Pangdam III/Siliwangi yang Kariernya Melejit Jadi KSAD, Nomor 1 Calon Panglima TNI yang Jago Menembak
Kamis, 02 November 2023 - 05:41 WIB
Setelah lulus Akademi Militer pada 1978, dia ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassandha. Kemudian setelah menyelesaikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Pramono Edhie semakin sering menjabat di posisi strategis seperti Perwira Intel Operasi grup I Kopassus, hingga wakil komandan Grup 1/Kopassus pada tahun 1996.
Masa setelah Reformasi, Pramono Edhie terpilih menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001. Di tahun yang sama juga dia menempuh Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI).
Pada tahun 2005 karier Pramono terus meningkat, dimana kala itu dia menjadi Wakil Danjen Kopassus pada 2005. Dua tahun berselang jabatan Komandan Kopassus diembannya.
Namun, kariernya yang terlalu mulus ini membuat kebanyakan orang berpendapat karena latar belakang keluarganya yang mendukung dia mudah dalam naik pangkat dan menjabat posisi strategis. Apalagi ketika dia menjadi KSAD.
Dilansir dari demokrat.or.id, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Nomor 40/TNI/tahun 2011 mengangkat Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI George Toisutta.
Proses pengangkatannya sebagai KSAD saat itu menuai protes dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang menganggap terdapat unsur nepotisme karena Pramono Edhie merupakan adik dari Ibu Negara Ani Yudhoyono atau ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun pendapat tersebut memang tak sepenuhnya benar mengingat banyaknya penghargaan yang diterimanya. Mulai dari bintang, satyalancana, hingga brevet dan wing.
Beberapa brevet yang disandangnya terdiri dari, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Utama, Brevet Free Fall, Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror, Brevet Kualifikasi Intai Tempur, Brevet Kualifikasi Intai Amfibi, Brevet Kualifikasi Komando Paskhas, Brevet Denjaka, Brevet Hiu Kencana, dan Wing Penerbang TNI AU.
Kemudian ada pula brevet yang didapatnya dari luar negeri seperti, Basic Military Freefall Parachutist Badge (US Army), Master Parachutist Badge (US Army), dan Pathfinder Badge (US Army).
Setelah pensiun dari militer, Pramono Edhie terjun ke dalam dunia politik dan bergabung dengan Partai Demokrat menjadi salah satu Anggota Dewan Pembina Partai pada tahun 2013.
Masa setelah Reformasi, Pramono Edhie terpilih menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001. Di tahun yang sama juga dia menempuh Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI).
Pada tahun 2005 karier Pramono terus meningkat, dimana kala itu dia menjadi Wakil Danjen Kopassus pada 2005. Dua tahun berselang jabatan Komandan Kopassus diembannya.
Namun, kariernya yang terlalu mulus ini membuat kebanyakan orang berpendapat karena latar belakang keluarganya yang mendukung dia mudah dalam naik pangkat dan menjabat posisi strategis. Apalagi ketika dia menjadi KSAD.
Dilansir dari demokrat.or.id, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Nomor 40/TNI/tahun 2011 mengangkat Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI George Toisutta.
Proses pengangkatannya sebagai KSAD saat itu menuai protes dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang menganggap terdapat unsur nepotisme karena Pramono Edhie merupakan adik dari Ibu Negara Ani Yudhoyono atau ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun pendapat tersebut memang tak sepenuhnya benar mengingat banyaknya penghargaan yang diterimanya. Mulai dari bintang, satyalancana, hingga brevet dan wing.
Beberapa brevet yang disandangnya terdiri dari, Brevet Kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Para Utama, Brevet Free Fall, Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror, Brevet Kualifikasi Intai Tempur, Brevet Kualifikasi Intai Amfibi, Brevet Kualifikasi Komando Paskhas, Brevet Denjaka, Brevet Hiu Kencana, dan Wing Penerbang TNI AU.
Kemudian ada pula brevet yang didapatnya dari luar negeri seperti, Basic Military Freefall Parachutist Badge (US Army), Master Parachutist Badge (US Army), dan Pathfinder Badge (US Army).
Setelah pensiun dari militer, Pramono Edhie terjun ke dalam dunia politik dan bergabung dengan Partai Demokrat menjadi salah satu Anggota Dewan Pembina Partai pada tahun 2013.
tulis komentar anda