Pangdam II/Sriwijaya yang Pernah Duduki Jabatan KSAD, Nomor 3 Jadi Wakil Presiden ke-6 RI
Jum'at, 10 November 2023 - 05:41 WIB
Setelah itu, Makmun juga sempat menjabat Panglima Kostranas (1971-1973) dan Pangkowilhan II (1973). Puncak kariernya terjadi saat mendapat kepercayaan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Menyandang pangkat Jenderal TNI (bintang 4), jabatan KSAD ditempatinya pada periode 1974 hingga 1978. Waktu itu, dia menggantikan Jenderal Surono Reksodimejo.
Terlepas dari banyaknya jabatan strategis yang sempat diduduki, Makmun Murod juga memiliki sederet riwayat penugasan operasi. Di antaranya seperti Operasi Perang Kemerdekaan I dan II (1947-1948), Operasi Penumpasan DI/TII di Jawa Barat (1952), Operasi Penumpasan PRRI/Permesta (1958), Operasi Dwikora (1964), dan lainnya.
Makmun Murod pensiun dari militer dengan pangkat terakhir jenderal bintang empat. Pada tahun 2011, dia meninggal dunia di usia sekitar 87 tahun.
Try merupakan anak ketiga dari pasangan Soebandi dan Mardiyah. Try lahir di Surabaya, 15 November 1935.
Karier militer tertingginya adalah Pangab pada 1988-1993. Try menggantikan Jenderal LB Moerdani. Setelah tidak menjadi Pangab, suami dari Tuti Sutiawati ini terpilih menjadi Wakil Presiden ke-6 mendampingi Presiden Soeharto pada masa jabatan 1993-1998.
Try pada tahun 1956 diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Pada 1959, Try lulus dan dilantik dari Atekad menjadi perwira muda dengan pangkat Letda Czi (Letnan Dua Corps Zeni).
Pengalaman militer Try yang pertama adalah pada tahun 1957, ketika ikut berperang melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera.
Try juga pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1974-1978. Try mengenal Soeharto saat Operasi Pembebasan Irian Barat pada tahun 1962. Kala itu, Soeharto yang berpangkat Mayor Jenderal, ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.
Menyandang pangkat Jenderal TNI (bintang 4), jabatan KSAD ditempatinya pada periode 1974 hingga 1978. Waktu itu, dia menggantikan Jenderal Surono Reksodimejo.
Terlepas dari banyaknya jabatan strategis yang sempat diduduki, Makmun Murod juga memiliki sederet riwayat penugasan operasi. Di antaranya seperti Operasi Perang Kemerdekaan I dan II (1947-1948), Operasi Penumpasan DI/TII di Jawa Barat (1952), Operasi Penumpasan PRRI/Permesta (1958), Operasi Dwikora (1964), dan lainnya.
Makmun Murod pensiun dari militer dengan pangkat terakhir jenderal bintang empat. Pada tahun 2011, dia meninggal dunia di usia sekitar 87 tahun.
3. Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno
Try Sutrisno merupakan salah satu tokoh militer yang sukses. Sejumlah jabatan militer termasuk Panglima Kodam (Pangdam) pernah diembannya sebelum menjadi Panglima ABRI (Pangab).Try merupakan anak ketiga dari pasangan Soebandi dan Mardiyah. Try lahir di Surabaya, 15 November 1935.
Karier militer tertingginya adalah Pangab pada 1988-1993. Try menggantikan Jenderal LB Moerdani. Setelah tidak menjadi Pangab, suami dari Tuti Sutiawati ini terpilih menjadi Wakil Presiden ke-6 mendampingi Presiden Soeharto pada masa jabatan 1993-1998.
Try pada tahun 1956 diterima menjadi taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Pada 1959, Try lulus dan dilantik dari Atekad menjadi perwira muda dengan pangkat Letda Czi (Letnan Dua Corps Zeni).
Pengalaman militer Try yang pertama adalah pada tahun 1957, ketika ikut berperang melawan Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera.
Try juga pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto pada 1974-1978. Try mengenal Soeharto saat Operasi Pembebasan Irian Barat pada tahun 1962. Kala itu, Soeharto yang berpangkat Mayor Jenderal, ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala yang berpangkalan di Sulawesi.
tulis komentar anda