Ganjar-Mahfud Usung Program Semua Pasti Kerja, dari Anak Muda hingga Lansia
Kamis, 04 Januari 2024 - 08:48 WIB
Ada juga beberapa langkah konkret lainnya, seperti pembukaan SMK Gratis di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan industri, baik yang sudah ada maupun yang akan menamkan investasi. "Dapat dipastikan siswa-siswa SMK bisa terampil dan mendapat kerja sebelum lulus," katanya.
Kemudian, Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di seluruh Indonesia akan diubah cara pengelolaannya menjadi pelatihan minat, bakat, dan potensi yang banyak dibutuhkan oleh pasar kerja termasuk mengkombinasikan dengan terampil secara digital.
"Sebut saja pelatihan menjahit saat ini jika tanpa diimbangi dengan mahirnya para penjahit dalam mempelajari bagaimana membentuk jahitan-jahitan model-model pakaian kekinian melalui internet, maka kita akan tertinggal," ujarnya.
Data Badan Pusat Stastistik (BPS) 2022 menunjukkan, sebanyak 41,11% lansia berada di rumah tangga dengan distribusi pengeluaran 40% terbawah. Itu berarti lebih dari empat dari sepuluh lansia berada dalam kondisi ekonomi yang rentan. Di sisi lain, lansia yang tinggal dalam rumah tangga dengan kelompok pengeluaran 20% teratas mencapai 21,71% atau sekitar 2 dari 10 lansia.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian BPS membagi status ekonomi rumah tangga lansia ke dalam tiga kelompok yaitu 40% terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas.
Data itu menujukkan, tidak ada perbedaan signifikan dalam pola status ekonomi lansia antara perkotaan dan perdesaan. Meskipun persentase tertinggi adalah lansia yang tinggal di rumah tangga pada distribusi pengeluaran 40% terbawah, status ekonomi lansia di perkotaan sedikit lebih merata dibandingkan dengan lansia di perdesaan.
Data itu juga menunjukkan dengan jelas ketika melihat distribusi lansia di perkotaan dan perdesaan pada kelompok ekonomi. Lansia di perkotaan lebih terdistribusi pada kelompok ekonomi tinggi, dengan persentase lansia pada kelompok pengeluaran 20% teratas mencapai 23,56%.
Saat ini, lansia dihadapkan pada beberapa tuntutan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang semakin meningkat, termasuk makanan bergizi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan perawatan bagi mereka yang menderita penyakit.
Dalam konteks ini, program workfare dan tunjangan yang diusung oleh Ganjar-Mahfud menjadi sangat relevan. Dengan memberikan pilihan pekerjaan ringan dan sederhana, program ini tidak hanya memberikan peluang bagi lansia untuk tetap produktif tetapi juga membantu memastikan ketersediaan pendapatan yang cukup.
Kemudian, Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di seluruh Indonesia akan diubah cara pengelolaannya menjadi pelatihan minat, bakat, dan potensi yang banyak dibutuhkan oleh pasar kerja termasuk mengkombinasikan dengan terampil secara digital.
"Sebut saja pelatihan menjahit saat ini jika tanpa diimbangi dengan mahirnya para penjahit dalam mempelajari bagaimana membentuk jahitan-jahitan model-model pakaian kekinian melalui internet, maka kita akan tertinggal," ujarnya.
Lansia Juga Bisa Kerja
Tak hanya generasi muda, orang lanjut usia (lansia) juga mendapat perhatian Ganjar-Mahfud. Dengan Program Lansia Pasti Kerja, Ganjar-Mahfud ingin menciptakan kondisi yang mendukung lansia agar tetap bahagia dan mendapatkan kehidupan yang layak di masa senja.Data Badan Pusat Stastistik (BPS) 2022 menunjukkan, sebanyak 41,11% lansia berada di rumah tangga dengan distribusi pengeluaran 40% terbawah. Itu berarti lebih dari empat dari sepuluh lansia berada dalam kondisi ekonomi yang rentan. Di sisi lain, lansia yang tinggal dalam rumah tangga dengan kelompok pengeluaran 20% teratas mencapai 21,71% atau sekitar 2 dari 10 lansia.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian BPS membagi status ekonomi rumah tangga lansia ke dalam tiga kelompok yaitu 40% terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas.
Data itu menujukkan, tidak ada perbedaan signifikan dalam pola status ekonomi lansia antara perkotaan dan perdesaan. Meskipun persentase tertinggi adalah lansia yang tinggal di rumah tangga pada distribusi pengeluaran 40% terbawah, status ekonomi lansia di perkotaan sedikit lebih merata dibandingkan dengan lansia di perdesaan.
Data itu juga menunjukkan dengan jelas ketika melihat distribusi lansia di perkotaan dan perdesaan pada kelompok ekonomi. Lansia di perkotaan lebih terdistribusi pada kelompok ekonomi tinggi, dengan persentase lansia pada kelompok pengeluaran 20% teratas mencapai 23,56%.
Saat ini, lansia dihadapkan pada beberapa tuntutan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang semakin meningkat, termasuk makanan bergizi, pemeriksaan kesehatan rutin, dan perawatan bagi mereka yang menderita penyakit.
Dalam konteks ini, program workfare dan tunjangan yang diusung oleh Ganjar-Mahfud menjadi sangat relevan. Dengan memberikan pilihan pekerjaan ringan dan sederhana, program ini tidak hanya memberikan peluang bagi lansia untuk tetap produktif tetapi juga membantu memastikan ketersediaan pendapatan yang cukup.
tulis komentar anda