Denny JA Luncurkan 4 Buku Lukisan Artificial Intelligence
Rabu, 10 Januari 2024 - 21:35 WIB
JAKARTA - Denny JA selalu mengisi waktu luangnya melukis dengan bantuan Artificial Intelligece (AI) , menulis puisi esai, dan menghidupkan forum spiritualitas antar keyakinan di sela-sela kesibukannya selaku konsultan politik Pilpres 2024.
Politik praktis membuatnya harus menyempitkan fokus dengan cara berpikir terukur. Tapi lukisan, puisi, dan dunia spiritualitas meluas kembali wawasannya, keluar dari ukuran-ukuran yang baku.
Tak terasa, Denny JA sudah menerbitkan empat buku lukisan AI dengan total 307 karya. Berbeda dengan karya sebelumnya, di buku lukisan keempat, Denny JA lebih menemukan ciri khas lukisannya. Tokoh yang dilukisnya, umumnya memiliki telinga yang lebih besar.
"Telinga yang lebih besar itu simbol harapan sang pelukis. Ini era kita harus mendengar lebih banyak. Itu disimbolkan dengan telinga yang lebih besar dibandingkan ukuran telinga yang biasa," ujar Denny JA dalam keterangannya, Rabu (10/1/2023).
Denny JA mempelajari karakter pelukis dunia lain. Margaret Keane dikenal dengan gaya lukisannya yang menampilkan anak-anak dengan mata yang sangat besar.
Ciri khas ini muncul dari pengalaman pribadinya dan keinginannya untuk mengekspresikan emosi melalui mata yang ekspresif. Proses kreatifnya melibatkan pengamatan mendalam terhadap ekspresi wajah dan ekspresi emosional anak-anak.
Sementara itu, Fernando Botero dikenal dengan gaya lukisannya yang menggambarkan tubuh manusia dan objek dengan proporsi yang sangat besar dan bulat.
Ciri khas ini terinspirasi oleh minatnya terhadap seni Baroque dan Renaissance. Dalam era itu, proporsi yang berlebihan sering digunakan untuk menonjolkan keindahan dan kekuatan visual.
Politik praktis membuatnya harus menyempitkan fokus dengan cara berpikir terukur. Tapi lukisan, puisi, dan dunia spiritualitas meluas kembali wawasannya, keluar dari ukuran-ukuran yang baku.
Tak terasa, Denny JA sudah menerbitkan empat buku lukisan AI dengan total 307 karya. Berbeda dengan karya sebelumnya, di buku lukisan keempat, Denny JA lebih menemukan ciri khas lukisannya. Tokoh yang dilukisnya, umumnya memiliki telinga yang lebih besar.
"Telinga yang lebih besar itu simbol harapan sang pelukis. Ini era kita harus mendengar lebih banyak. Itu disimbolkan dengan telinga yang lebih besar dibandingkan ukuran telinga yang biasa," ujar Denny JA dalam keterangannya, Rabu (10/1/2023).
Denny JA mempelajari karakter pelukis dunia lain. Margaret Keane dikenal dengan gaya lukisannya yang menampilkan anak-anak dengan mata yang sangat besar.
Ciri khas ini muncul dari pengalaman pribadinya dan keinginannya untuk mengekspresikan emosi melalui mata yang ekspresif. Proses kreatifnya melibatkan pengamatan mendalam terhadap ekspresi wajah dan ekspresi emosional anak-anak.
Sementara itu, Fernando Botero dikenal dengan gaya lukisannya yang menggambarkan tubuh manusia dan objek dengan proporsi yang sangat besar dan bulat.
Ciri khas ini terinspirasi oleh minatnya terhadap seni Baroque dan Renaissance. Dalam era itu, proporsi yang berlebihan sering digunakan untuk menonjolkan keindahan dan kekuatan visual.
tulis komentar anda