Ganjar-Mahfud Ingin Sejahterakan Guru Ngaji, Marbot, dan Ustaz di Pesantren
Rabu, 06 Desember 2023 - 07:28 WIB
Di Aceh, lanjutnya, marbot dan guru ngaji bahkan tak digaji. Namun tetap tekun mengabdi. Jumlahnya di Aceh, sekitar 1.500 orang yang 65 persennya tidak punya pekerjaan tetap. Sisanya petani dan pedagang. Pendapatnya jauh di bawah UMR.
"Alhamdulillah kita punya dana. Jumlahnya Rp128 triliun. Tinggal gimana ngaturnya untuk kesejahteraan guru dan ustaz," ungkap Mahfud.
Ganjar-Mahfud, kata Menko Polhukam itu, bakal meningkatkan bantuan pesantren yang lebih adil dan merata. Khususnya pesantren yang kecil-kecil. "Ini akan kita atur kembali. Program penyetaraan untuk guru-guru madrasah. Penyeteraan institusinya, dan guru-gurunya. Sudah ada, tapi strateginya harus diperbaiki. Supaya guru madrasah, yang disertifikasi, tetap bertugas di madrasah di pesantren, supaya tidak pergi ke pendidikan negeri," ungkapnya.
Ganjar-Mahfud juga akan membangun ekosistem yang mempersiapkan santri yang jadi ilmuwan, usahawan, dan entrepreneur. Sebab, banyak santri keren, tetapi usaha sendiri. Bukan by design.
"Nah itu semua yang akan kita design agar semua santri merata punya kesempatan. Agar produk pesantren yang unggul semakin banyak. Go internasional bukan karena usaha pribadi, tapi disiapkan," tegasnya.
Dikatakan Mahfud, tenaga pekerja dari pesantren lebih punya tanggung jawab moral. Sebab, sejak masuk sudah dididik jangan rakus dan makan hak orang lain, dan nilai kepesantrenan lainnya.
Mahfud juga akan menata Mahad Aly, semacam perguruan tinggi di pondok pesantren. Menurutnya, banyak ilmuwan dan ahli yang lahir dari institusi pendidikan tinggi pesantren tersebut.
"Saya ketemu KH. Afifuddin Muhajir di Situbondo, ahli fiqh siyasah, dia menguasai kitab-kitab hebat. Dia pendiri Mahad Aly, tetapi tidak disertifikasi padahal melahirkan lulusan-lulusan yang hebat-hebat," ungkapnya.
"Nah soal Mahad Aly, program pasca sarjana dan perguruan tinggi akan seperti apa? Diakreditasi Kemenag tapi tak disertifikasi Pemerintah. Padahal ini jauh lebih hebat dari yang umum. Kita akan taya kembali," sambungnya.
Mahfud juga berterima kasih kepada Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang telah memfasilitasi pertemuan dengan berbagi ulama dan habib. "Anda percaya nggak? Pak Hary Tanoesoedibjo sungguh-sungguh? Kenapa yang dikumpulkan pimpinan pesantren, DKM, guru madrasah? Apa keterikatannya dengan Pak Hary Tanoesoedibjo?" tanya Mahfud mengawali orasinya.
"Alhamdulillah kita punya dana. Jumlahnya Rp128 triliun. Tinggal gimana ngaturnya untuk kesejahteraan guru dan ustaz," ungkap Mahfud.
Ganjar-Mahfud, kata Menko Polhukam itu, bakal meningkatkan bantuan pesantren yang lebih adil dan merata. Khususnya pesantren yang kecil-kecil. "Ini akan kita atur kembali. Program penyetaraan untuk guru-guru madrasah. Penyeteraan institusinya, dan guru-gurunya. Sudah ada, tapi strateginya harus diperbaiki. Supaya guru madrasah, yang disertifikasi, tetap bertugas di madrasah di pesantren, supaya tidak pergi ke pendidikan negeri," ungkapnya.
Ganjar-Mahfud juga akan membangun ekosistem yang mempersiapkan santri yang jadi ilmuwan, usahawan, dan entrepreneur. Sebab, banyak santri keren, tetapi usaha sendiri. Bukan by design.
"Nah itu semua yang akan kita design agar semua santri merata punya kesempatan. Agar produk pesantren yang unggul semakin banyak. Go internasional bukan karena usaha pribadi, tapi disiapkan," tegasnya.
Dikatakan Mahfud, tenaga pekerja dari pesantren lebih punya tanggung jawab moral. Sebab, sejak masuk sudah dididik jangan rakus dan makan hak orang lain, dan nilai kepesantrenan lainnya.
Mahfud juga akan menata Mahad Aly, semacam perguruan tinggi di pondok pesantren. Menurutnya, banyak ilmuwan dan ahli yang lahir dari institusi pendidikan tinggi pesantren tersebut.
"Saya ketemu KH. Afifuddin Muhajir di Situbondo, ahli fiqh siyasah, dia menguasai kitab-kitab hebat. Dia pendiri Mahad Aly, tetapi tidak disertifikasi padahal melahirkan lulusan-lulusan yang hebat-hebat," ungkapnya.
"Nah soal Mahad Aly, program pasca sarjana dan perguruan tinggi akan seperti apa? Diakreditasi Kemenag tapi tak disertifikasi Pemerintah. Padahal ini jauh lebih hebat dari yang umum. Kita akan taya kembali," sambungnya.
Mahfud juga berterima kasih kepada Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang telah memfasilitasi pertemuan dengan berbagi ulama dan habib. "Anda percaya nggak? Pak Hary Tanoesoedibjo sungguh-sungguh? Kenapa yang dikumpulkan pimpinan pesantren, DKM, guru madrasah? Apa keterikatannya dengan Pak Hary Tanoesoedibjo?" tanya Mahfud mengawali orasinya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda