Jenderal Polisi yang Mempunyai Gelar S3, Nomor Terakhir Dijuluki Bapak Satpam Indonesia
Senin, 18 September 2023 - 06:00 WIB
Dibyo Widodo meninggal dunia di RS Gleneagles, Singapura pada 15 Maret 2012 karena menderita penyakit jantung dan komplikasi. Jenazah Dibyo langsung dibawa ke Indonesia dan di sholatkan di Masjid Daarul Ilmi. Dibyo Widodo kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta pada 16 Maret 2012. Dalam prosesi pemakamannya itu, ratusan orang pelayat hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang jenderal.
FOTO/DOK.MABES POLRI
Jenderal polisi yang juga punya gelar S3 adalah Awaloedin Djamin. Dia merupakan Kapolri periode 26 September 1978–3 Desember 1982 di Zaman Presiden Soeharto.
Awaloedin Djamin juga termasuk jenderal polisi yang gemar belajar. Setamat SMA, polisi kelahiran Padang, Sumatera Barat, 26 September 1927 ini kuliah di Fakultas Ekonomi (1949-1950). Setelah itu, Awaloedin memutuskan bergabung dengan Korps Bhayangkara dan bersekolah di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) dan lulus pada 1955.
Setelah bertugas di bagian Sekretariat Jawatan Kepolisian Negara (1955) dan menjabat Kasi Umum Sekretariat Jawatan Kepolisian Negara (1958), Awaloedin Djamin mengikuti program Graduate School of Public and International Affair di Universitas Pittsburg, Amerika Serikat. Ia lalu meraih gelar doktor (PhD) dari School of Public Administration, Universitas California Selatan pada 1963.
Pulang ke Tanah Air, Awaloedin Djamin menjadi lektor luar biasa di PTIK. Namun tak lama kemudian, ia malah ditarik ke pemerintahan, ditunjuk menjadi Menteri Tenaga Kerja (Menaker) (1966-1968). Kemudian pada 1970 dipindah menjadi Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) (1970-1976), dan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Barat (1976-1978).
Pada 1978, Presiden Soeharto memanggil Awaloedin Djamin kembali ke Tanah Air. Ia ditunjuk menjadi Kapolri. Dalam situasi yang tidak menentu, Awaloedin Djamin mengarahkan Polri menjadi lembaga yang dinamis dan profesional. Ia juga mengeluarkan beragam kebijakan untuk meningkatkan keamanan masyarakat.
Salah satu kebijakan peninggalannya yang masih ada hingga saat ini adalah Satpam. Keberadaan satuan pengamanan dari unsur masyarakat umum ini didasarkan Surat Keputusan SKEP/126/XII/1980 tentang Pola Pembinaan Satuan Pengamanan yang diterbitkan Kapolri Jenderal Awaloedin Djamin pada 30 Desember 1980. Karena itulah, Awaloedin Djamin dijuluki sebagai Bapak Satpam Indonesia.
Setelah tak lagi menjabat Kapolri, Awaloedin Djamin menjadi Dekan PTIK. Ia kemudian dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia pada 1986.
4. Jenderal Polisi (Purn) Prof Dr Drs Awaloedin Djamin, MPA
FOTO/DOK.MABES POLRI
Jenderal polisi yang juga punya gelar S3 adalah Awaloedin Djamin. Dia merupakan Kapolri periode 26 September 1978–3 Desember 1982 di Zaman Presiden Soeharto.
Awaloedin Djamin juga termasuk jenderal polisi yang gemar belajar. Setamat SMA, polisi kelahiran Padang, Sumatera Barat, 26 September 1927 ini kuliah di Fakultas Ekonomi (1949-1950). Setelah itu, Awaloedin memutuskan bergabung dengan Korps Bhayangkara dan bersekolah di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) dan lulus pada 1955.
Setelah bertugas di bagian Sekretariat Jawatan Kepolisian Negara (1955) dan menjabat Kasi Umum Sekretariat Jawatan Kepolisian Negara (1958), Awaloedin Djamin mengikuti program Graduate School of Public and International Affair di Universitas Pittsburg, Amerika Serikat. Ia lalu meraih gelar doktor (PhD) dari School of Public Administration, Universitas California Selatan pada 1963.
Pulang ke Tanah Air, Awaloedin Djamin menjadi lektor luar biasa di PTIK. Namun tak lama kemudian, ia malah ditarik ke pemerintahan, ditunjuk menjadi Menteri Tenaga Kerja (Menaker) (1966-1968). Kemudian pada 1970 dipindah menjadi Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) (1970-1976), dan Duta Besar Indonesia untuk Jerman Barat (1976-1978).
Pada 1978, Presiden Soeharto memanggil Awaloedin Djamin kembali ke Tanah Air. Ia ditunjuk menjadi Kapolri. Dalam situasi yang tidak menentu, Awaloedin Djamin mengarahkan Polri menjadi lembaga yang dinamis dan profesional. Ia juga mengeluarkan beragam kebijakan untuk meningkatkan keamanan masyarakat.
Salah satu kebijakan peninggalannya yang masih ada hingga saat ini adalah Satpam. Keberadaan satuan pengamanan dari unsur masyarakat umum ini didasarkan Surat Keputusan SKEP/126/XII/1980 tentang Pola Pembinaan Satuan Pengamanan yang diterbitkan Kapolri Jenderal Awaloedin Djamin pada 30 Desember 1980. Karena itulah, Awaloedin Djamin dijuluki sebagai Bapak Satpam Indonesia.
Setelah tak lagi menjabat Kapolri, Awaloedin Djamin menjadi Dekan PTIK. Ia kemudian dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia pada 1986.
tulis komentar anda