Profil Laksda TNI TSNB Hutabarat, Eks Ajudan Presiden SBY yang Jadi Sesjen Wantannas
Kamis, 23 November 2023 - 06:56 WIB
Setelah menjabat sebagai komandan kapal perang, Hutabarat menduduki jabatan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Bengkulu. Kemudian menjabat sebagai Asops Danlantamal III/Jakarta.
Dari Jakarta, dia dipercaya menduduki jabatan sebagai Padiklat pada proyek pengadaan KRI dr. Soeharso (SHS) di Korea Selatan (Korsel). Kemudian menjadi Asops Danguspurlabar dan Dankolat Koarmabar. Dedikasi dan loyalitas Hutabarat saat menjalankan tugas membawanya masuk ke dalam lingkaran Istana.
Hutabarat kemudian di percaya menjadi Ajudan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua tahun sejak 2012 hingga 2014. Karier militernya terus meningkat, dia kemudian diangkat menjadi Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlabar) sekarang bernama Koarmada I. Selanjutnya menjabat sebagai Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Wadanseskoal).
Dari situ, Hutabarat kemudian diangkat menjadi Kaskoarmada I kemudian Deputi Bidang Opslat Bakamla. Selanjutnya dia dipercaya menjadi Koorsahli KSAL. Tidak hanya itu, jabatan strategis lainnya yang pernah diemban Hutabarat adalah sebagai Pangkoarmada II yang bermarkas di Surabaya, Jawat Timur.
Saat menjabat sebagai PangkoarmaII, Laksda TNI Cokky panggilan akrabnya dipercaya menjadi Satuan Tugas Laut (Satgasla) yang menjamin keamanan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 dari sektor laut. Sebanyak 14 kapal perang canggih memagari laut seperti perisai yang melindungi pantai Hotel Apurva Nusa Dua Bali, tempat para pemimpin negara dan organisasi dunia bertemu.
Bukan hanya kapal perang kelas Frigate dan Corvet dengan segala senjata dan peralatan canggihnya, tapi Kapal Latih Layar KRI Bima Suci juga melengkapi jajaran kapal yang menjadi perhatian para peserta G20.
Selepas memimpin Koarmada II, Hutabarat kemudian diangkat menjadi Deputi Bidang Pengkajian dan Penginderaan Setjen Wantannas sebelum akhirnya diangkat menjadi Sesjen Wantannas.
Dalam bidang akademisi, Hutabarat juga merupakan perwira TNI AL yang sangat berprestasi dan banyak mengikuti pendidikan di luar negeri. Berbagai pendidikan militer dan umum pernah dilaluinya. Pendidikan militer yang pernah dijalaninya antara lain Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1989, Dikspespa Arteleri, Diklapa II Koum Angkatan-13, Sekolah Staf dan Komando (Seskoal) dan Sekolah Staff dan Komando (Sesko) TNI pada 2012.
Dia juga pernah mengikuti pendidikan militer di luar negeri seperti Principal Warfare Officer Course, Royal Navy, Inggris. Kemudian Anti Submarine Warfare Course, Royal Navy, Australian Command and Staff Course. Termasuk Maritime Component Commander Course di Pearl Harbor Hawaii.
Sedangkan untuk pendidikan umum, menyabet gelar Doktor bidang Strategik Manajemen dari Sekolah Bisnis, IPB University, Indonesia, Systemic Strategic Thinking Management and Planning Course, Naval Post Graduate School, Amerika Serikat. Selain itu, International Security Studies Course, G.C. Marshal CSS, Garmisch, Germany.
Dari Jakarta, dia dipercaya menduduki jabatan sebagai Padiklat pada proyek pengadaan KRI dr. Soeharso (SHS) di Korea Selatan (Korsel). Kemudian menjadi Asops Danguspurlabar dan Dankolat Koarmabar. Dedikasi dan loyalitas Hutabarat saat menjalankan tugas membawanya masuk ke dalam lingkaran Istana.
Hutabarat kemudian di percaya menjadi Ajudan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua tahun sejak 2012 hingga 2014. Karier militernya terus meningkat, dia kemudian diangkat menjadi Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlabar) sekarang bernama Koarmada I. Selanjutnya menjabat sebagai Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Wadanseskoal).
Dari situ, Hutabarat kemudian diangkat menjadi Kaskoarmada I kemudian Deputi Bidang Opslat Bakamla. Selanjutnya dia dipercaya menjadi Koorsahli KSAL. Tidak hanya itu, jabatan strategis lainnya yang pernah diemban Hutabarat adalah sebagai Pangkoarmada II yang bermarkas di Surabaya, Jawat Timur.
Saat menjabat sebagai PangkoarmaII, Laksda TNI Cokky panggilan akrabnya dipercaya menjadi Satuan Tugas Laut (Satgasla) yang menjamin keamanan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 dari sektor laut. Sebanyak 14 kapal perang canggih memagari laut seperti perisai yang melindungi pantai Hotel Apurva Nusa Dua Bali, tempat para pemimpin negara dan organisasi dunia bertemu.
Bukan hanya kapal perang kelas Frigate dan Corvet dengan segala senjata dan peralatan canggihnya, tapi Kapal Latih Layar KRI Bima Suci juga melengkapi jajaran kapal yang menjadi perhatian para peserta G20.
Selepas memimpin Koarmada II, Hutabarat kemudian diangkat menjadi Deputi Bidang Pengkajian dan Penginderaan Setjen Wantannas sebelum akhirnya diangkat menjadi Sesjen Wantannas.
Dalam bidang akademisi, Hutabarat juga merupakan perwira TNI AL yang sangat berprestasi dan banyak mengikuti pendidikan di luar negeri. Berbagai pendidikan militer dan umum pernah dilaluinya. Pendidikan militer yang pernah dijalaninya antara lain Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1989, Dikspespa Arteleri, Diklapa II Koum Angkatan-13, Sekolah Staf dan Komando (Seskoal) dan Sekolah Staff dan Komando (Sesko) TNI pada 2012.
Dia juga pernah mengikuti pendidikan militer di luar negeri seperti Principal Warfare Officer Course, Royal Navy, Inggris. Kemudian Anti Submarine Warfare Course, Royal Navy, Australian Command and Staff Course. Termasuk Maritime Component Commander Course di Pearl Harbor Hawaii.
Sedangkan untuk pendidikan umum, menyabet gelar Doktor bidang Strategik Manajemen dari Sekolah Bisnis, IPB University, Indonesia, Systemic Strategic Thinking Management and Planning Course, Naval Post Graduate School, Amerika Serikat. Selain itu, International Security Studies Course, G.C. Marshal CSS, Garmisch, Germany.
tulis komentar anda