Capres-Cawapres Paket Nasionalis-Religius

Minggu, 18 Juni 2023 - 12:55 WIB
Dr. Drs. Syaifuddin M.Si., CICS., Direktur Eksekutif Center for Professional & Development Communication Studies Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. Foto/Istimewa
Dr. Drs. Syaifuddin M.Si., CICS.

Direktur Eksekutif Center for Professional & Development Communication Studies Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana

Pada 13 Juni 2023 saya membaca berita di sebuah media berjudul "PPP Respons Isu TGB Cawapres Ganjar, Sindir Perindo Tak Ada Kursi DPR". Isi berita tentang respons Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) tentang Perindo mengusulkan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi sebagai Cawapres Ganjar Pranowo ke PDIP .

Pada 14 Juni 2023 di media yang sama ada berita berjudul "Adu kuat TGB Vs Sandiaga untuk jadi Cawapres Ganjar Pranowo". Dalam berita ini terdapat beberapa komentar dari pengamat poltik.

Beberapa poin yang menarik diulas dari isi berita, pertama, soal elektabilitas TGB yang dinyatakan rendah dibanding elektabilitas Sandiaga Uno, sehingga TGB dinilai tidak layak menjadi cawapres bagi Ganjar Pranomo dalam Pilpres 2024. Di poin ini perlu dipahami bahwa elektabilitas seorang calon adalah hasil survei politik. Karena itu, faktor elektabilitas tidak mutlak menjamin kemenangan seorang dalam kontestasi politik, misalnya Pilpres.





Perlu juga dipahami bahwa proses dari beberapa survei politik yang dilakukan di Indonesia mengandung beberapa kelemahan metodologis mulai dari aspek proses penerapan metode survey bisa tendensius, terlampau subjektif dan disederhanakan, dan jika surveyornya tidak berintegritas kemungkinan hasil akhir bisa direkayasa. Teknik sampling yang dipakai umumnya multistage random sampling. Teknik sampling ini adalah cara pengambilan sampel dengan menggunakan kombinasi dari 2 (dua) atau lebih teknik pengambilan sampel yang berbeda.

Teknik ini merupakan perluasan dari sampel ganda, sampel yang dilakukan lebih dari dua kali lipat. Dalam proses survei bisa terjadi manipulasi teknik dibuat menjadi satu teknik sampling dan dipakai dalam satu tahap supaya proses surveinya cepat selesai, misalnya dipakai hanya teknik cluster sampling saja, lalu tidak dilakukan tahap berikut misalnya stratified sampling terhadap cluster sampling tadi. Manipulasi teknik sampling seperti dimaksud, apalagi pada area yang luas (satu negara) tanpa mengombinasikan beberapa metode random sampling tersebut secara bertahap mutlak berakibat pada hasil survei yang diperoleh tidak qualified.

Dalam metode survei politik seperti ini tingkat probabilitas pilihan di hati calon pemilih umumnya tidak diukur sementara faktor itu bersifat sangat dinamis. Selain itu, banyak variabel intervening yang muncul mempengaruhi pilihan calon pemilih (voter) yang tidak diperhitungkan oleh surveyor, faktor kredibilitas rendah dari surveyor karena tingkat pendidikannya rendah, skill penelitian ilmiahnya rendah, tingkat penguasaan metodologi riset rendah, dan tingkat independensi politik surveyor juga rendah, sehingga hasil survei tidak bermanfaat. Karena itu, elektabilitas yang dihasilkan oleh survey politik tidak mutlak bisa menjamin kebenaran.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More