Fakta Rais Abin, Sosok Jenderal yang Sukses Jadi Juru Lobi Perang Mesir-Israel
Minggu, 22 Oktober 2023 - 06:14 WIB
JAKARTA - Rais Abin, adalah sosok jenderal yang dinilai sukses menjadi juri lobi ketika terjadi perang antara Mesir dan Israel. Kala itu terjadi perang Yom Kipur atau yang disebut juga Perang Arab-Israel, menjadi pertempuran paling bersejarah baik di kubu Mesir maupun Israel.
Perang yang terjadi pada 6 Oktober 1973 itu diprakarsai oleh Mesir dan Suriah yang menyerang Israel demi merebut wilayah yang sebelumnya diambil kubu Zionis.
Dilansir dari Britannica, perang yang terjadi pada 6 Oktober itu bertepatan dengan hari suci Yahudi; Yom Kippur. Pada hari itu juga bertepatan di bulan suci Ramadhan.
Pada saat militer Israel melemah karena kebanyakan dari mereka tengah merayakan hari suci Yom Kippur, Mesir dan Suriah mulai menyerang dan membuat pasukan Israel terpukul mundur. Pasukan Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez, sedangkan pasukan Suriah mampu menerobos ke Dataran Tinggi Golan.
Menurut History, walaupun Mesir kembali mengalami kekalahan, hal ini justru meningkatkan prestise Sadat, (Anwar Sadat, Presiden Mesir periode 1969-1970) di Timur Tengah dan memberinya kesempatan untuk kembali membuat perjanjian perdamaian.
Sampai pada tahun 1974, akhirnya perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir dibentuk. Membuat sebagian wilayah Sinai yang sebelumnya dikuasai Zionis dikembalikan pada Mesir.
Dalam kondisi demikian, seperti dikutip dari situs menpan.go.id, Minggu (22/10/2023), Rais Abin menjadi Panglima United Nations Emergency Forces (UNEF) II pada tahun 1976-1979, yang merupakan pasukan perdamaian di Timur Tengah setelah Perang Yom Kippur.
UNEF II bertugas menjaga perdamaian antara Mesir dan Israel setelah perang Yom Kippur (Oktober 1973). Berkat lobi dan diplomasinya, Rais Abin berhasil mempertemukan Presiden Mesir, Anwar Sadat, dengan PM Israel, Menachem Begin.
Perang yang terjadi pada 6 Oktober 1973 itu diprakarsai oleh Mesir dan Suriah yang menyerang Israel demi merebut wilayah yang sebelumnya diambil kubu Zionis.
Dilansir dari Britannica, perang yang terjadi pada 6 Oktober itu bertepatan dengan hari suci Yahudi; Yom Kippur. Pada hari itu juga bertepatan di bulan suci Ramadhan.
Pada saat militer Israel melemah karena kebanyakan dari mereka tengah merayakan hari suci Yom Kippur, Mesir dan Suriah mulai menyerang dan membuat pasukan Israel terpukul mundur. Pasukan Mesir berhasil menyeberangi Terusan Suez, sedangkan pasukan Suriah mampu menerobos ke Dataran Tinggi Golan.
Baca Juga
Menurut History, walaupun Mesir kembali mengalami kekalahan, hal ini justru meningkatkan prestise Sadat, (Anwar Sadat, Presiden Mesir periode 1969-1970) di Timur Tengah dan memberinya kesempatan untuk kembali membuat perjanjian perdamaian.
Sampai pada tahun 1974, akhirnya perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir dibentuk. Membuat sebagian wilayah Sinai yang sebelumnya dikuasai Zionis dikembalikan pada Mesir.
Dalam kondisi demikian, seperti dikutip dari situs menpan.go.id, Minggu (22/10/2023), Rais Abin menjadi Panglima United Nations Emergency Forces (UNEF) II pada tahun 1976-1979, yang merupakan pasukan perdamaian di Timur Tengah setelah Perang Yom Kippur.
UNEF II bertugas menjaga perdamaian antara Mesir dan Israel setelah perang Yom Kippur (Oktober 1973). Berkat lobi dan diplomasinya, Rais Abin berhasil mempertemukan Presiden Mesir, Anwar Sadat, dengan PM Israel, Menachem Begin.
Lihat Juga :
tulis komentar anda