Sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang Ditetapkan 1 Oktober
Minggu, 01 Oktober 2023 - 15:35 WIB
JAKARTA - Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober merupakan momen penting bagi rakyat Indonesia. Hari ini memiliki makna sejarah yang dalam terkait dengan upaya mempertahankan dan menghormati nilai-nilai Pancasila, dasar negara Indonesia.
Untuk memahami lebih dalam tentang peristiwa yang melatarbelakangi penetapan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober, mari kita tinjau sejarahnya.
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila diawali pada malam 30 September 1965, terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap anggota militer di Indonesia dalam peristiwa yang dikenal sebagai Gerakan 30 September.
Hal ini masih menjadi perdebatan akademik tentang pelakunya dan motifnya. Otoritas militer dan kelompok keagamaan menyebarkan informasi bahwa peristiwa ini merupakan usaha PKI untuk mengubah Pancasila menjadi ideologi komunis.
Kelompok PKI mengklaim sebagai anggota pengamanan Istana (Cakrabirawa) dan beralasan bahwa Presiden Soekarno mengundang beberapa tokoh ke Istana, padahal pada kenyataannya tidak ada undangan dari Presiden.
Tokoh tersebut adalah R Soeprapto, Sutoyo Siswomiharjo, S Parman, dan Pierre Andreas Tendean dibawa ke sebuah markas yang berlokasi di wilayah Pondok Gede, Jakarta Timur, di sana keempatnya kemudian dibunuh.
Setelah dibunuh, mayat para tokoh yang dibawa ke Markas Pondok Gede tersebut kemudian dibuang ke lubang sumur tua dengan kedalaman 12 meter dan diameternya mencapai 75cm.
Untuk memahami lebih dalam tentang peristiwa yang melatarbelakangi penetapan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober, mari kita tinjau sejarahnya.
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila diawali pada malam 30 September 1965, terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap anggota militer di Indonesia dalam peristiwa yang dikenal sebagai Gerakan 30 September.
Hal ini masih menjadi perdebatan akademik tentang pelakunya dan motifnya. Otoritas militer dan kelompok keagamaan menyebarkan informasi bahwa peristiwa ini merupakan usaha PKI untuk mengubah Pancasila menjadi ideologi komunis.
Kelompok PKI mengklaim sebagai anggota pengamanan Istana (Cakrabirawa) dan beralasan bahwa Presiden Soekarno mengundang beberapa tokoh ke Istana, padahal pada kenyataannya tidak ada undangan dari Presiden.
Tokoh tersebut adalah R Soeprapto, Sutoyo Siswomiharjo, S Parman, dan Pierre Andreas Tendean dibawa ke sebuah markas yang berlokasi di wilayah Pondok Gede, Jakarta Timur, di sana keempatnya kemudian dibunuh.
Setelah dibunuh, mayat para tokoh yang dibawa ke Markas Pondok Gede tersebut kemudian dibuang ke lubang sumur tua dengan kedalaman 12 meter dan diameternya mencapai 75cm.
Lihat Juga :
tulis komentar anda