Pangdam II/Sriwijaya yang Pernah Duduki Jabatan KSAD, Nomor 3 Jadi Wakil Presiden ke-6 RI

Jum'at, 10 November 2023 - 05:41 WIB
Seiring waktu, kariernya semakin moncer di militer. Tak hanya pangkatnya yang terus mendapat kenaikan, Makmun juga banyak dipercaya mengemban posisi-posisi strategis di TNI.

Sempat menjadi Pangdam Jayakarta pada periode 1969-1970, Makmun Murod ditunjuk menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Jabatan ini ditempatinya pada 1970-1971.

Setelah itu, Makmun juga sempat menjabat Panglima Kostranas (1971-1973) dan Pangkowilhan II (1973). Puncak kariernya terjadi saat mendapat kepercayaan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Menyandang pangkat Jenderal TNI (bintang 4), jabatan KSAD ditempatinya pada periode 1974 hingga 1978. Waktu itu, dia menggantikan Jenderal Surono Reksodimejo.

Terlepas dari banyaknya jabatan strategis yang sempat diduduki, Makmun Murod juga memiliki sederet riwayat penugasan operasi. Di antaranya seperti Operasi Perang Kemerdekaan I dan II (1947-1948), Operasi Penumpasan DI/TII di Jawa Barat (1952), Operasi Penumpasan PRRI/Permesta (1958), Operasi Dwikora (1964), dan lainnya.

Makmun Murod pensiun dari militer dengan pangkat terakhir jenderal bintang empat. Pada tahun 2011, dia meninggal dunia di usia sekitar 87 tahun.

3. Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno

Try Sutrisno merupakan salah satu tokoh militer yang sukses. Sejumlah jabatan militer termasuk Panglima Kodam (Pangdam) pernah diembannya sebelum menjadi Panglima ABRI (Pangab).

Try merupakan anak ketiga dari pasangan Soebandi dan Mardiyah. Try lahir di Surabaya, 15 November 1935.

Karier militer tertingginya adalah Pangab pada 1988-1993. Try menggantikan Jenderal LB Moerdani. Setelah tidak menjadi Pangab, suami dari Tuti Sutiawati ini terpilih menjadi Wakil Presiden ke-6 mendampingi Presiden Soeharto pada masa jabatan 1993-1998.

Try pada tahun 1956 diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Pada 1959, Try lulus dan dilantik dari Atekad menjadi perwira muda dengan pangkat Letda Czi (Letnan Dua Corps Zeni).

Pengalaman militer Try yang pertama adalah pada tahun 1957, ketika ikut berperang melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera.

Try juga pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1974-1978. Try mengenal Soeharto saat Operasi Pembebasan Irian Barat pada tahun 1962. Kala itu, Soeharto yang berpangkat Mayor Jenderal, ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.

Setelah menjadi ajudan Soeharto, Try menduduki sejumlah jabatan strategis khususnya di TNI Angkatan Darat (AD). Di antaranya, Kasdam XVI/Udayana, Pangdam IV/Sriwijaya, kemudian Pangdam Jaya, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), hingga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Try yang kala itu berpangkat Brigjen, menjadi Pangdam IV/Sriwijaya pada 17 Mei 1979. Dia diangkat berdasarkan SK Menteri Pertahanan Keamanan Nomor 600/V/1979 tertanggal 11 Mei 1979. Try menggantikan Brigjen TNI Obrijen Setjakusumah.

Tiga tahun bertugas sebagai Pangdam IV/Sriwijaya, Try dimutasi menjadi Pangdam V/Jaya pada 1982. Try menggantikan Mayjen TNI Norman Sasono.

Menjabat Pangdam Jaya, bintang di pundak Try bertambah satu. Try berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen). Dikutip dari laman kodamjaya-tniad.mil.id, Try menjabat Pangdam Jaya sejak 1982-1985.



Karier militer ayah Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo ini kemudian meroket mulai dari Wakasad (1985-1986). Pangkatnya Letjen. Tak sampai setahun menjadi Wakasad, Try menjadi KSAD menggantikan Jenderal Rudini pada Juni 1986 hingga 1988. Pangkatnya pun naik menjadi Jenderal. Akhirnya, Try menjadi Panglima ABRI atau Pangab pada 1988-1993.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More