Hasto Wardoyo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNY
Sabtu, 01 Agustus 2020 - 19:37 WIB
YOGYAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, menerima penghargaan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (1/8/2020).
Penghargaan diberikan atas prestasi Hasto saat menjabat sebagai Bupati Kulon Progo yang diembannya hampir dua masa jabatan sebelum pada 1 Juli 2019 diangkat dan dipercaya sebagai Kepala BKKBN Pusat di Jakarta.
Hasto putra lokal Kulon Progo yang pernah menjadi dokter Puskesmas. Dalam pengembangan karirnya dia kemudian mengambil spesialisasi ahli kandungan yang banyak mengabdi untuk masyarakat.
Dalam pidato ilmiahnya yang bertajuk 'Peran Pendidikan Vokasional untuk Mewujudkan Kemandirian di Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo', Hasto menyampaikan bagaimana menyinergikan bidang akademik vokasional dan pemberdayaan masyarkat.
Kedua promotor yaitu Prof Mohammad Bruri Triyono dan Prof Marsigit menganggap posisi Dokter Hasto manakala menjabat sebagai Bupati Kulon Progo selama dua periode (2011-2019) sedemikian strategis. “Promovendus menggerakan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai dorongan ideologis. Terutama dalam bidang vokasional serta kemampuan kreativitas dan inovasinya,” jelasnya.
Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd (Rektor UNY); dr. Hasto Wardoyo, Sp. O.G. (K) (Kepala BKKBN) dan, Prof. Dr. Zamzami, M.Pd (Ketua Senat UNY) foto bersama setelah menerima penghargaan gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Auditorium UNY Yogyakarta (Humas BKKBN, Yogyakarata 1/8)
Kulon Progo mempunyai 12 kapanewon yang terbagi menjadi 87 kelurahan serta memiliki 930 pedukuhan. Sebagai Bupati Kulon Progo saat itu Hasto mencanangkan gerakan Bela dan Beli Kulon Progo yang sangat kuat melekat di masyarakat sampai saat ini.
Ia memperkuat ketahanan ekonomi rakyat melalui sistem bersama yang transparan dan partisipatif. Konsep ini ia realisasikan menjadi mantra: madep mantep mangan panganan dewe, madep mantep ngombe banyune dewe, madep mantep nganggo klambine dewe. Dokter Hasto menuturkan gerakan kemasyarakatan ini secara ideologis membela bangsa sendiri lewat gotong-royong membeli produk masyarakat setempat.
Penghargaan diberikan atas prestasi Hasto saat menjabat sebagai Bupati Kulon Progo yang diembannya hampir dua masa jabatan sebelum pada 1 Juli 2019 diangkat dan dipercaya sebagai Kepala BKKBN Pusat di Jakarta.
Hasto putra lokal Kulon Progo yang pernah menjadi dokter Puskesmas. Dalam pengembangan karirnya dia kemudian mengambil spesialisasi ahli kandungan yang banyak mengabdi untuk masyarakat.
Dalam pidato ilmiahnya yang bertajuk 'Peran Pendidikan Vokasional untuk Mewujudkan Kemandirian di Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo', Hasto menyampaikan bagaimana menyinergikan bidang akademik vokasional dan pemberdayaan masyarkat.
Kedua promotor yaitu Prof Mohammad Bruri Triyono dan Prof Marsigit menganggap posisi Dokter Hasto manakala menjabat sebagai Bupati Kulon Progo selama dua periode (2011-2019) sedemikian strategis. “Promovendus menggerakan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai dorongan ideologis. Terutama dalam bidang vokasional serta kemampuan kreativitas dan inovasinya,” jelasnya.
Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd (Rektor UNY); dr. Hasto Wardoyo, Sp. O.G. (K) (Kepala BKKBN) dan, Prof. Dr. Zamzami, M.Pd (Ketua Senat UNY) foto bersama setelah menerima penghargaan gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Auditorium UNY Yogyakarta (Humas BKKBN, Yogyakarata 1/8)
Kulon Progo mempunyai 12 kapanewon yang terbagi menjadi 87 kelurahan serta memiliki 930 pedukuhan. Sebagai Bupati Kulon Progo saat itu Hasto mencanangkan gerakan Bela dan Beli Kulon Progo yang sangat kuat melekat di masyarakat sampai saat ini.
Ia memperkuat ketahanan ekonomi rakyat melalui sistem bersama yang transparan dan partisipatif. Konsep ini ia realisasikan menjadi mantra: madep mantep mangan panganan dewe, madep mantep ngombe banyune dewe, madep mantep nganggo klambine dewe. Dokter Hasto menuturkan gerakan kemasyarakatan ini secara ideologis membela bangsa sendiri lewat gotong-royong membeli produk masyarakat setempat.
tulis komentar anda