Sejumlah Aktivis Bedah Buku Hitam Prabowo Subianto di Tangsel
Selasa, 19 Desember 2023 - 21:28 WIB
TANGERANG SELATAN - Bedah buku berjudul 'Buku Hitam Prabowo Subianto' digelar di salah satu saung samping Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (18/12/2023). Penulis Azwar Furgudyama memaparkan beberapa poin dari buku tersebut.
Hadir di lokasi sejumlah aktivis 98 seperti Firman Tendry, Mixil Mina Munir, Ridwan Darmawan, pegiat demokrasi Ray Rangkuti, hingga aktivis Nahdhatul Ulama (NU) Savic Ali.
Dalam penjelasannya, Azwar mengatakan, buku itu terdiri dari VII bab. "Kita luncurkan buku ini minggu lalu. Buku ini terdiri dari tujuh bab, semuanya kita bedah bersama-sama dengan aktivis-aktivis yang dulu berbenturan langsung dengan Orde Baru," tuturnya.
Menurut mantan aktivis Forum Kota (Forkot) itu, kehadiran 'Buku Hitam Prabowo Subianto' ini tak hanya menjadi bentuk empati terhadap korban dan keluarganya. Menurutnya, hadirnya buku ini merupakan tanggung jawab sejarah untuk bangsa serta nilai moral dan kemanusiaan yang universal.
"Ini wujud kepedulian sejarah kawan-kawan (98). Yang hadir di sini kan banyak, ini semua aktivis-aktivis yang pada tahun 98 berjuang untuk proses demokratisasi di Indonesia melawan rezim otoritarianisme orde baru, dan sampai hari ini masih konsisten," tegasnya.
Dia mengklaim mendapat banyak respons positif atas peluncuran buku ini. Hal demikian menunjukkan kuatnya tekad masyarakat guna penyelesaian kasus hukum pelanggaran HAM masa lalu.
"Rekam jejak seorang pemimpin itu harus dilihat. Dia dahulunya pernah melakukan apa?" ujarnya.
Azwar berharap bukunya menjadi lentera baru dalam mengingatkan masa-masa kelam yang telah dilalui bangsa Indonesia. Kata dia, secara pribadi dirinya tak rela jika Indonesia dipimpin kembali oleh mereka yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan masa lalu.
Hadir di lokasi sejumlah aktivis 98 seperti Firman Tendry, Mixil Mina Munir, Ridwan Darmawan, pegiat demokrasi Ray Rangkuti, hingga aktivis Nahdhatul Ulama (NU) Savic Ali.
Dalam penjelasannya, Azwar mengatakan, buku itu terdiri dari VII bab. "Kita luncurkan buku ini minggu lalu. Buku ini terdiri dari tujuh bab, semuanya kita bedah bersama-sama dengan aktivis-aktivis yang dulu berbenturan langsung dengan Orde Baru," tuturnya.
Menurut mantan aktivis Forum Kota (Forkot) itu, kehadiran 'Buku Hitam Prabowo Subianto' ini tak hanya menjadi bentuk empati terhadap korban dan keluarganya. Menurutnya, hadirnya buku ini merupakan tanggung jawab sejarah untuk bangsa serta nilai moral dan kemanusiaan yang universal.
"Ini wujud kepedulian sejarah kawan-kawan (98). Yang hadir di sini kan banyak, ini semua aktivis-aktivis yang pada tahun 98 berjuang untuk proses demokratisasi di Indonesia melawan rezim otoritarianisme orde baru, dan sampai hari ini masih konsisten," tegasnya.
Dia mengklaim mendapat banyak respons positif atas peluncuran buku ini. Hal demikian menunjukkan kuatnya tekad masyarakat guna penyelesaian kasus hukum pelanggaran HAM masa lalu.
"Rekam jejak seorang pemimpin itu harus dilihat. Dia dahulunya pernah melakukan apa?" ujarnya.
Azwar berharap bukunya menjadi lentera baru dalam mengingatkan masa-masa kelam yang telah dilalui bangsa Indonesia. Kata dia, secara pribadi dirinya tak rela jika Indonesia dipimpin kembali oleh mereka yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan masa lalu.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda