Bicara Geopolitik Soekarno di Kampus UIR, Hasto Dorong Penguasaan Selat Malaka
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 14:27 WIB
PEKANBARU - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengajak akademisi dan mahasiswa di Provinsi Riau untuk memikirkan apa yang harus dilakukan demi Indonesia bisa menjaga kepentingan nasional di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan dunia.
Hal itu disampaikan Hasto di hadapan sivitas akademika Universitas Islam Riau (UIR) dan tokoh masyarakat Riau dalam kuliah umum bertema geopolitik Soekarno di Kampus UIR, Pekanbaru, Jumat (18/8/2023).
Hasto menjelaskan teori geopolitik Soekarno, dimana dua indikator paling penting kepentingan nasional adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, serta politik dan diplomasi.
“Artinya apa? Artinya kita hanya bisa menjadi bangsa yang maju kalau kita mengembangkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi, sebagai jalan berdikari. Tanpa itu jangan pernah berangan-angan kita akan menjadi negara besar,” ujar Hasto.
“Untuk itu kampus memiliki peran yang sentral dalam mengembangkan teknologi sebagai variabel yang paling signifikan, paling berpengaruh dalam memperjuangkan kepentingan nasional kita,” sambungnya.
Sementara politik dan diplomasi adalah bagaimana kepentingan nasional Indonesia diperjuangkan melalui penciptaan hukum-hukum internasional. Maka itu, mahasiswa saat ini harus outward looking, dimana pergerakannya tidak hanya di dalam kampus. Mahasiswa dituntut berpikir untuk Indonesia dan dunia.
Bagaimana implementasinya? Pada titik itu, Hasto mengajak akademisi dan mahasiswa untuk merancang institusi pendidikan sebagai city of intellect. Bahwa pengembangan sebuah wilayah, harus ditopang secara intelektual oleh kampus-kampus di wilayah itu.
Di Riau, jelas Hasto, mahasiswa dan kampus harus berpikir membangun wilayahnya dengan arah menguasai Selat Malaka.
Hal itu disampaikan Hasto di hadapan sivitas akademika Universitas Islam Riau (UIR) dan tokoh masyarakat Riau dalam kuliah umum bertema geopolitik Soekarno di Kampus UIR, Pekanbaru, Jumat (18/8/2023).
Hasto menjelaskan teori geopolitik Soekarno, dimana dua indikator paling penting kepentingan nasional adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, serta politik dan diplomasi.
“Artinya apa? Artinya kita hanya bisa menjadi bangsa yang maju kalau kita mengembangkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi, sebagai jalan berdikari. Tanpa itu jangan pernah berangan-angan kita akan menjadi negara besar,” ujar Hasto.
“Untuk itu kampus memiliki peran yang sentral dalam mengembangkan teknologi sebagai variabel yang paling signifikan, paling berpengaruh dalam memperjuangkan kepentingan nasional kita,” sambungnya.
Sementara politik dan diplomasi adalah bagaimana kepentingan nasional Indonesia diperjuangkan melalui penciptaan hukum-hukum internasional. Maka itu, mahasiswa saat ini harus outward looking, dimana pergerakannya tidak hanya di dalam kampus. Mahasiswa dituntut berpikir untuk Indonesia dan dunia.
Bagaimana implementasinya? Pada titik itu, Hasto mengajak akademisi dan mahasiswa untuk merancang institusi pendidikan sebagai city of intellect. Bahwa pengembangan sebuah wilayah, harus ditopang secara intelektual oleh kampus-kampus di wilayah itu.
Di Riau, jelas Hasto, mahasiswa dan kampus harus berpikir membangun wilayahnya dengan arah menguasai Selat Malaka.
Lihat Juga :
tulis komentar anda