Fakta-fakta Pasukan Tontaipur Kostrad, Ahli Gunakan Sumpit Beracun dan Sabotase
Senin, 11 September 2023 - 05:31 WIB
Selama mengikuti pelatihan tersebut, para prajurit dibekali latihan tempur di alam terbuka, teknik tempur di bawah air, hingga pertempuran jarak dekat atau perkotaan. Maka prajurit yang tergabung dalam Kompi Taipur menguasai teknik intelijen tempur dan mampu menembus pertahanan musuh secara senyap. Sampai saat ini pelatihan Tontaipur yang diikuti oleh perwira, bintara dan tamtama sebanyak kurang lebih 300 personel telah meluluskan 9 gelombang.
Berbeda dengan satuan lainnya, prajurit Tontaipur memiliki keahlian khusus dalam menggunakan senjata tradisional masyarakat Dayak yakni, sumpit dengan jarum mematikan. Jarum sumpit memiliki racun yang didapat dari getah pepohonan khusus maupun dari bisa ular. Teknik ini masih masuk dalam kurikulum pelatihan Taipur hingga kini.
Kegunaan sumpit sangat menunjang dalam operasi senyap jarak dekat. Kelebihan dari senjata tradisional ini adalah jarum yang dikeluarkan dari sumpit bisa menembus sasaran dalam jarak 20-50 meter. Meski jarang digunakan, teknik sumpit tetap dijadikan senjata khusus untuk Kompi Taipur.
Panjang sumpit mencapai 1,9 -2,1 meter dan memiliki tiga bagian utama yakni sumpit yang berbentuk pipa, anak sumpit dan mata tombak di ujung depan. Sedangkan panjang jarum mencapai 15 centimeter atau setelapak tangan orang dewasa. Ciri khas lainnya dari pasukan Tontaipur adalah seragam serba hitam.
Terbaru, pada 2017 pasukan ini Tontaipur yang tergabung dalam Satgas Pembebasan Sandera berhasil membebaskan 347 warga yang sandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berkat keberhasilannya dalam tugas operasi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan mereka penghargaan berupa prioritas khusus sekolah dan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB).
3. Ahli Gunakan Sumpit Beracun
Pasukan Tontaipur memiliki kemampuan mengoperasikan senjata baik senapan serbu, pistol, sangkur, sniper dari negara-negara produksi alutsista kelas wahid. Prajurit Tontaipur juga dibekali teknik menjinakan bahan peledak. Termasuk memiliki unit K-9 (anjing pelacak).Berbeda dengan satuan lainnya, prajurit Tontaipur memiliki keahlian khusus dalam menggunakan senjata tradisional masyarakat Dayak yakni, sumpit dengan jarum mematikan. Jarum sumpit memiliki racun yang didapat dari getah pepohonan khusus maupun dari bisa ular. Teknik ini masih masuk dalam kurikulum pelatihan Taipur hingga kini.
Kegunaan sumpit sangat menunjang dalam operasi senyap jarak dekat. Kelebihan dari senjata tradisional ini adalah jarum yang dikeluarkan dari sumpit bisa menembus sasaran dalam jarak 20-50 meter. Meski jarang digunakan, teknik sumpit tetap dijadikan senjata khusus untuk Kompi Taipur.
Panjang sumpit mencapai 1,9 -2,1 meter dan memiliki tiga bagian utama yakni sumpit yang berbentuk pipa, anak sumpit dan mata tombak di ujung depan. Sedangkan panjang jarum mencapai 15 centimeter atau setelapak tangan orang dewasa. Ciri khas lainnya dari pasukan Tontaipur adalah seragam serba hitam.
4. Operasi Pembebasan Sandera di Papua
Sejak dibentuk, pasukan Tontaipur telah diterjunkan di berbagai medan operasi baik di dalam maupun di luar negeri. Operasi pertamanya adalah di Aceh pada 2001, kemudian Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Pasukan ini juga terlibat dalam operasi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh Perompak Somalia pada 2011.Terbaru, pada 2017 pasukan ini Tontaipur yang tergabung dalam Satgas Pembebasan Sandera berhasil membebaskan 347 warga yang sandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berkat keberhasilannya dalam tugas operasi, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan mereka penghargaan berupa prioritas khusus sekolah dan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB).
(cip)
tulis komentar anda