Jika Demokrat Gabung PDIP, Pengamat: Sandiaga Tetap Berpotensi Jadi Cawapres Ganjar

Minggu, 10 September 2023 - 12:26 WIB
Jika Partai Demokrat bergabung dengan koalisi pengusung Ganjar Pranowo sebagai capres, tak akan menggeser cawapres potensial, Sandiaga Uno, Minggu (10/9/2023). Foto/Bachtiar Rojab
JAKARTA - Jika Partai Demokrat bergabung dengan koalisi pengusung Ganjar Pranowo sebagai capres, tidak akan menggeser cawapres potensial, Sandiaga Uno, yang notabene kini menjadi kader PPP. Hal ini dikatakan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya.

Seperti diketahui, Demokrat telah menyatakan diri mundur dari Koalisi Perubahan, setelah Anies Baswedan menunjuk Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bacawapres pasangannya.

Yunarto memandang, potensi Demokrat untuk bergabung dalam koalisi pengusung eks Gubernur Jawa Tengah sebagai capres cukup tinggi karena intensitas pertemuan politik antara Puan Maharani dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Kendati demikian, dia melihat bergabungnya Demokrat ke dalam koalisi PDIP tersebut bukan bertujuan sebagai bacawapres dari Ganjar, namun lebih kepada kesamaan visi dalam politik elektoral pada Pilpres 2024.

"Saya pikir kecenderungan bergabungnya Demokrat ke dalam koalisi pengusung Ganjar itu dalam posisi realistis, yakni bagaimana ikut dalam barisan yang memiliki peluang menang dan kemudian tidak tersakiti dalam kesepakatan itu, seperti hubungan antara Demokrat dengan Nasdem," kata Yunarto kepada MPI, Minggu (10/9/2023).





Yunarto memandang, posisi bacawapres dalam koalisi PDIP, PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura ini masih dipegang oleh Sandiaga. Menurutnya, selain berdasarkan hasil survei elektabilitas yang menunjukkan Sandiaga masih di atas AHY, PPP juga masih berharap agar Ketua Bappilu-nya tersebut dipasangkan dengan Ganjar.

"Saya pikir jika Demokrat bergabung dengan koalisi PDIP itu tidak akan mengganggu posisi PPP. Apalagi masih berharap bahwa Mas Sandi dapat dipasangkan dengan Ganjar sebagai cawapres" ujarnya.

"Saya juga melihat Mas Sandi itu sosok yang berpikir realistis, bahwa dari hasil survei, dia memang lebih tepat untuk berposisi sebagai orang nomor dua. Bukan sebagai nomor satu (capres), karena itu terlalu jauh," tambahnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More