Satgas Covid-19 Tegaskan Thermometer Gun Tidak Menyebabkan Radiasi
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 17:45 WIB
JAKARTA - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 , dr. Shela Rachmayanti menegaskan penggunaan thermometer gun tidak menyebabkan radiasi. Hal ini menjawab pertanyaan yang akhir-akhir ini viral bahwa thermometer gun bisa menyebabkan radiasi dan berbahaya bagi otak maupun saraf manusia.
“Pertanyaan ini memang banyak dibicarakan di masyarakat. Tapi coba kita lihat secara sederhana dari bagaimana cara kerja termometer untuk bisa mendeteksi suhu tubuh kita. Sekali lagi termometer ini tidak mengeluarkan sinar yang bisa mengeluarkan radiasi, jadi tidak berbahaya. Tidak berbahaya untuk otak ataupun untuk saraf-saraf yang ada di mata,” jelas Shela dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Bertambah 2.473, Total Ada 121.226 Kasus Covid-19 di Indonesia)
Namun, Shela mengatakan jangan sampai salah penggunaan thermometer gun ruangan untuk mengukur suhu tubuh manusia. “Saya berikan contoh termometer gun yang digunakan yang memang telah diujikan secara medis bahwa aman dan bisa mendeteksi secara akurat. Jangan sampai ketukar dengan termometer gun yang digunakan untuk pengukuran suhu ruangan. Biasanya tuh warnanya orange dan hitam kalau tidak salah untuk yang pengukur suhu ruangan,” kata Shela. (Baca juga: WNI COVID-19 di Luar Negeri, Kemlu: 1.279 Positif, 848 Sembuh, 111 Meninggal)
Shela pun menjelaskan apa bahayanya jika salah penggunaan dalam thermometer gun ini. “Nah bahayanya apa nih kalau kita sampai salah menggunakan atau salah memilih thermo gun. Bahayanya adalah kita jadi tidak bisa mendeteksi suhu tubuh yang sebenarnya. Karena itu bukan diperuntukkan untuk suhu tubuh, untuk suhu ruangan jadi batas akurasinya lebih rendah. Akibatnya suhu kita normalnya 36,5 misalnya, jika tidak sesuai atau termometer untuk ruangan itu bisa mencapai 3,4 atau mungkin 3,2 derajat celcius. Itu yang bahaya,” katanya.
“Pertanyaan ini memang banyak dibicarakan di masyarakat. Tapi coba kita lihat secara sederhana dari bagaimana cara kerja termometer untuk bisa mendeteksi suhu tubuh kita. Sekali lagi termometer ini tidak mengeluarkan sinar yang bisa mengeluarkan radiasi, jadi tidak berbahaya. Tidak berbahaya untuk otak ataupun untuk saraf-saraf yang ada di mata,” jelas Shela dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Bertambah 2.473, Total Ada 121.226 Kasus Covid-19 di Indonesia)
Namun, Shela mengatakan jangan sampai salah penggunaan thermometer gun ruangan untuk mengukur suhu tubuh manusia. “Saya berikan contoh termometer gun yang digunakan yang memang telah diujikan secara medis bahwa aman dan bisa mendeteksi secara akurat. Jangan sampai ketukar dengan termometer gun yang digunakan untuk pengukuran suhu ruangan. Biasanya tuh warnanya orange dan hitam kalau tidak salah untuk yang pengukur suhu ruangan,” kata Shela. (Baca juga: WNI COVID-19 di Luar Negeri, Kemlu: 1.279 Positif, 848 Sembuh, 111 Meninggal)
Shela pun menjelaskan apa bahayanya jika salah penggunaan dalam thermometer gun ini. “Nah bahayanya apa nih kalau kita sampai salah menggunakan atau salah memilih thermo gun. Bahayanya adalah kita jadi tidak bisa mendeteksi suhu tubuh yang sebenarnya. Karena itu bukan diperuntukkan untuk suhu tubuh, untuk suhu ruangan jadi batas akurasinya lebih rendah. Akibatnya suhu kita normalnya 36,5 misalnya, jika tidak sesuai atau termometer untuk ruangan itu bisa mencapai 3,4 atau mungkin 3,2 derajat celcius. Itu yang bahaya,” katanya.
(cip)
tulis komentar anda