Gandeng USAID, 30 RS Muhammadiyah Terlibat Tangani Covid-19
Rabu, 05 Agustus 2020 - 19:43 WIB
JAKARTA - Muhammadiyah dan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) bersinergi meningkatkan kapasitas dan kualitas rumah sakit untuk melayani pasien Covid-19 di Indonesia. Kerjasama itu diwujudkan melalui program Mentari Covid-19.
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin, mengatakan program ini sebelumnya bernama Mentari TB yang fokus pada penanganan tuberkulosis (TB), dimulai pada Maret 2020.
“Dulunya untuk penanangan tuberkulosis (TBC) di rumah sakit, tetapi karena bersamaan adanya Covid-19, makanya program ini kemudian ditujukan untuk membantu penanganan pandemi,” terang Agus dalam peluncuran Mentari Covid-19 secara daring, Rabu (5/8/2020).
(Baca: Pasien Covid-19 Terus Bertambah, RS Muhammadiyah Mulai Kewalahan)
Program ini berdurasi enam bulan dan didukung sepenuhnya oleh USAID di Jakarta. Agus mengatakan, Mentari Covid-19 melibatkan 30 RS Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) di tujuh provinsi. Sebagian besar adalah rumah sakit rujukan yang ditunjuk oleh pemerintah. Hampir semua rumah sakit ini banyak menangani pasien Covid-19.
“Ini sebuah kolaborasi yang baru dibuat oleh USAID dengan organisasi di Indonesia. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Muhammadiyah. Insya Allah, Muhammadiyah akan berusaha keras untuk amanah di dalam menjalankan proyek ini dan memberikan manfaat sebesar-besarnya penanganan Covid-19,” ujar dia.
Pihaknya juga bersama Kementerian Kesehatan akan memberikan dukungan dalam koordinasi dengan dinas-dinas kesehatan dan jaringan rumah sakit Muhammadiyah.
(Baca: Hanya 63 Persen Warga Muhammadiyah yang Patuhi Protokol Kesehatan)
“Mudah-mudahan kerjasama segitiga ini bisa memberikan manfaat. Kami Muhammadiyah juga bisa berkontribusi terhadap pemerintah dalam penanganan Covid-19,” tambahnya.
Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah, Agus Samsudin, mengatakan program ini sebelumnya bernama Mentari TB yang fokus pada penanganan tuberkulosis (TB), dimulai pada Maret 2020.
“Dulunya untuk penanangan tuberkulosis (TBC) di rumah sakit, tetapi karena bersamaan adanya Covid-19, makanya program ini kemudian ditujukan untuk membantu penanganan pandemi,” terang Agus dalam peluncuran Mentari Covid-19 secara daring, Rabu (5/8/2020).
(Baca: Pasien Covid-19 Terus Bertambah, RS Muhammadiyah Mulai Kewalahan)
Program ini berdurasi enam bulan dan didukung sepenuhnya oleh USAID di Jakarta. Agus mengatakan, Mentari Covid-19 melibatkan 30 RS Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) di tujuh provinsi. Sebagian besar adalah rumah sakit rujukan yang ditunjuk oleh pemerintah. Hampir semua rumah sakit ini banyak menangani pasien Covid-19.
“Ini sebuah kolaborasi yang baru dibuat oleh USAID dengan organisasi di Indonesia. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Muhammadiyah. Insya Allah, Muhammadiyah akan berusaha keras untuk amanah di dalam menjalankan proyek ini dan memberikan manfaat sebesar-besarnya penanganan Covid-19,” ujar dia.
Pihaknya juga bersama Kementerian Kesehatan akan memberikan dukungan dalam koordinasi dengan dinas-dinas kesehatan dan jaringan rumah sakit Muhammadiyah.
(Baca: Hanya 63 Persen Warga Muhammadiyah yang Patuhi Protokol Kesehatan)
“Mudah-mudahan kerjasama segitiga ini bisa memberikan manfaat. Kami Muhammadiyah juga bisa berkontribusi terhadap pemerintah dalam penanganan Covid-19,” tambahnya.
tulis komentar anda