semua pasangan calon.
"Sebaiknya Presiden membatasi diri dalam mengomentari debat kandidat karena sejatinya dia berdiri di atas semua calon, walaupun fakta menunjukkan indikasi kuat keberpihakannya pada calon tertentu," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan, Kamis (11/1/2024).
Untuk diketahui, sebelumnya Presiden Jokowi menyebut debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar Minggu (7/1/2024) malam, tidak ada substansi visi yang disampaikan. Menurutnya, yang disampaikan oleh ketiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo hanya saling serang. Jokowi melihat debat yang disajikan tidak edukatif karena banyak serangan personal. Karena itu, Jokowi menilai perlu ada perubahn format debat.
Menurut Bakir Ihsan, pernyataan Jokowi itu memperkuat indikasi keberpihakannya dalam Pilpres 2024. Sebab, Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra Jokowi, menjadi bulan-bulanan cecaran dalam debat capres, Minggu (7/1/2024) lalu.
"Presiden punya pandangan tersendiri terhadap materi debat, kebetulan pandangannya sama dengan Prabowo. Fakta ini semakin mengindikasikan bahwa Prabowo adalah representasi Jokowi," katanya.
Direktur Eksekutif Perludem, Khairunnisa Nur Agustyati khawatir adanya intervensi terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyusul komentar Presiden Joko Widodo terkait debat Pilpres. Namun ia masih berharap KPU maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan bersikap profesional, sehingga jalannya pemilu tidak terganggu, terjaga Jujur dan Adil.
"Saya rasa sekarang semua mengawasi, baik publik, pengawas pemilu, dan juga antarpeserta pemilu juga mengawasi penyelenggara pemilu untuk bisa independen," katanya.
Kritik Jokowi terkait format debat, menurut Khairunnisa, menimbulkan asumsi publik bahwa presiden cawe-cawe dalam teknis penyelenggaraan pemilu. Sebab, format debat Pilpres yang ada sekarang sudah disepakati semua tim pasangan calon, sehingga harusnya tidak menjadi masalah.
"Format debat yang ada ini kan sebetulnya formatnya juga sudah disepakati juga dengan tim pasangan calon, dan KPU memutuskannya secara independen," katanya.
Sementara itu, KPU menyatakan tidak akan mengubah format debat Pilpres 2024. "Karena kalau diubah, nanti jadi pertanyaan, kenapa diubah? Karena sudah tiga kali debat, kenapa polanya diubah? Jadi, kalau sudah jadi pola, sudah pakemnya, ya kita ikuti. Kalau ada perubahan pasti akan menimbulkan pertanyaan berikutnya," kata Ketua KPU Hasyim Asyari.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
"Sebaiknya Presiden membatasi diri dalam mengomentari debat kandidat karena sejatinya dia berdiri di atas semua calon, walaupun fakta menunjukkan indikasi kuat keberpihakannya pada calon tertentu," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan, Kamis (11/1/2024).
Untuk diketahui, sebelumnya Presiden Jokowi menyebut debat ketiga Pilpres 2024 yang digelar Minggu (7/1/2024) malam, tidak ada substansi visi yang disampaikan. Menurutnya, yang disampaikan oleh ketiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo hanya saling serang. Jokowi melihat debat yang disajikan tidak edukatif karena banyak serangan personal. Karena itu, Jokowi menilai perlu ada perubahn format debat.
Baca Juga
Menurut Bakir Ihsan, pernyataan Jokowi itu memperkuat indikasi keberpihakannya dalam Pilpres 2024. Sebab, Prabowo yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra Jokowi, menjadi bulan-bulanan cecaran dalam debat capres, Minggu (7/1/2024) lalu.
"Presiden punya pandangan tersendiri terhadap materi debat, kebetulan pandangannya sama dengan Prabowo. Fakta ini semakin mengindikasikan bahwa Prabowo adalah representasi Jokowi," katanya.
Direktur Eksekutif Perludem, Khairunnisa Nur Agustyati khawatir adanya intervensi terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyusul komentar Presiden Joko Widodo terkait debat Pilpres. Namun ia masih berharap KPU maupun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) akan bersikap profesional, sehingga jalannya pemilu tidak terganggu, terjaga Jujur dan Adil.
"Saya rasa sekarang semua mengawasi, baik publik, pengawas pemilu, dan juga antarpeserta pemilu juga mengawasi penyelenggara pemilu untuk bisa independen," katanya.
Kritik Jokowi terkait format debat, menurut Khairunnisa, menimbulkan asumsi publik bahwa presiden cawe-cawe dalam teknis penyelenggaraan pemilu. Sebab, format debat Pilpres yang ada sekarang sudah disepakati semua tim pasangan calon, sehingga harusnya tidak menjadi masalah.
"Format debat yang ada ini kan sebetulnya formatnya juga sudah disepakati juga dengan tim pasangan calon, dan KPU memutuskannya secara independen," katanya.
Sementara itu, KPU menyatakan tidak akan mengubah format debat Pilpres 2024. "Karena kalau diubah, nanti jadi pertanyaan, kenapa diubah? Karena sudah tiga kali debat, kenapa polanya diubah? Jadi, kalau sudah jadi pola, sudah pakemnya, ya kita ikuti. Kalau ada perubahan pasti akan menimbulkan pertanyaan berikutnya," kata Ketua KPU Hasyim Asyari.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(abd)
tulis komentar anda