Guru Besar UGM Pastikan Laser Thermo Gun Tak Berbahaya bagi Otak
Senin, 27 Juli 2020 - 21:40 WIB
JAKARTA - Pengukuran suhu tubuh merupakan bagian dari penerapan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 . Salah satu peralatan ukurnya, yakni thermometer gun atau sering disebut thermo gun . Namun belakangan muncul informasi yang menyebut jika penggunaan thermogun itu berbahaya bagi otak, terutama saat laser ditembakan ke arah dahi berkali-kali.
Mengenai informasi tersebut, Guru Besar Teknik Fisika UGM, Prof Sunarno menjelaskan, thermo gun untuk mengukur suhu manusia bekerja dengan menerima pancaran inframerah (far infrared) dari tubuh. Energi yang ditangkap oleh sensor diubah menjadi energi listrik yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk angka digital dalam derajat Celcius.
Sementara laser yang digunakan berenergi rendah, sehingga tidak cukup energi untuk merusak otak karena berada pada frekuensi nonpengion. Jadi thermo gun tidak memancarkan inframerah, tetapi malah menerima radiasi inframerah dari tubuh manusia. ( )
"Fungsi laser pada thermo gun hanya membantu dalam menentukan titik pusat pengukuran pada objek, tidak berkaitan dengan fungsi pengukuran suhu," katanya, Senin (27/7/2020).
Laser sebagai pointer, kerjanya sama seperti pada presentasi untuk ketepatan pada objek. Untuk mengukur suhu manusia dilakukan pada jarak dekat, sehingga tidak perlu pakai laser dan dinonaktifkan.
Berbeda pada industri, penggunaan laser sangat diperlukan untuk membantu ketepatan arah pada objek yang posisinya jauh. Misalnya pada logam panas, kabel yang mengalami korsleting dan lainnya. "Jadi laser pada thermo gun tidak membahayakan otak," katanya.
Hal yang sama diungkapkan Guru Besar Neurologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof Samekto Wibowo. Ia mengatakan, informasi thermo gun membahayakan otak tidak benar. Sebab alat ini untuk mengukur suhu tubuh manusia mengunakan inframerah, bukan laser, seperti yang viral diperbincangkan.( )
Selain itu, thermo gun juga telah melalui uji klinis untuk memastikan keamanannya sebelum digunakan. "Thermo gun sudah lama digunakan di bidang medis dan sejauh ini tidak ada komplain. Termasuk belum ada laporan adanya gangguan pada otak atau bagian tubuh lain," katanya.
Mengenai informasi tersebut, Guru Besar Teknik Fisika UGM, Prof Sunarno menjelaskan, thermo gun untuk mengukur suhu manusia bekerja dengan menerima pancaran inframerah (far infrared) dari tubuh. Energi yang ditangkap oleh sensor diubah menjadi energi listrik yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk angka digital dalam derajat Celcius.
Sementara laser yang digunakan berenergi rendah, sehingga tidak cukup energi untuk merusak otak karena berada pada frekuensi nonpengion. Jadi thermo gun tidak memancarkan inframerah, tetapi malah menerima radiasi inframerah dari tubuh manusia. ( )
"Fungsi laser pada thermo gun hanya membantu dalam menentukan titik pusat pengukuran pada objek, tidak berkaitan dengan fungsi pengukuran suhu," katanya, Senin (27/7/2020).
Laser sebagai pointer, kerjanya sama seperti pada presentasi untuk ketepatan pada objek. Untuk mengukur suhu manusia dilakukan pada jarak dekat, sehingga tidak perlu pakai laser dan dinonaktifkan.
Berbeda pada industri, penggunaan laser sangat diperlukan untuk membantu ketepatan arah pada objek yang posisinya jauh. Misalnya pada logam panas, kabel yang mengalami korsleting dan lainnya. "Jadi laser pada thermo gun tidak membahayakan otak," katanya.
Hal yang sama diungkapkan Guru Besar Neurologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof Samekto Wibowo. Ia mengatakan, informasi thermo gun membahayakan otak tidak benar. Sebab alat ini untuk mengukur suhu tubuh manusia mengunakan inframerah, bukan laser, seperti yang viral diperbincangkan.( )
Selain itu, thermo gun juga telah melalui uji klinis untuk memastikan keamanannya sebelum digunakan. "Thermo gun sudah lama digunakan di bidang medis dan sejauh ini tidak ada komplain. Termasuk belum ada laporan adanya gangguan pada otak atau bagian tubuh lain," katanya.
(abd)
tulis komentar anda