Jokowi: Perlu Kolaborasi dan Peningkatan Profesionalitas Aparat Tangani Kejahatan Transnasional
Senin, 21 Agustus 2023 - 10:55 WIB
LABUAN BAJO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa kejahatan lintas negara atau Transnational Crime semakin masif lantaran memanfaatkan kemajuan teknologi.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka kegiatan ASEAN Ministerial Meeting On Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8/2023).
"Dan dengan kemajuan teknologi saat ini kejahatan lintas negara berkembang semakin masif dengan cara-cara yang semakin kompleks," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, dengan adanya hal tersebut, penanganan dari segi penegakan hukum juga harus lebih berkembang dari pada pelaku kejahatan itu sendiri.
"Sehingga penanganannya juga harus semakin adaptif. Terutama terkait tindak pidana terorisme, tindak pidana perdagangan manusia dan perdagangan gelap narkotika," tutur Jokowi.
Oleh sebab itu, kata Jokowi, dalam pertemuan AMMTC ini diharapkan dapat melahirkan komitmen bersama untuk berkolaborasi mulai dari pertukaran informasi hingga meningkatkan kapasitas serta profesional aparat penegak hukumnya.
"Kita perlu membangun kolaborasi berkelanjutan melakukan pertukaran informasi, memanfaatkan teknologi serta meningkatkan kapasitas dan profesionalitas aparat," ucap Jokowi.
Diketahui, AMMTC akan mempertemukan 10 negara ASEAN, 3 negara dialog, serta satu negara peninjau. Dalam pertemuannya, negara-negara tersebut akan membahas soal kejahatan transnasional atau lintas negara di negara masing-masing anggota.
Adapun 10 negara ASEAN yang mengikuti AAMTC itu adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan tiga negara mitra dialog yakni China, Jepang, Korea Selatan, dan Timor Leste sebagai observer.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat membuka kegiatan ASEAN Ministerial Meeting On Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8/2023).
"Dan dengan kemajuan teknologi saat ini kejahatan lintas negara berkembang semakin masif dengan cara-cara yang semakin kompleks," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, dengan adanya hal tersebut, penanganan dari segi penegakan hukum juga harus lebih berkembang dari pada pelaku kejahatan itu sendiri.
"Sehingga penanganannya juga harus semakin adaptif. Terutama terkait tindak pidana terorisme, tindak pidana perdagangan manusia dan perdagangan gelap narkotika," tutur Jokowi.
Oleh sebab itu, kata Jokowi, dalam pertemuan AMMTC ini diharapkan dapat melahirkan komitmen bersama untuk berkolaborasi mulai dari pertukaran informasi hingga meningkatkan kapasitas serta profesional aparat penegak hukumnya.
"Kita perlu membangun kolaborasi berkelanjutan melakukan pertukaran informasi, memanfaatkan teknologi serta meningkatkan kapasitas dan profesionalitas aparat," ucap Jokowi.
Diketahui, AMMTC akan mempertemukan 10 negara ASEAN, 3 negara dialog, serta satu negara peninjau. Dalam pertemuannya, negara-negara tersebut akan membahas soal kejahatan transnasional atau lintas negara di negara masing-masing anggota.
Baca Juga
Adapun 10 negara ASEAN yang mengikuti AAMTC itu adalah Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Sedangkan tiga negara mitra dialog yakni China, Jepang, Korea Selatan, dan Timor Leste sebagai observer.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda