Ganjar, MGR Henricus, dan Pemimpin Agama di Malang Sepakat Tak Boleh Ada Perpecahan
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 17:44 WIB
MALANG - Dalam kunjungan Capres 2024 Ganjar Pranowo yang diadakan pada Oktober 2023, dia berdiskusi dengan Uskup Malang Mgr Henricus Pidyarto Gunawan di Keuskupan Malang, Kota Malang , Jawa Timur. Dalam diskusi tersebut, mereka membahas tentang komitmen menjaga kebangsaan.
Ganjar mengaku banyak topik yang dibicarakan bersama Mgr Henricus. Salah satunya berkaitan dengan penegakan cita-cita kebangsaan menjelang pemilu.
Menurut Ganjar, ada juga perbincangan mengenai Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang berperan penting dalam menjaga suasana kondusif. Karena itu, keduanya menyampaikan ajakan kepada semua pihak yang terlibat untuk tetap menjaga keadaan saat ini tanpa perlu saling menyinggung.
“Kita, yuk, jaga perasaan, jangan menyakiti orang karena soal agamanya, sukunya, golongannya agar kita bisa merasakan sebagai sesama anak bangsa yang merdeka. Itu pesan-pesan menurut saya, diskusinya menarik,” ujar Ganjar.
Mgr Henricus mengungkapkan kebahagiaannya karena Ganjar bersedia datang dan bertemu dengan pihak administrasi Keuskupan Malang. “Saya senang beliau berkunjung,” katanya.
Diketahui, Kota Malang memiliki toleransi yang cukup tinggi dalam beragama. Salah satunya sikap toleransi yang ada di lereng timur Gunung Kawi, terletak sebuah dusun yang dikenal dengan nama Dusun Jamuran. Selain lingkungannya yang indah, dusun ini terkenal dengan kerukunan antarumat beragama yang kokoh.
Di Dusun Jamuran, terdapat tiga komunitas agama yang berbeda yakni Islam, Hindu, dan Kristen. Meski berbeda, penganut ketiga agama ini mampu hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Salah satu warga Dusun Jamuran membagikan cerita akan sikap ramah tamah yang selalu ditunjukkan tetangganya saat merayakan hari raya nasional atau keagamaan.
Misalnya saat umat Islam merayakan hari raya Idulfitri, umat Hindu dan Kristen akan berkumpul di masjid untuk memastikan keamanan. Bahkan, mereka mengunjungi rumah-rumah umat Islam pada siang hari untuk menjalin persaudaraan.
Hari raya keagamaan bukan satu-satunya momen di mana umat beragama menunjukkan toleransi satu sama lain. Namun juga dalam kehidupan sehari-hari dan pada acara-acara dusun seperti Perayaan Bersih-Bersih Desa.
Dusun Jamuran juga menggelar acara Selamatan Bersih Desa yang pernah diadakan pada tahun 2022. Pada kesempatan ini, muncul rasa toleransi umat beragama. Jadwal tahunan pertama menampilkan layanan ibadah dari tiga tradisi agama berbeda, yakni Islam, Hindu, dan Kristen.
Usai ibadah jemaah, berbagai pertunjukan kesenian khas Dusun Jamuran digelar untuk memeriahkan kemeriahan. Dimulai dengan pertunjukan tari dan musik karya klasik, seni kuda lumping, seni pencak silat, serta hiburan musik. Tarian tradisional Remo Gending dan acara Kenduri atau Barik'an menjadi highlight kegiatan Bersih Desa. Bersih Desa Dusun Jamuran diakhiri dengan acara hiburan kesenian Tayub.
Ganjar mengaku banyak topik yang dibicarakan bersama Mgr Henricus. Salah satunya berkaitan dengan penegakan cita-cita kebangsaan menjelang pemilu.
Menurut Ganjar, ada juga perbincangan mengenai Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang berperan penting dalam menjaga suasana kondusif. Karena itu, keduanya menyampaikan ajakan kepada semua pihak yang terlibat untuk tetap menjaga keadaan saat ini tanpa perlu saling menyinggung.
“Kita, yuk, jaga perasaan, jangan menyakiti orang karena soal agamanya, sukunya, golongannya agar kita bisa merasakan sebagai sesama anak bangsa yang merdeka. Itu pesan-pesan menurut saya, diskusinya menarik,” ujar Ganjar.
Mgr Henricus mengungkapkan kebahagiaannya karena Ganjar bersedia datang dan bertemu dengan pihak administrasi Keuskupan Malang. “Saya senang beliau berkunjung,” katanya.
Diketahui, Kota Malang memiliki toleransi yang cukup tinggi dalam beragama. Salah satunya sikap toleransi yang ada di lereng timur Gunung Kawi, terletak sebuah dusun yang dikenal dengan nama Dusun Jamuran. Selain lingkungannya yang indah, dusun ini terkenal dengan kerukunan antarumat beragama yang kokoh.
Di Dusun Jamuran, terdapat tiga komunitas agama yang berbeda yakni Islam, Hindu, dan Kristen. Meski berbeda, penganut ketiga agama ini mampu hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Salah satu warga Dusun Jamuran membagikan cerita akan sikap ramah tamah yang selalu ditunjukkan tetangganya saat merayakan hari raya nasional atau keagamaan.
Misalnya saat umat Islam merayakan hari raya Idulfitri, umat Hindu dan Kristen akan berkumpul di masjid untuk memastikan keamanan. Bahkan, mereka mengunjungi rumah-rumah umat Islam pada siang hari untuk menjalin persaudaraan.
Hari raya keagamaan bukan satu-satunya momen di mana umat beragama menunjukkan toleransi satu sama lain. Namun juga dalam kehidupan sehari-hari dan pada acara-acara dusun seperti Perayaan Bersih-Bersih Desa.
Dusun Jamuran juga menggelar acara Selamatan Bersih Desa yang pernah diadakan pada tahun 2022. Pada kesempatan ini, muncul rasa toleransi umat beragama. Jadwal tahunan pertama menampilkan layanan ibadah dari tiga tradisi agama berbeda, yakni Islam, Hindu, dan Kristen.
Usai ibadah jemaah, berbagai pertunjukan kesenian khas Dusun Jamuran digelar untuk memeriahkan kemeriahan. Dimulai dengan pertunjukan tari dan musik karya klasik, seni kuda lumping, seni pencak silat, serta hiburan musik. Tarian tradisional Remo Gending dan acara Kenduri atau Barik'an menjadi highlight kegiatan Bersih Desa. Bersih Desa Dusun Jamuran diakhiri dengan acara hiburan kesenian Tayub.
(jon)
tulis komentar anda