Soroti Gibran Maju Cawapres, Media Asing Sebut Demokrasi RI Telah Mati
Jum'at, 03 November 2023 - 07:39 WIB
JAKARTA - Majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto menjadi sorotan berbagai media asing. Media asal Jerman, Handesblat menulis majunya Gibran ini sebagai upaya Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) membangun dinasti politik.
Langkah politik Jokowi tersebut juga dianggap mematikan demokrasi di Indonesia. Handesblatt juga menyatakan bahwa kondisi itu pun dianggap sebagai pembangunan politik yang sangat problematis.
“Fakta bahwa Gibran yang berusia 36 tahun akan segera mengambil peran sentral di tingkat nasional adalah berkat keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi pekan lalu,” tulis Handelsblatt.
Media asing tersebut juga mengutip soal keterangan Jokowi yang berkali-kali membantah ikut campur dalam urusan politik di akhir masa jabatannya. Namun, nyatanya Jokowi disebut terlibat dan turut mencampuri urusan politik.
“Secara resmi, Jokowi membantah mengerjakan bisnis keluarga politiknya sendiri. Ketika ditanya tentang hal ini, dia menekankan di masa lalu bahwa dia tidak ingin ikut campur dalam keputusan anak-anaknya. Selain itu, pada akhirnya, orang-orang memutuskan siapa yang akan menerima kekuasaan,” lanjut isi tulisan Handelsblatt.
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin Anwar Usman, yang notabenenya adik ipar Jokowi dan paman Gibran turut menjadi sorotan. “Menurut keputusan hakim, orang-orang muda yang sudah memiliki pengalaman politik di tingkat daerah juga akan diterima di masa depan - seperti Wali Kota Gibran. Kritikus bereaksi dengan marah terhadap keputusan tersebut dan menuduh pengadilan nepotisme mendukung keluarga presiden. Mereka menunjukkan bahwa hakim konstitusional tertinggi adalah saudara ipar Jokowi dan paman Gibran,” demikian tulisan Handelsblatt.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan komentar dan tulisan media asing sebagai bentuk kritik kepada Indonesia. “Kritik dari pihak asing melihat fenomena politik politik mutakhir indonesia. Terutama manuver Jokowi yang dinilai merestui dan mendoakan keluarganya juga terjun ke dunia politik,” kata dia ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (2/11/2023).
Adi juga menilai media asing itu juga terlihat menyoroti putusan MK yang kontroversial yang dijadikan parameter penilaian demokrasi Tanah Air. “Kritik pihak luar itu mesti dilihat sebagai vitamin untuk perbaikan,” ujarnya.
Sebelumnya, sorotan media mancanegara sudah pernah mengarah kepada Presiden Jokowi. Laman TIME mengunggah artikel berjudul Indonesian Presidential Candidate Names Current President’s Son as Running Mate.
Artikel yang tayang pada Senin (23/10/2023) pukul 03.05 EDT itu secara khusus mengupas peluang Jokowi tetap memainkan pengaruhnya setelah masa kepresidenannya berakhir tahun depan. TIME menulis Jokowi sudah berkali-kali menepis anggapan soal Presiden Ketujuh RI itu cawe-cawe pada penentuan capres-cawapres.
“Namun, Gibran sebagai wakil presiden bisa memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk memainkan peran penting dalam mengarahkan negeri dengan perekonomin terbesar di Asia Tenggara setelah periode keduanya berakhir pada Oktober 2024,” demikian ditulis TIME.
Langkah politik Jokowi tersebut juga dianggap mematikan demokrasi di Indonesia. Handesblatt juga menyatakan bahwa kondisi itu pun dianggap sebagai pembangunan politik yang sangat problematis.
“Fakta bahwa Gibran yang berusia 36 tahun akan segera mengambil peran sentral di tingkat nasional adalah berkat keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi pekan lalu,” tulis Handelsblatt.
Media asing tersebut juga mengutip soal keterangan Jokowi yang berkali-kali membantah ikut campur dalam urusan politik di akhir masa jabatannya. Namun, nyatanya Jokowi disebut terlibat dan turut mencampuri urusan politik.
“Secara resmi, Jokowi membantah mengerjakan bisnis keluarga politiknya sendiri. Ketika ditanya tentang hal ini, dia menekankan di masa lalu bahwa dia tidak ingin ikut campur dalam keputusan anak-anaknya. Selain itu, pada akhirnya, orang-orang memutuskan siapa yang akan menerima kekuasaan,” lanjut isi tulisan Handelsblatt.
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin Anwar Usman, yang notabenenya adik ipar Jokowi dan paman Gibran turut menjadi sorotan. “Menurut keputusan hakim, orang-orang muda yang sudah memiliki pengalaman politik di tingkat daerah juga akan diterima di masa depan - seperti Wali Kota Gibran. Kritikus bereaksi dengan marah terhadap keputusan tersebut dan menuduh pengadilan nepotisme mendukung keluarga presiden. Mereka menunjukkan bahwa hakim konstitusional tertinggi adalah saudara ipar Jokowi dan paman Gibran,” demikian tulisan Handelsblatt.
Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan komentar dan tulisan media asing sebagai bentuk kritik kepada Indonesia. “Kritik dari pihak asing melihat fenomena politik politik mutakhir indonesia. Terutama manuver Jokowi yang dinilai merestui dan mendoakan keluarganya juga terjun ke dunia politik,” kata dia ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (2/11/2023).
Adi juga menilai media asing itu juga terlihat menyoroti putusan MK yang kontroversial yang dijadikan parameter penilaian demokrasi Tanah Air. “Kritik pihak luar itu mesti dilihat sebagai vitamin untuk perbaikan,” ujarnya.
Sebelumnya, sorotan media mancanegara sudah pernah mengarah kepada Presiden Jokowi. Laman TIME mengunggah artikel berjudul Indonesian Presidential Candidate Names Current President’s Son as Running Mate.
Artikel yang tayang pada Senin (23/10/2023) pukul 03.05 EDT itu secara khusus mengupas peluang Jokowi tetap memainkan pengaruhnya setelah masa kepresidenannya berakhir tahun depan. TIME menulis Jokowi sudah berkali-kali menepis anggapan soal Presiden Ketujuh RI itu cawe-cawe pada penentuan capres-cawapres.
“Namun, Gibran sebagai wakil presiden bisa memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk memainkan peran penting dalam mengarahkan negeri dengan perekonomin terbesar di Asia Tenggara setelah periode keduanya berakhir pada Oktober 2024,” demikian ditulis TIME.
(poe)
tulis komentar anda